“Apa? Saya … harus bekerja di apartemen Tuan Muda Ben?” tanya Evalinda ketika mendengar Erra berbicara dengan tatapan khasnya.
“Benar.”
“Siapa yang memintanya?”
“Tuan Muda Ben sendiri,” jawab Erra. “Karena maid yang lama sudah ia pecat.”
“Tapi—”
“Evalinda, jika kamu mau bekerja dan Tuan Muda Ben menyukaimu, kamu harus melakukan hal itu, ikuti perintah dan bekerja lah. Dia tidak meminta hal lain selain kamu bekerja menjadi pelayannya di apartemennya. Jadi, saya harap kamu mau melakukannya.”
“Miss, saya—”
“Saya tidak mau mendengar alasan. Jika kamu tidak mau kamu bisa meninggalkan tempat ini.”
Evalinda menghela napas panjang, ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan. Pergi dari sini? Apa yang akan ia katakan kepada keluarganya? Ia kembali menjadi pengangguran? Lagi-lagi menjadi beban
