7 :: Be My Love

1015 Words
Siang itu setelah Afrain menyuruh supir nya menjemput Bunga, Afrain membawa wanita itu ke salon untuk di hias. Semua setelan yang diperlukan Bunga bahkan sudah disiapkan Afrain. Bunga terlihat sangat cantik dengan polesan simpel dari orang kepercayaan Afrain. Pria dengan setelan jas mewah itu sudah siap dan menunggunya, dia terpukau melihat betapa cantiknya Bunga saat menggunakan dress yang dia pilihkan. Sementara Bunga ? Wanita itu hanya biasa-biasa saja melihat pria tampan di depannya. Well, Bunga memang mengakui kalau Afrain adalah pria tampan kelas atas. Namun dia tidak suka dengan sikap semaunya Afrain juga kebiasaan buruk lainnya dari Pria itu. "Bunga ayo !" Bunga mengangguk dan mengucapkan terimakasih pada pegawai salon yang sudah menghiasnya. Mereka menaiki mobil menuju hotel Derson lalu menaiki helikopter dari atas gedung raksasa yang memiliki landasan helipad tersebut. Keluarga Derson sungguh kaya raya, dan itu diakui Bunga. Semua yang ada pada diri Afrain bahkan bisa berpuluh-puluh juta harganya atau ratusan. Melihat dari semua yang dia kenakan adalah tempahan khusus dari brand-brand ternama. Lamunan Bunga berakhir saat Afrain memakaikan penutup telinga padanya. Afrain sibuk mengetikkan sesuatu membuat Bunga hanya bisa diam dan menikmati pemandangan langit yang luar biasa menawan. "Kau bahkan lebih indah dari pemandangan langit malam ini." Darah Bunga berdesir karena tiba-tiba Afrain mendekat ke telinganya dan membisikkan kalimat itu. Meski suara baling-baling dan mesin helikopter mengganggu, namun Bunga jelas mendengar semuanya. Dia terkesima, dari jarak yang sangat dekat saat ini. Mata itu terlihat hanya tertuju pada dia. Senyuman nakal Afrain itu untuknya. Bunga menelan ludahnya sendiri saat Afrain tersenyum manis. Dan tanpa Bunga sadari Afrain mengambil potret mereka dari jarak yang sangat dekat. Ujung hidung mereka saling bersentuhan, Bunga terdiam cukup lama hingga Afrain menutup kedua matanya. Lalu lima detik kemudian Afrain mempertunjukan Bunga pemandangan indah dari sebuah layar iklan televisi yang bisa dia lihat. Semua televisi raksasa itu menampilkan foto dirinya tadi dan Afrain. Bunga melihat wajah Afrain tidak mengerti. "Aku ingin mereka semua tau, kalau kau adalah wanita yang membuatku begitu menginginkan mu. Tidak pernah ada yang special seperti ini selain kamu." Bunga menggelengkan kepalanya tidak mungkin. Sehinga dia hanya diam dan tidak lagi ingin melihat mata Afrain. Hingga mereka tiba di tempat acara. Afrain sebelum masuk membenarkan posisi rambut Bunga. Wanita itu menepisnya karena Bunga merasa Afrain sudah sangat berlebihan. Dia tidak memiliki perasaan apapun pada Afrain, dan semua ini tidak dia inginkan. *** Banyak orang yang datang menemui Afrain disana hingga suara seseorang yang sepertinya pernah Bunga dengar menghampiri mereka. "Ah....Afrain kau sudah tiba son." Bunga terkejut melihat adanya Laire disana. "Oh Bunga." Laire memeluk Bunga sayang dan tersenyum hangat. "Aku senang kau hadir bersama Afrain disini." Bunga yang tidak mengerti semakin menjadi bingung saat semua orang yang sepertinya memiliki hubungan dekat dengan Afrain mendatangi mereka. "Membawa wanita baru lagi hem?" Seorang wanita menarik telinga Afrain dan mereka tertawa. Oh ternyata wanita ini kembar. Hanya saja yang satunya terlihat lebih datar. Hanya sebuah senyuman elegant yang dapat Bunga lihat. "No Akira. Aku tidak pernah membawa wanita teman kencan ku ke acara yang pasti akan keluarga besarku hadiri." Wait...wait keluarga besar ! Jadi Afrain membawanya ke acara keluarga besarnya. Dasar menyebalkan. Kalau begitu untuk apa dia ikut ! Afrain benar-benar membuat Bunga kesal. "Sir permisi, saya ingin ke toilet sebentar." "Mau ku temani?" tanya Afrain dan tawa Akira pecah begitu saja, membuat Azura kembarannya mencubit gemas kelakuan tidak sopan kakak-nya itu. "Maafkan aku Bunga, hanya saja Afrain membuatku lepas kendali." Bunga mengangguk dan menatap ganas Afrain. "Well, kelihatannya wanita itu tidak tertarik padamu." Azura memberi komentar. "Tidak ada wanita yang tidak jatuh oleh pesona ku." Azura dan Akira ingin meninju wajah sok tampan dari Afrain, dan Laire sudah menjewer telinga putranya itu. "Tapi tidak dengan Bunga. Mama bisa tahu saat dia memilih menjebloskan mu ke sel." Akira dan Azura terkejut dengan berita itu. "Waw....itu sangat luar biasa. Aku akan memberikannya kado karena sudah memberimu pelajaran." Azura tersenyum bahagia membuat Afrain kesal. "Jangan mempermainkannya Afrain, kalau kau suka silahkan katakan dengan jantan. Tidak semua wanita terbius dengan yang namanya kekayaan dan ketampanan mu." Laire menasehati anaknya itu dan Afrain memeluk Mamanya itu. "Mama tenang saja, aku pastikan dia menjadi kekasihku Mam." Tepat setelah itu Bunga keluar, Afrain dengan seenaknya saja langsung menarik pinggang Bunga untuk dia bawa menemui rekan bisnis-nya. "Sir tolong lepaskan. Saya bisa berjalan sendiri." "Jangan berisik dan bersikap manislah, atau kamu aku cium disini." Pria sinting ! Pikir Bunga. Dia terpaksa memasang wajah manis dan terus tersenyum hingga pipinya terasa kebas. Lalu akhirnya Afrain melepaskan tangan pria itu, dia berjalan menuju podium saat Azka memanggilnya untuk menyampaikan berita penting. Bunga menatap Afrain sambil meminum jus yang dia ambil tadi. "Malam semua." "Malam..." "Seperti yang Azka katakan, aku memang memiliki berita besar malam ini. Khusunya bagi keluargaku yang sudah sangat lama menantikan kabar ini." Tiba-tiba banyak orang mendekati Bunga lalu membentuk lingkaran dengan berlutut menghadapnya. Bunga tidak mengerti dan merasa aneh. Dia kembali melihat dengan awas ke arah Afrain. Pikirannya mulai tertuju akan hal gila yang mungkin terjadi saat ini. "Wanita yang ada disana." Tunjuk Afrain lalu semua mata tertuju pada Bunga yang menutup matanya. "Wanita itu adalah wanita yang sudah menggetarkan hatiku. Dan aku yakin aku ingin memilikinya seumur hidupku." Bunga mengepalkan kedua tangannya. Dia menatap penuh amarah pada Afrain. Sama sekali tidak tersanjung meski lampu sorot kini mengarah padanya. "Aku mencintai mu Bunga Humaira. Maukah kau menjadi kekasih ku," ungkap Afrain dan Bunga tidak menjawab dengan keyakinan yang kuat dia berlari setelah yakin memang harus pergi. Bunga berlari membuat semua tamu terkejut, Afrain buru-buru turun dari panggung mengejar Bunga. Langkah kakinya yang besar mampu meraih lengan Bunga yang berlari menggunakan hels tinggi. Dia menarik lengan Bunga dan sebuah tamparan cukup kuat dapat dirasakan Afrain. Banyak orang yang melihat itu termasuk keluarga besarnya. "Uang, harta dan nama besar anda tidak bisa membeli saya Mr.Derson." Bunga pergi dengan masih berlari karena ingin menghindari Afrain dan tatapan semua orang disana. Afrain terdiam mengingat sorot mata yang diberikan Bunga padanya. Seolah kalimat yang dia katakan tadi begitu menyakiti hati wanita itu. Afrain meneriaki nama Bunga namun wanita itu tetap pergi. ****** Tbc ???
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD