6 :: My Crazy Man

1063 Words
Bunga sibuk melihat beberapa info pekerjaan di salah satu website yang dia baca. Sandra sedang pergi belanja bulanan dengan suaminya sehingga Bunga tinggal dirumah itu sendirian. Baru Bunga mau keluar kamar untuk mengambil jus yang dia buat tadi. Tapi Bell rumah sudah berbunyi. Belum penuh pintu terbuka Bunga sudah ingin menutupnya kembali. "Bunga buka pintunya." "Gak mau. Kamu aja yang pergi." "Bunga buka atau aku paksa." "Bodo amat !" Afrain yang tidak mengerti apa yang diucapkan Bunga mendorong kuat hingga Bunga kalah dan dia terjatuh. "Sudah aku katakan buka pintu nya." Afrain membantu Bunga berdiri namun di tepis Bunga. Dia tidak mau berurusan dengan Afrain. "Kamu mau apa kesini?" Afrain duduk di sofa dengan santai lalu memerintah Bunga. "Kamu yang kenapa tidak masuk kantor? Sekarang cepat bersiap aku tunggu disini!" "Orang gila !" Kata Bunga lalu meninggalkan Afrain begitu saja masuk kedalam kamar. Bunga berdiam diri disana selama lima belas menit membuat Afrain heran. Dia mengikuti arah Bunga masuk kedalam kamar tadi dan mengetuk pintu itu. "My lady kamu mau mengundang ku kedalam sana hem?" Bunga merasa horor dengan perkataan Afrain itu. Dia membanting bantal kesal kerena Afrain. "Kamu yang buka atau aku paksa hem?" Karena kesal Bunga membuka pintu itu lalu mendorong tubuh Afrain jauh dari depan pintu. Bisa gawat kalau Afrain berada di dekat pintu kamarnya. "Kamu mau apa sih ! Kita gak punya urusan lagi." "Kamu masih karyawanku dan posisi kamu adalah sekertarisku." "Saya sudah mengundurkan diri. Dan surat pengunduran diri saya sudah saya serahkan kepada bagian personalia." "Surat nya sudah saya bakar." "What?" Bunga merasa kepalanya akan mengeluarkan asap saat ini. "Aku baik karena membakar surat itu. Karena kalau surat itu aku terima, kamu harus membayar denda yang cukup besar." Bunga mengernyit akan hal yang dia dengar. Lalu dia teringat akan ikatan kontrak yang sudah ia tanda tangani. "Jadi bagaimana? Masih mau mengundurkan diri." "Iya! Saya tetap mau mengundurkan diri." "Kalau begitu mengundurkan dirinya nanti karena surat kamu kemarin sudah saya bakar. Silahkan buat surat ulang dan kamu hari ini harus masuk. Jadwal saya padat." Bunga menghentakkan kakinya, sedangkan Afrain tersenyum bahagia. Dia menunggu Bunga di ruang tamu hingga wanita itu keluar dengan stelan kerjanya. "Kamu mau pakai rok pendek itu?" "Kenapa? Apa urusan kamu? Lagi ini tidak pendek. Ini pas dibawah lutut." Afrain tetap menelan ludahnya karena melihat kaki jenjang yang dimiliki Bunga. Ditambah kemeja pich yang pas ditubuh Bunga, membuatnya membayangkan hal yang tidak-tidak. Bunga yang tahu pikiran kotor Afrain menendang kaki Afrain. "Ayo berangkat." Afrain mengaduh kesakitan hingga Bunga ingin tertawa. "Kenapa kamu bar-bar sekali Bunga," teriaknya namun Bunga tak perduli. Dia keluar rumah lebih dulu menunggu Afrain di depan teras. Setelah Afrain keluar dari dalam rumah dia mengunci pintu rumah lalu mengirimkan Sandra pesan singkat. Di dalam mobil Afrain tersenyum sejak mereka berangkat dari rumah hingga tiba di sebuah perhotelan mewah. Ya jadwal Afrain saat ini adalah meeting dengan jajaran pengurus hotel Derson yang terletak di pusat kota. Bunga dengan cepat memberitahu Afrain apa saja pokok Utama yang akan mereka bahas di meeting kali ini agar Afrain tidak lupa. Tugas Afrain itu banyak, jadi wajib bagi sekertarisnya untuk memperingatkan apa saja yang akan Afrain lakukan. "Sir. Setelah ini apa anda jadi untuk tetap pergi ke Manchester ?" "Ada apa disana ?" Tanya Afrain memandangi wajah Bunga dengan serius tidak seperti saat mereka didalam mobil tadi. Afrain benar-benar bisa menguasai dirinya dan menampilkan kesan seoranng Bos besar. Bunga salut akan hal itu. Tidak seperti Adam yang memang selalu terlihat berwibawa, Afrain lebih konyol jika terlihat aslinya dan itu sangat menyebalkan. "Bunga apa yang kamu pikirkan ? Meeting akan dimulai sebentar lagi dan kamu tidak menjawab pertanyaan saya tadi." Bunga terdiam dan melihat wajah tampan didepannya sambil menelan ludah dengan berat. "Ah. maaf Sir. Jadwal anda ke Manchester dikarenakan ada pesta perayaan kolega anda dan anda diundang. Pemilik perayaan itu adalah Mr. Azka DG Orlando." "Ah pesta perayaan perusahaan barunya Azka. baiklah kita akan datang." Bunga menatap Afrain untuk memperjelas apa maksud Afrain dengan KITA. "Why ? kamu adalah sekertarisku dan kamu harus mengikuti kemanapun aku pergi bukan? Apalagi ini undangan kolega kita." Bunga yang belum tahu siapa Azka hanya bias diam dan patuh. Disaat meeting Afrain benar-benar sangat tegas dan juga mengintimidasi semua karyawannya. Namun semua itu tidak membuat karyawannya tegang melainkan mereka merasa nyaman. Hal itu dapat dirasakan oleh Bunga. Semua orang tersenyum puas saat Afrain selesai memberikan arahan . Mereka semua bubar dan Bunga menunggu Afrain yang masih berbincang dengan seorang wanita. Sepertinya Afrain memang Pria genit.Lihat saja pria itu sibuk HAHAHIHI.. dengan wanita super seksi di depannya itu membuat Bunga jengah. Bunga ingin pergi karena mengira Afrain masih lama tapi suara Afrain menahannya. "Bunga tetap tunggu disana, aku tidak mau kamu salah paham nanti." "What!? Dasar pria sinting. Apa urusannya dengan dia jika Afrain mau berbuat m***m sekalipun dengan wanita itu." Gerutu Bunga pelan. Afrain menarik lengannya saat dia sudah selesai dengan wanita tadi. "Ayo kita makan lalu kau ku antarkan ke salon." Afrain menarik bahu Bunga hingga menempel erat dipelukan Afrain. Dengan sengaja Afrain mencium kening Bunga, membuat beberapa mata menatap Bunga iri dan beberapa juga patah hati. Afrain dan Bunga bagaikan langit dan Bumi. Bunga adalah wanita Yatim piatu yang hidup bekerja sehari-hari untuk menghidupi dirinya karena tuntutan hidup. Sementara Afrain, pria itu bekerja mengumpulkan pundi-pundi uang yang lebih untuk garis keturunannya. Bunga tidak sanggup terus dekat dengan Afrain, dia bisa gila karena terus depresi dengan semua sikap semaunya Afrain. Sesampainya didalam mobil Bunga menghempaskan rangkulan Afrain dan menatap penuh amarah pada pria itu. "Saya bukan salah satu wanita penghibur anda, jadi jangan seenaknya menyentuh saya. Apa anda mengerti Tuan Derson yang terhormat. Saya bisa makan siang sendiri dan saya akan menemui anda setelah jam makan siang berakhir." Bunga keluar dari dalam mobil dengan sedikit membanting pintu. Afrain menggelengkan kepalanya, dia semakin penasaran dengan Bunga. Kenapa wanita itu sulit sekali didekati. Apa yang kurang dari dirinya? dia bahkan tidak lagi memperdulikan wanita lain yang menggodanya semenjak dia bertemu dengan Bunga. Dia benar-benra ingin mendapatkan Bunga. Apa Bunga perlu penjelasan darinya ? Apa wanita itu akan mau berdekatan dengannya jika Afrain menjadikannya kekasih sungguhan? Semisal acara menyatakan cinta ? Oh Afrain belum pernah melakukannya selama ini karena wanita selalu suka rela melemparkan tubuh pada Afrain. Baiklah jika Bunga ingin pengakuan dan status resmi maka dia bisa membuat hal romantic itu. Itu perkara mudah bagi Afrain. tbc.... Ada yang menanti cerita ini gak sih ?
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD