DRAMA BADAI FEAT KAYSHILLA

1038 Words
Badai melihat Petrus dan Kayshilla diskusi dengan serius memegang pensil untuk menulis titik temu pembicaraan. “Honey belum selesai sama Petrusnya?” kata Badai dengan lembut. Dia memberi kode pada Kayshilla dengan kedipan mata. Kayshilla yang mendapat panggilan honey tentu saja kaget. “Honey kenalin ini adiknya Vita pasienmu itu, mereka mirip ya? Tapi beda jauh sih karakternya,” Badai sadar Santi masih saja menempel pada dirinya padahal sudah dia usir dan Santi tahu kalau Badai tadi sudah memberi ultimatum mamanya. Tidak enak diperlakukan seperti itu Kayshilla berdiri menghormati dua orang yang menghampiri dirinya. “Kak Vita baru meninggal dua minggu dan kamu sudah bersayang-sayang dengan orang lain?” ejek Santi. “Apa salah? Apa harus menunggu masa iddah dulu sedang sejak dua tahun lalu aku tak pernah cinta pada Pavita sama sekali?” “Kamu tadi bilang Pavita baru meninggal dua minggu, apa kamu enggak ingat tadi di ruanganku kamu bilang mau menikah dengan aku demi anaknya Pavita?” “Yang enggak waras kamu atau aku? Walau alasanmu demi anak Pavita, tapi sejak kami menikah berapa kali kamu menggoda aku di belakang Pavita dengan sengaja meniru semua kebiasaan Pavita dan sengaja memakai baju Pavita di kamar tidur kami?” teriak Badai mempermalukan Santi. Konsumen di situ jadi melihat mengapa pemilik developer malah ngomel-ngomel pagi-pagi. “Wah aku rasanya kejepit di tengah-tengahnya kalau seperti ini. Mantan kakak ipar yang ditaksir sama adiknya.” “Wow!” kata Kayshilla. Sifat usilnya mulai ingin menyeruak mencari pelepasan. “Menggoda kakak ipar di belakang kakak kandung dengan sengaja meniru semua kebiasaan kakak kandung dan sengaja memakai baju kakaknya di kamar tidur sang kakak?” “Bukan main, jiwa pelakor tak memandang darah ya? Milik kakak kandung saja tetap mau digoda,” ejek Kayshilla. “Aku rasa sejak kamu menikah sama Pavita adik iparmu ini juga terobsesi denganmu, cuma ya kamu masih bisa jaga diri ya,” kata Kayshilla dengan entengnya pada Badai. “Sepertinya begitu, dia dengan entengnya ngomong Pavita baru meninggal dua minggu dan aku sudah punya kekasih, sedangkan dia sendiri tadi di dalam bilang ingin aku segera menikahinya agar anak Pavita punya keluarga lengkap seakan dia bisa menjadi ibu yang baik untuk bayi itu.” “Lebih kotor mana coba? Kakak kandungnya belum 40 hari dia sudah minta aku menikahinya. Waras nggak dia?” tentu saja orang-orang yang di situ langsung mencibir pada Santi. Kalau yang tidak tahu mungkin akan melihat bahwa Santi adalah Vita, sangat mirip. Bahkan kalau Vita tidak meluruskan rambutnya mereka sangat mirip. Karena rambut Vita berombak sedang rambut Santi juga lurus. Itu sebabnya Vita suka meluruskan rambutnya agar mereka persis seperti anak kembar. “Petrus masih lama nggak?” “Tergantung bu Kayshilla saja Pak.” “Kita jalan yuk, nanti ditunggu Kemala,” ucap Badai pada Kayshilla. “Kayaknya hari ini dia libur deh. Sama dengan aku. tapi nggak tahu kalau dia ada panggilan partus ( melahirkan ) mendadak,” kata Kayshilla karena memang Kemala libur barengan dia. “Kemarin Kemala katanya mau ke salon buat SPA, kemarin ngajak aku, tapi aku sudah janjian dengan Pak Petrus.” “Kalian ini memang curang ya, kalau dinas selalu maunya barengan.” “Namanya bestie begitulah kami itu. Sejak semester satu kedokteran menjadi dekat. Kami berkenalan karena sama-sama dihukum Senior saat penerimaan mahasiswa baru dan sudah terus begitu saja. Aku suka sama ceplas-ceplosnya dia, dan dia suka sama tukang makannya aku. kami sama-sama tukang makan nggak perlu jaim, nggak perlu ribet sama diet, membuat kami cocok. Makan apa saja ayo,” kata Kayshilla. “Ya sudah sekarang kita mau ke mana?” tanya Badai, Kayshila tentu saja bingung diajak keluar beneran, dia kira hanya sandiwara di kantor saja. “Aku tadi nggak tahu kamu datang ke kantor saat hari Minggu seperti ini, jadi aku bawa mobil. Masa kita pergi dua mobil? Enggak mungkin kan?” ucap Kayshilla menghindar. “Enggak apa-apa. Mobilku ditinggal di sini saja. Kebetulan aku hari ini bawa mobil perang, jadi nggak mungkin juga bawa kamu pakai mobil perang.” “Itu di sebelah mobilmu, lihat saja,” jawab Badai. Badai menggunakan jeep terbuka dengan aksesoris yang sangat hebat. Parkir persis di sebelah mobil sport milik Kayshilla. “Tapi kapan-kapan aku lebih senang naik mobilmu deh kayaknya. Cuma ya jangan hari ini. Hari ini aku pakai rok seperti ini nggak bagus kalau naik mobil perangmu itu. Kalau pas aku pakai jeans atau siap buat ke lapangan kayaknya memang lebih enak pakai mobilmu.” “Aku dulu sering begitu waktu KKN. Kebetulan anak pak lurah mobilnya seperti itu, ya tapi enggak dimodif seperti punyamu lah. Tapi enak banget buat keliling desa. Siap tempur di lokasi tak nyaman.” “Aku juga lebih suka yang begitu kok. Enggak suka yang manja-manja, manis-manis, lebih keren mobilnya. Seperti memilih cewek juga begitu, harus yang tegas, kuat dan mandiri, bukan yang kolokan atau manja. Pengen aku tendang kalau perempuan-perempuannya cuma bisa nadah dan membebani lelaki dengan semua tuntuntan kebutuhannya yang tak pernah ada puasnya,” kata Badai. Entah mengapa Santi tak juga bergeser dari sana. Membuat Kayshilla harus mau pergi dengan Badai. ≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈ Febri dan Ahilya juga tidak tahu bahwa Rangga itu anaknya Febri, karena mereka nggak tahu kalau Keenan mandul. Pokoknya setelah Ahilya hamil Keenan nggak pernah mendatangi Ahilya, ya itu membuat mereka semakin bebas dan semakin suka saja. Kapan pun mereka melakukan di rumah itu seperti Tuan dan Nyonya bahkan Febri lebih banyak tidur di kamar Ahilya daripada tidur di kamar belakang tempat sopir berada. Karena mereka memang hanya berdua, tanpa pembantu apalagi satpam. “Bagaimana Dokter?” kata Febri ketika dia tiba di rumah sakit. “Rupanya dulu dia lahir memang paru-parunya belum siap dan ada klep jantung yang bermasalah, sudah saya crooss check ke rumah sakit tempat dia lahir,” tentu saja Febri dan Ahilya hanya berpandangan. Mereka tak punya biaya untuk bayi itu. Gaji Febri selama dua tahun saat tinggal di rumah Ahilya memang nggak dipakai sama sekali. Semua kebutuhan kan ditanggung oleh Keenan, makan tidur semuanya di situ. Hanya itu yang mereka miliki. Dan itu kemarin sudah dipakai untuk sewa rumah yang mereka tinggali sekarang. Karena mereka kan nggak mungkin tinggal di rumah Keenan. Dan sepertinya rumah itu juga sudah akan ditarik oleh Keenan. Mereka juga nggak bawa mobil yang diberikan Keenan.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD