Kayshilla langsung pergi meninggalkan pasangan tersebut untuk menuju ke kasir bagian p3mb4yaran dan mengisi semua data agar dibuatkan surat tanahnya.
Kayshilla juga belum menentukan jenis bangunannya nanti, dia akan konsultasi dengan insinyur bangunan seperti apa yang dia inginkan walau rumah lamanya bersama Keenan belum dijual, karena dia belum pernah bertemu satu kali pun sejak anaknya Keenan lahir. Dia bisa beli tanah dan membangun rumah lebih dulu, tidak menunggu hasil penjualan rumah bersama Keenan.
Kayshilla langsung keluar dari kantor developer begitu dia telah selesai melakukan p3mb4yaran juga memesan pagar untuk belakang dan depan dengan bentuk seperti apa, karena pagar belakang tetap akan dia buat keliling dan tinggi serta ada pintu gerbang luasnya, jadi kemungkinan dia bisa lewat jalan belakang. Rumahnya nanti akan tampak dua muka.
Kayshilla tidak pamit lagi pada Pavita, apalagi pada Badai karena dia juga tak ada hubungan apa pun dengan Badai. Lelaki yang dia pikir sepertinya dingin tapi terlihat bagaimana Pavita sangat memujanya.
Kayshilla ingat Pavita itu tidak boleh hamil. Sebenarnya kehamilannya itu sangat beresiko tinggi, sebab bisa saja kanker rahimnya pecah dan membawa kematian bagi semuanya. Dia dan bayinya.
Sejak awal ketika mulai terlambat hamil, Kayshilla sudah memberitahu agar digugurkan sebab itu berbahaya buat kesehatan Pavita dan dia minta seharusnya Pavita dioperasi dulu, tapi Pavita bilang itu adalah bukti cinta dia untuk suaminya yaitu Badai, sehingga dia ingin mempersembahkan bayi tersebut untuk Badai. Walaupun dia tidak selamat. Benar-benar cinta yang sangat dalam dari seorang perempuan.
≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈
‘Ada apa dengan jantungku? Kenapa seperti ini? Aku belum pernah merasakan seperti ini. Apa ini yang disebut fall in love at first sight?’ batin Badai. Badai langsung menundukkan wajahnya. Dia tak mau melihat sosok yang barusan membuat jantungnya jadi kalang kabut tak beraturan.
‘Aku tak boleh berharap. Pasti dia istri orang. Aku tak boleh mengganggu rumah tangga siapa pun, karena walaupun aku tidak mencintai Vita sama sekali. Walau aku tidak ingin punya istri seperti Vita, aku tidak mau rumah tanggaku dihancurkan orang.’
‘Biarin saja jalan seperti ini, yang penting tidak ada pengganggu dan aku tidak mau diganggu apalagi mengganggu.’
≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈
“Kamu apa kabar?” tanya Keenan. Akhirnya hari ini dia berhasil bertemu dengan Kayshilla mantan istrinya.
“Tidak usah basa-basi. kita sudah bukan suami istri sejak tiga minggu lalu. Katakan apa yang akan kamu katakan, karena waktu saya sangat berharga. Saya masih banyak pasien yang harus saya urus,” kata Kayshilla pada Keenan.
“Kamu nggak mau dengar penjelasanku dulu? Tiba-tiba kamu pergi dan tiba-tiba kamu mengirim akta cerai,” ucap Keenan.
“Apa yang harus aku dengarkan dari seorang lelaki yang dengan cemas mengatakan bagaimana kondisi istri dan anak saya Dokter? Perlu penjelasan apalagi kalau kamu bertanya itu padaku dengan wajah cemas, mengkhawatirkan istri tercintamu, mengkhawatirkan anakmu!”
“Aku perlu penjelasan apa?” tanya Kayshilla dengan tenang.
Keenan jadi sadar memang saat itu dia cemas, dia gugup bertanya pada dokter yang menangani Ahilya. Biar bagaimanapun Ahilya adalah istrinya. Walau dia tidak punya dasar cinta, tapi itu istrinya dan itu adalah anaknya yang seperti dia ketahui itu anaknya. Sebelum test DNA keluar.
“Kay, aku akan jelaskan walau terlambat, dan walau kamu tidak ingin tahu.”
“Satu tahun lalu Mama mengancamku akan bunuh diri, bila aku tidak menikah dengan gadis pilihannya. Akhirnya dengan berat hati aku mengabulkan permintaan Mama. Kami hanya menikah tanpa resepsi. Tapi ternyata keluarganya menggelar resepsi hanya tidak di sini, melainkan di Madura. Saat itu aku pamit bilang ada pergi ke gudang kita di Banjarmasin padamu.”
“Awalnya aku juga nggak kenal perempuan tersebut, perempuan yang Mama jodohkan dan aku juga tidak pernah menginap di rumah yang aku sediakan buat dia. Aku datang siang sebentar, sudah. Kamu tahu kan aku mana pernah menginap karena memang tidak ada cinta pada dia.”
“Semua berjalan seperti kehendak Mama. Akhirnya dia hamil. Saat kamu terima telepon malam itu Mama memberitahu lewat pesan bahwa dia sudah ada di perjalanan ke rumah sakit karena Ahilya perdarahan akibat tergelincir.”
“Bajuku penuh darah karena aku mengangkat dari mobil ke brankar, itu saja. Aku tidak ke rumahnya. Kami bertemu di rumah sakit. Aku tentu khawatir karena kan setahu aku itu bayi aku. mana aku tahu kalau itu bukan bayi aku. sama sekali aku nggak tahu. Aku pikir dia gadis lugu karena memang waktu pertama kali kami melakukannya dia masih virgin. Jadi aku sama sekali tidak punya bayangan kalau aku ditikam oleh dia.”
“Itu saja sih yang aku ingin jelaskan.”
“Apa pun yang kamu jelaskan itu sudah terlambat. Tak akan mungkin lagi gelas yang retak itu bisa kamu lem dengan apa pun. Tidak akan bisa kembali utuh mulus.”
“Sejuta kali kamu jelaskan itu enggak ada gunanya. kalau saat itu kamu tak mandul dan itu anakmu, bukankan tetap saja kamu akan memilih anak itu dari pada aku!”
“Kalau saat kamu dipaksa mamamu, kamu lapor sama aku, itu masih mending. Mungkin kita bisa pertimbangkan. Aku akan langsung bilang pada mamamu fakta bahwa kamu mandul. Jadi tidak ada paksaan.”
“Tapi karena kamu tidak memberitahu aku, ya sudah kamu berjalan sesuai dengan kemauanmu. Sekarang aku berjalan dengan kemauanku.”
“Aku sengaja bongkar saat mamamu sedang bangga-bangganya punya cucu. Aku sedih melihat mamamu meninggal. Tapi didalam hati aku bersyukur, bersorak, itulah balasan dari orang yang jahat sama aku. aku enggak munafik, aku senang dia terpukul dengan akibat kelakuannya padaku.”
“Sekali lagi, bila saat kamu dipaksa, saat kamu ditekan mamamu, kamu bilang sama aku, Aku akan perlihatkan fakta dan kamu tidak akan mungkin jadi peluru dari mamamu yang sangat ambisius. Sekarang ya silakan saja.”
“Lalu kamu kenapa nggak balik lagi ke rumah?”
“Apa itu masih bisa disebut rumah?” tanya Kayshilla sinis.
“Kalau seperti itu, ini aku berikan sama kamu,” kata Keenan dia menyerahkan surat dari notaris bahwa rumah itu dia hibahkan untuk istrinya sebagai hadiah perceraian mereka. Kalau mobil mereka punya masing-masing jadi tidak ada urusan apa pun.
“Karena kamu berikan seperti ini, tolong kamu kosongkan barangmu karena aku juga akan kosongkan barangku, dan rumah itu akan aku jual.”
“Aku tidak punya niat hidup di situ dan kebetulan aku sudah beli rumah sebelum kamu kasih rumah itu.”
“Aku sudah beli rumah lebih dulu. Jadi aku tidak menunggu hasil jual beli rumah darimu.”
“Kamu kosongkan dulu barang-barangmu karena rumah itu akan aku jual,” kata Kayshilla. Dia tidak mau tinggal lagi di rumah kenangan mereka.
Keenan benar-benar tak percaya cintanya harus kandas seperti ini. Benar seperti yang Kayshilla tadi katakan, seandainya ketika ditekan oleh mamanya dia langsung diskusi dengan Kayshilla, tentu dia tidak akan terbebani seperti sekarang. Terbani harus punya cucu dan ternyata dia yang tidak mampu.
“Apa kita nggak bisa rujuk? Apa karena aku mandul kamu sudah tidak mau rujuk lagi?” tanya Keenan penuh harap.
“Sudah aku bilang kan, gelas yang retak tidak akan bisa kamu lem dengan cara apa pun. Tidak akan pernah bisa.”
“Selama di rumah sakit kamu paniknya seperti itu, padahal sebelum kamu berangkat ke rumah sakit kita baru saja melakukan kewajiban suami istri. Tapi apa yang aku dapatkan?”
“Tiba-tiba ada seseorang lelaki yang tanya dengan sangat ketakutan bagaimana kondisi istri dan anak saya, masih bagus saat itu aku tidak pingsan di depan kamu. Masih bagus aku tidak menjerit-jerit dan membunuh kamu di situ. Masih kurang apa aku?” tanya Kayshilla.
Keenan membenarkan apa yang Kayshilla katakan. Betul masih bagus Kayshilla tidak pingsan ketika mendapati perempuan yang baru dia tolong adalah istri dari suaminya sendiri. Keenan bisa merasakan bagaimana sakitnya tikaman yang dia berikan. Sangat sakit.