WAJAH DUKA DOKTER KAYSHILLA

1076 Words
“Kami belum bisa tahu siapa yang bisa dihubungi Dokter. Karena ponselnya kan hilang. Nanti saya menyuruh anak buah saya mencari alamat tersebut dan bertanya siapa yang bisa dihubungi. Siapa yang bisa dipanggil ke sini.” “Kalau untuk mencari dulu baru dilakukan tindakan, nanti kasihan baby-nya nggak selamat. Bismillah saja saya akan bertanggung jawab,” ucap lelaki itu. ‘Ya Allah, Bapak ini baik banget,’ kata Kayshilla dalam hatinya. Kayshilla tersemnyum pada sejawatnya, Kemala yang baru saja masuk ke ruangan tersebut. “Siap ya?” tanya Kayshilla. “Selalu siaplah bersamamu,” jawab Kemala dengan senyum manis. “Kemala kan? Kemala-nya Badai kan?” tanya lelaki tersebut pada Kemala. “Eh kak Hasan. Apa khabar Kak?” kata Kemala. Dia ingat mereka bertiga adalah sahabat Badai, termasuk Gerhana mantan tunangannya. “Baik, sangat baik,” jawab Hasan. Dia malah lupa Kemala bekerja di rumah sakit ini. “Kakak nganterin siapa? Istrinya mau melahirkan? Kok bertemunya sama dokter Kayshilla?” “Aaaaaaamiiiiiiiiin kalau bisa segera punya istri dan akan melahirkan,” balas hasan dengan tersenyum. “Ini nggak tahu siapa, Kakak cuma menolong orang di pinggir jalan dan katanya mau dioperasi. Jadi kakak harus tanda tangan surat izin operasi. Nanti juga kalau ada kendala keuangan biar aku yang tanggung saja. Enggak apa-apa. Cuma ya tadi aku masukin kelas 3 sih. Karena kan juga nggak kenal, enggak apa-apa lah mau dimasukin kelas berapa saja nggak apa-apa. Yang penting dia ditangani dulu,” kata Hasan. “Iya Kak enggak apa-apa. Kakak sudah menolong saja sangat baik, nggak kenal sudah mau bawa ke sini saja hebat. Terlebih mau biayain.” “Kalau uang kan bukan punya aku. Itu hanya titipan. Jadi ya enggak apa-apalah. Cuma ini tadi mama sama papa lagi mau nengok Uwak di rumah sakit ini. Jadi kebetulan saja. Kalau nggak juga masih sibuk di kantor.” “Oke kami masuk dulu Pak, siapa tadi namanya?” kata Kayla. “Kenalin Kay, dia Hasan sahabatnya Abang Badai juga,” Kemala memperkenalkan Hasan pada Kayshilla sebagai sahabatnya Badai, bukan sahabat Gerhana. “Oh sahabatnya Badai? Berarti sahabat mantanmu yang b******k itu juga kan?” ucap Kayshilla sinis. “Nggak usah sebut dia, terlebih kita mau operasi. Jangan sampai kita mual ingat kelakuan brengseknya Gerhana itu,” kata Kemala yang jadi ikut sinis mendengar nama mantannya. Hasan yang mendengar itu sangat terluka. Memang temannya b******k jadi nggak salah kalau Kemala mengatakan seperti itu di depan sesama dokter. ‘Siapa ya dokter Kayshilla? Dia cantik, hanya sepertinya punya wajah duka juga tuh, sama dengan Kemala.’ ≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈ “Bapak, Ibu, ini nomor telepon saya, kalau sewaktu-waktu mau dihubungi silakan. Saya sudah menyuruh anak buah saya untuk mencari alamat Ibu ini dan nomor telepon saya juga sudah saya berikan ke dokter dan bagian administrasi rumah sakit. Jadi kalau Bapak Ibu mau meninggalkan rumah sakit enggak apa-apa. Semuanya sudah saya bayar, bahkan biaya operasi pun sudah lunas. Kalau nanti keluarganya tidak mau menanggung biar saya yang menanggung. Bapak dan Ibu tenang saja. Tapi tolong berikan saya alamat, biar saya bisa memberikan ucapan terima kasih kalau Ibu yang pasien tadi bertanya siapa yang menolong dia. Karena yang menolong kan bukan saya tapi Bapak dan Ibu,” kata Hasan dengan sopan. Dia memang selalu seperti itu. “Dan dompet serta KTP korban serahkan saja ke suster di ruangan, agar kita tak terbebani dengan harus mengantarkan lagi.” Tadi hasan sudah mengembalikan KTP saat habis mendaftar. Suami istri itu pun memberikan alamat juga nomor teleponnya pada Hasan. Mereka juga berharap agar korban tabrak lari tadi bisa selamat. Mereka membayangkan bagaimana bila yang menjadi korban adalah anak mereka? Tentu sangat sedih. ≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈ “Aku lagi di rumah sakit nih, baru selesai jenguk Uwak, aku sama mama papa. Si Uwak kritis sih. Makanya Mama dan Papa minta aku cepat datang, takut nggak sempat nemuin saja. Ya biasalah diantara kami minta maaf agar kalau Uwak mau berangkat kami sudah tenang,” jelas Hasan pada dua sohibnya di group mereka. “Aku ketemu Kemala,” lapor Hasan lagi. Dia langsung cerita kronologis mengapa bisa ketemu Kemala. Sebab dia menolong seseorang dan juga ada dokter cantik bernama dokter Kayshilla. Tentu saja Badai yang mendengar itu langsung melompat detak jantungnya. Takut-takut kalau Hasan menyukai Kayla juga. “Kayshilla itu sahabatnya Kemala. Mereka sejak semester satu memang bersama dan dia juga habis terluka,” kata Badai merespon ucapan Hasan soal Kayshilla. “Kok kamu tahu semuanya?” tembak Hasan. “Tahulah, sangat tahu. Dokter Kayshilla itu yang menolong Pavita melahirkan. Sejak datang konsultasi pertama Pavita sudah diberitahu tidak boleh meneruskan kehamilannya, karena kandungannya bermasalah.” “Dan yang aku ceritakan kemarin, aku ditolong oleh dokter Kayshilla untuk menjauhi Santi. Jadi di luaran semua orang tahu dia itu kekasih aku,” ucap Badai. “Tapi bukan kan? Jadi aku boleh dong ngedeketin Kayshilla?” kata Hasan. “Siapa pun boleh kan? Nggak ada larangan sampai ijab kabul. Kalau belum ijab dia belum milik siapa pun.” “Walaupun sudah ada janur melengkung. Salah kalau bilang sebelum janur melengkung, karena walau janur sudah melengkung pun masih bisa ditabrak, asal belum ijab.” “Jadi silakan saja. Walau aku suka dia sekali pun, kalau dia bukan jodoh aku enggak bisa kan aku tentang?” “Jadi silakan saja kalau memang kamu mau mendekati. Monggo!” “Aku pun akan mendekati,” kata Badai dengan sangat santai. Tidak mungkin kan berantem hanya gara-gara seorang perempuan yang baru mereka kenal, sedang persahabatan mereka sudah terlalu lama. “Bagaimana kalau aku mendekati Kemala? Apa responmu Gerhana?” Hasan langsung bertanya, sebab sejak hasan mengatakan bertemu Kemala, Gerhana hanya diam menyimak saja. “Aku jujur susah menjawabnya,” kata Gerhana. Kalau nanti kita ketemu, kamu jadian dengan dia, apa kita akan jadi nggak enak? Karena dia adalah mantan aku?” timpal Gerhana bingung bila mantannya jadi pasangan sahabat terdekatnya. “Kalau dia mantan istrimu sekali pun, kalau dia sudah jadian sama aku ya enggak apa-apa kan? Lebih-lebih kamu belum pernah menikahinya,” Hasan memberi statement. “Apa kamu juga sudah sekotor itu, sudah melakukan sesuatu pada Kemala?” “Walau misalnya sudah pernah, aku nggak problem. Yang penting kalian melakukannya suka sama suka, bukan kamu memperkosa Kemala,” kata Hasan dengan santainya. “Tidak. Kemala itu gadis baik. Dia tidak seperti itu. Aku juga tidak mau merusak orang yang aku cintai. Aku merusak Witri karena dia mau. Kan dia yang mulai mancing kok.” “Buktinya dia waktu aku mulai memeluknya dia malah membalas meresponnya, bukan menepis dan menolak.”
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD