Pagi ini, Serena datang ke TV One dengan kedua matanya yang bengkak, bekas air mata yang telah ia tumpahkan semalaman. Tangannya juga diperban, luka-luka akibat pecahan gelas yang menggurat kulitnya, menjadi saksi bisu dari malam yang penuh kepedihan. Di sisi lain, Jana juga masuk kerja, bersiap untuk syuting. Di koridor, mereka berpapasan dan sejenak keduanya berhenti. Aura tegang terasa jelas di antara mereka. "Kamu sangat beruntung!" sinis Serena, suaranya penuh dengan dendam yang terpendam. Jana tetap terdiam, tak ingin memperpanjang perdebatan dengan gadis itu. "Kamu bisa mendapatkan seorang kakak yang menyayangimu dan seorang lelaki yang mencintaimu. Aku rasa, kehidupanmu sudah sangat lengkap," lanjut Serena dengan nada yang semakin pedas. Serena melanjutkan dengan suara yang ber