4 :: Afrain yang semakin aneh ::

809 Words
Pagi yang buruk bagi Bunga karena dia hari ini resmi menjadi sekertaris Afrain menggantikan posisi Jane. Dengan malas-malasan Bunga menaiki lift menuju ruangan Afrain di lantai paling atas gedung itu. Tak henti-henti nya Bunga merapalkan doa dalam hati. Semoga tingkah absurd Afrain tidak lagi kambuh. Di tempatnya Jane sudah menanti Bunga. Dia akan mengajari Bunga semua tentang pekerjaannya. Bunga memakai blajer berwarna pich dengan kemeja hitam didalam nya. Rok pencil menjadi pilihan Bunga untuk dia gunakan. Sementara didalam ruangan Afrain melihat setiap gerakan yang dilakukan Bunga. Dia mengamati bagaimana wajah yang cantik itu menyunggingkan senyuman. Dan tak lama kemudian dia melihat Bunga berjalan keruangannya. Afrain pura-pura sedang menatap laptop nya hingga dia mengucapkan kalimat. "Masuk," kata Afrain dan terlihatlah Bunga dengan wajah datar memberikannya dokumen yang harus dia tanda tangani. "Bunga kamu ada acara sore ini?" "Ha." Bunga langsung menggelengkan kepalanya lalu menjawab dengan semangat. "Ada Sir. Jadwal saya penuh dari sore hingga besok sore lagi." Afrain memberikan dokumen itu lalu dengan cepat Bunga mengambilnya. "Kamu bukannya baru pindah kesini." "Iya." "Lalu kamu sibuk apa? Setahu saya kamu tidak punya pacar." Astaga Bunga ingin mengamuk saja dengan Afrain ini, dan terus darimana dia tahu kalau Bunga tidak punya pacar. "Jawab cepat lagi dong." Bunga menguatkan dirinya sendiri karena benar-benar kesal dengan Afrain. "Bukankah sibuk tidak harus dengan pacar. Dan maaf Sir mengenai kado yang ada di apartement saya apa benar itu untuk saya.?" "Ya. Dan saya tidak mau kamu menolaknya." Afrain kembali diam melihat wajah merah Bunga. "Ya sudah kamu boleh pergi. Saya minta kamu kirim ke saya laporan proyek Mall baru itu. Saya ingin semua tim siap tanpa terkecuali." "Baik Sir." "Kerjakan dalam waktu setengah jam ya. Saya akan kedatangan tamu sebentar, jadi saya mau saat tamu saya pulang kamu sudah harus memberikan laporan itu." "Yes Sir," "Oh jangan lupa, susun jadwal saya mulai besok sampai dua minggu kedepan ya. Saya ingin kamu bacakan itu nanti." Bunga mengerjapkan matanya, pantas saja Jean bahagia tidak menjadi sekertaris Afrain. Bunga mengangguk lagi lalu segera keluar dari kandang singa itu. Jean di tempatnya menatap Bunga khawatir. "Kenapa?" "Gila ya! Masa dia minta aku ngerjain laporan detail proyek baru dari semua tim, ditambah urutin jadwal meeting dia dua minggu kedepan." Bunga duduk lalu menarik napas nya. Sementara Afrain diruangannya tidak lagi memperhatikan Bunga. Dia sudah tenggelam dalam banyak nya pekerjaan yang dia miliki. Satu lagi sifat Afrain adalah workaholic. Dan itu di buktikan Afrain malam ini yang masih setia lembur di kantor nya. Sudah pukul sebelas malam dan Afrain selesai dengan semua pekerjaannya. Ponselnya berdering menampilkan nama Mama nya. "Ya Ma." "Kamu kapan kembali ke rumah. Mama kangen loh Rain." "Mama sabar ya. Nanti Afrain pulang. Bye Mom, I love you." Afrain mematikan ponselnya lalu bergegas mengambil kunci mobil serta jas nya yang tadi dia buka. Niatnya ingin kembali ke apartementnya Afrian malah berhenti tepat di depan pintu mobil nya. Langkah kaki nya tegas menuju arah yang sangat ingin dia datangi. Senyum Afrain mengembang. Mengeluarkan card yang sudah dia dapatkan dari orang suruhannya Afrain membuka akses masuk kedalam apartement Bunga. Keadaan ruangan yang temaram membuat Afrain harus hati-hati melangkah. Pintu kamar yang tidak tertutup sempurna membuatnya semangat melihat apa yang dilakukan Bunga saat ini. Ah...tentu saja jawabannya sedang tidur. Afrain takjub melihat Bunga tertidur dengan posisi duduk sambil mengenakan mukena. Sebelah kepalanya bersandar pada tempat tidur. Afrain perlahan mengangkat tubuh Bunga, lalu menutup Alqur'an yang pasti tadinya di baca Bunga. Dengan pelan Afrain meletakan Alqur'an itu ketempatnya. Dia tegak dihadapan Bunga yang sedang tertidur. Cinta itu tidak bisa dijelaskan. "Apa aku jatuh cinta pada mu?" Afrain langsung naik ketempat tidur dan mencoba memeluk Bunga perlahan. Dia membayangkan Bunga adalah istrinya. Dari jarak sedekat ini dia dapat mencium aroma tubuh Bunga yang memabukkan. Bunga yang merasakan aneh dalam tidurnya pun mulai gelisah. Dia memang merasa nyaman, namun sepertinya ada sesuatu yang salah. Perlahan mata itu pun terbuka. Betapa dia sangat terkejut melihat Afrain memejamkan mata sambil memeluknya. Jarak mereka sangat dekat dan, tangan Afrain memeluknya erat. "Astagfirullahaladzim," ucap Bunga lalu menjauhkan tubuh Afrain. Afrain bangun dan melihat Bunga yang buru-buru membuka mukenanya. Wanita itu mengangkat gagang telpon. "Hallo polisi..." Afrain tidak menyangka Bunga akan memanggil polisi. Benar-benar wanita yang payah. "Bunga kenapa kamu telpon polisi." "Anda sedang apa dikamar saya? Kenapa bisa masuk kesini. Mau apa!!" Afrain menatap wajah yang sedang emosi itu. "Jangan dekat-dekat." Bunga melempar wajah Afrain dengan bantal. Afrain pun pasrah saat polisi London yang bergerak cepat menangkapnya di apartement Bunga. "Bunga saya bisa jelaskan sama kamu." Bunga menarik masuk dirinya kedalam. Membiarkan Afrain pergi dibawa para polisi itu. "Bunga," teriak Afrain tapi Bunga tidak memperdulikannya. Dia duduk di depan laptop lalu menuliskan surat pengunduran diri. Tbc ??? Du...du...du...mari komen ny...komen nya...?? Udah kaya cangcimen yak ? Jangan lupa follow ig nadraelmahyabakrie...request segala judul disana saja okeh. ?
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD