Di kediaman rumah Aldo.
Acara pun selesai dan para tamu pun sudah pergi semua.
Nyonya Merry menunggu kabar dari anak buahnya tapi belum ada kabarnya.
Karena tiga pria itu sudah disingkirkan oleh anak buah milik Darren.
"Sial! Mereka dimana sih? Tidak mungkin kan jika mereka gagal?" Umpat nyonya Merry dengan semua amarahnya.
Aldo berjalan masuk ke dalam kamarnya dan Meta berusaha menyusulnya dari belakang.
"Al, tunggu aku!" Teriak Meta dengan perut buncitnya.
Aldo menoleh dan menatapnya dengan tatapan dingin.
"Ada apa?"
"Al, kita kan sudah menikah, apakah aku boleh masuk ke kamar kamu untuk beristirahat?" Pinta Meta sambil mengusap perutnya.
Aldo tidak mau kamar dia dan Aline ditempati oleh orang lain, karena kamar ini adalah satu-satunya saksi dari cinta mereka.
"Kamu istirahat saja di kamar sebelah," Jawab Aldo dan dia masuk ke dalam kamarnya lalu menutup pintunya dengan keras.
Meta menatap kearah pintu yang tertutup dan tertawa mengejek.
Al, setelah ini. Kamar ini akan menjadi kamar milik kita berdua, tidak ada lagi Aline yang akan menghalangi hubungan kita lagi!" Ucap Meta.
Dia sudah mengetahui rencana nyonya Merry karena mereka memang menyusun rencananya bersama.
Meta mencari nyonya Merry dan mereka pun bertemu.
"Tan, bagaimana? Apakah Aline sudah masuk perangkap kita?" Tanya Meta, dia sudah merasa tidak sabar lagi.
"Sudah, tapi tidak ada kabar lagi! Tidak mungkinkan jika mereka gagal!" Ucap nyonya Merry sambil menatap layar ponselnya.
Meta mengelus bahu nyonya Merry dan tersenyum padanya.
"Sudahlah Tan, pasti berhasil, kita tunggu kabar selanjutnya. Setelah malam ini, Aldo akan menceraikannya dan kita bisa menyingkirkannya untuk selamanya Tan!" Ucap Meta, dia tertawa puas. Membayangkan wajah Aline yang menangis dan memohon agar Aldo tidak menceraikan nya.
Nyonya Merry juga ikut tertawa, dia sudah tidak sabar lagi.
Dia juga sudah menyiapkan surat itu, agar Aldo bis langsung menceraikan Aline saat itu juga.
Setelah mereka tertawa bersama.
Meta masuk ke dalam kamarnya dan mengganti pakaiannya dibantu oleh pelayan yang dia bawa dari rumahnya dan nyonya Merry kembali ke kamar yang lain menyusul suaminya.
Mereka menginap di rumah Aldo untuk malam ini.
Di dalam kamar.
Aldo merasa sangat gelisah, dia takut jika terjadi hal yang buruk pada Aline.
Dia terus menunggu kabar orang yang mengikuti Aline.
Tidak lama kemudian ponselnya pun berbunyi.
Ada gambar dimana Aline masuk ke club' malam dan keluar bersama tiga pria.
Aldo terkejut dan langsung menelpon orang yang dia suruh untuk mengikutinya.
"Halo, dimana istri saya sekarang? Apakah kamu sudah menemukannya?" Tanya Aldo, hatinya sangat cemas dan rasa tidak tenang sudah menggerogoti hatinya.
Dia takut tubuh Aline di sentuh oleh pria lain dan dia Sudi sama sekali.
Dia baru bisa berhubungan suami istri dengan Aline, belum lama ini.
Menikah selama tiga tahun.
Namun dua tahun dia tidak menyentuh tubuh Aline karena Aline masih kuliah dan juga dia tinggal di asrama, jadi Aldo tidak berani untuk memaksanya.
Baru setahun belakangan ini dia bisa menyentuhnya tapi karena Aline sibuk dengan kegiatan kuliahnya jadi dia tidak memiliki banyak waktu untuk menghabiskan malam indah bersamanya.
Hanya beberapa kali dan itu bisa dihitung oleh hitungan jari.
Rencana mereka untuk memiliki anak pun hancur karena kehamilan Meta dan juga kecerobohan Aldo yang tanpa sadar menidurinya.
Mengingat semua itu, Aldo merasa kesal pada dirinya sendiri, dia sudah gagal menjadi seorang suami dan sudah membuat Aline sangat kecewa padanya.
Orang suruhan Aldo pun melanjutkan ucapannya.
"Bos, setelah istri anda dibawa pergi kami menemukan jika istri anda dibawa ke sebuah hotel. Kami ingin masuk tapi banyak sekali penjaga disana, sepertinya istri anda dan pria-pria itu …," dia menghentikan ucapannya karena Aldo langsung berteriak.
"Sialan! Dimana mereka? Cepat! Beritahu aku dimana hotelnya!"
"Ba … baik bos, saya kirimkan alamatnya!" Ucap orang itu.
Aldo langsung mematikan ponselnya dan segera mencari kunci mobilnya
Dia berjalan dengan tergesa-gesa dan nyonya Merry mengetahui jika Aldo sudah mengetahuinya.
Nyonya Merry berpura-pura berjalan mendekati Aldo dan bertanya, "Al, kamu mau kemana? Ini sudah sangat larut, lebih baik kamu masuk ke kamar dan temani Meta. Kalian kan baru saja menikah."
Aldo menoleh kearah ibunya dan dengan tatapan dinginnya dia menjawab, "aku ingin mencari Aline, semua gara-gara mama, aku harus mengalami semua ini!" Ucap Aldo, dia pun langsung pergi begitu saja.
Nyonya Merry tersenyum dan dia mengikuti mobil Aldo dari belakang.
***
Di tempat lain.
Aline mulai membuka matanya, kepalanya sangat sakit.
Perlahan dia mulai mengingat apa yang dia lakukan sebelum dia tidak sadarkan diri.
"Hhhm ... Sakit sekali!" Ucap Aline yang memegang kepalanya, dia melihat jika ada sebuah tangan besar yang mengurung dirinya dan wajahnya menabarak d**a bidang yang keras dan membuat Aline merasa terkejut.
Dia terakhir kali berada di club' dan kenapa tiba-tiba ada pria yang tidak memakai pakaian sedang memeluknya saat ini.
Aline langsung melihat tubuhnya dari balik selimut yang menutupi tubuh mereka berdua dan saat melihat kedalam selimut.
Aline terkejut dia dan pria disebelahnya tidak memakai pakaian sama sekali.
Aline langsung merasa panik dan dia melihat kearah pria yang sedang memejamkan matanya tepat disebelahnya.
Aline mengira jika pria yang bersama nya saat ini adalah pria tua atau pria c***l yang mengambil kesempatan saat dia sedang mabuk tapi ternyata.
Pria yang menidurinya adalah seorang pria yang sangat tampan dan jauh lebih tampan dari Aldo.
Aline menatap sejenak dan menikmati wajah pria yang sedang tidur. Namun Aline langsung tersadar dan dia harus segera pergi dari tempat ini.
Aline berusaha bangun namun tubuhnya terasa sakit semua, dia sudah berkali-kali bercinta dengan Aldo tapi tidak sesakit yang dia rasakan saat ini.
"Ouhh … apakah dia sudah gila! Dia memperkosa aku hingga seperti ini?" Umpat Aline yang berusaha melepaskan dirinya dari kurungan tangan besar pria yang berada disampingnya.
Karena Aline terlalu banyak bergerak membuat Darren terbangun dia membuka matanya dan melihat wanita yang tadi berada dalam pelukannya sudah duduk dan dalam posisi membelakanginya.
Darren bangun dan memeluk Aline dari belakang.
"Baby, kamu mau kemana?" Ucap Darren dan dia menangkupkan dagunya di bahu Aline dan mencium tengkuk leher Aline dengan kecupan-kecupan kecil.
Aline terkejut dan dia menoleh kearah pria tampan yang baru saja dia kenal.
"Errrr … bisakah kamu melepaskan aku?" Ucap Aline dengan nada canggung.
Dia berusaha untuk melepaskan tangan Darren yang melilit kuat ditubuhnya tapi Darren tidak ingin melepaskannya.
"Melepaskan? Hhhm … sepertinya aku tidak menginginkannya!" Jawab Darren yang semakin mengencangkan pelukannya.
Tubuhnya kembali menegang dan menginginkan Aline kembali.
"Baby, aku masih menginginkan kamu, bagaimana kalau kita melakukannya sekali lagi?" Ucap Darren yang berbisik ditelinga Aline.
Desir …
Suara Darren begitu menggelitik ditelinga dan detak jantung Aline berdetak dengan cepat, pria tampan yang memeluknya saat ini. Sedang menggodanya.
Hasrat di tubuh Aline mulai terbangunkan. Namun mengingat pengkhianatan Aldo dan cinta yang sudah tidak dia percayai, membuat hasrat Aline menjadi hilang.
"Aku minta maaf, sepertinya aku harus pergi!" Ucap Aline dan dia berusaha kembali untuk melepaskan diri.
Darren merasa semakin bersemangat, wanita yang berada dalam pelukannya tidak tertarik dengan wajah tampannya dan malah dia ingin pergi meninggalkannya.
Membuat Darren ingin memakannya lagi, baginya wanita yang dia peluk saat ini, membuatnya merasa ketagihan dan memiliki perasaan ingin terus memilikinya.
"Tapi, aku tidak ingin melepaskan kamu! Apakah sikap kamu Setega ini pada orang yang sudah menyelamatkan kamu?" Ucap Darren dengan senyum nakalnya.
Aline merasa tidak mengerti, karena yang dia tahu jika dirinya telah diperkosa oleh pria tampan ini.
"Maksud kamu? Aku sungguh tidak mengerti?" Jawab Aline dengan ekspresi kebingungan.
Darren mencium pipi Aline dan Aline pun terkejut.
"Tolong hentikan, aku ingin pulang dan lepaskan aku sekarang juga!" Pinta Aline, dia menahan amarahnya didalam hatinya.
"Hhmm … baby, kamu galak sekali! Tadi kamu sendiri yang meminta aku untuk meniduri kamu, tapi sekarang? Kamu mau pergi begitu saja? Baby, kamu harus bertanggung jawab padaku!" Ucap Darren dan tangannya mulai menyentuh bagian sensitif Aline.
"Hhmm … kamu? Apa yang kamu lakukan!" Teriak Aline dengan panik, dia merasa sangat geli saat miliknya disentuh oleh Darren.
"Tadi kamu menikmatinya bahkan meminta lebih cepat padaku!" Jawab Darren dan tangannya masih menyentuh dan memainkannya disana.
Aline menarik tangan Darren dan berteriak, "kamu b******k!"
Darren tertawa dan berbisik ditelinga Aline lagi, "hahaha ... Harusnya kamu merasa bersyukur karena aku lah yang menyentuh tubuh kamu, bukan tiga pria b******k yang memiliki wajah yang tidak setampan wajahku ini!" Ucap Darren dan dia menarik wajahnya kembali dari telinga Aline.
Aline langsung merasa terkejut dan dia langsung terdiam, karena kata-kata pria asing ini mengingatkan dia sebelum dia tidak sadarkan diri, dimana dia didekati oleh ketiga pria yang memaksanya duduk disampingnya saat di club' itu.
Saat Aline mencoba mencerna semua kejadian yang dia ingat dan mengambil kesimpulan jika pria tampan tapi c***l ini ternyata pria yang menyelamatkannya, walaupun dia berakhir dengan dia yang harus di makan juga olehnya.
Didepan pintu, terdengar suara gaduh dan tidak lama kemudian, pintu kamar itu pun langsung ditendang dengan keras dan berdirilah seorang pria yang menatapnya dengan tatapan terkejut.