Bunga memejamkan mata, dia tidak tahu harus memberikan keputusan seperti apa.
Afrain menyentuh wajah Bunga mencoba mengurangi kegelisahan wanita itu.
"Trust me Bunga," ucapnya lembut sambil meyakinkan Bunga.
"Say yes, and we will fall in love."
Bunga memberanikan diri menatap bola mata Afrain yang menatapnya dengan lembut dan sangat meyakinkan.
"Apa kau bisa menghilangkan masa lalu dari kisah cintaku ?" tanya Bunga dan Afrain memeluk Bunga dengan erat.
"Aku berjanji akan menghapus namanya dari memorimu, kalau perlu aku menghapus namanya dari Dunia ini." Afrain tertawa begitu juga Bunga yang perlahan merekahkan senyuman.
Dia membalas pelukan Afrain.
Tidak pernah terpikirkan Bunga, kalau dia pergi ke luar negri dan bertemu dengan Afrain. Lalu sekarang pria itu mengajaknya menjalin hubungan.
Sudah lelah Bunga untuk menolak, jadi dia memutuskan untuk menerima Afrain.
"Jadi kau memilih yang mana ? Menjadi kekasihku atau menjadi Ny.Derson langsung ?" Bunga memukul bahu Afrain.
"Aku tidak memilih keduanya." Bunga beralih duduk dan melanjutkan untuk memakan mie yang sudah kembang.
Afrain yang dibuatnya bingung ikut duduk disebelah dia dan melihat makanan Bunga.
Dia menarik mangkuk mie itu dengan cepat sebelum Bunga memasukkannya kedalam mulut.
"Kamu sakit, jangan makan mie saat kamu seperti ini."
Afrain membuang mie tersebut kedalam tempat sampah Bunga yang berada didekat washtafel.
Bunga memperhatikan Afrain yang membuka isi kulkasnya lalu berdecak. Mata pria itu menatap sinis Bunga.
Tunggu, aku akan pesan makanan sehat untukmu.
Bunga hanya diam saat Afrain menatap layar ponselnya. Dia lalu bosan dan memilih masuk kedalam kamar.
Tidak begitu lama ketukan pintu kamar membuat dia kembali melihat wajah Afrain.
"Makanan sudah datang, ayo makan." Afrain benar-benar terlihat sangat perhatian padanya.
Pria itu membuka semua bungkusan makanan yang dia pesan di sebuah restoran yang tidak jauh dari posisi rumah Bunga.
Tidak tahu dari mana Afrain tahu restoran tersebut hanya yang sangat diperdulikan Bunga adalah dia menelan ludah berat saat melihat apa yang Afrain pesan.
Ada Roast meats.
Lancashire hotpot
Dan Yorkshire pudding.
Afrain tersenyum saat dia merasa Bunga akan takjub padanya, namun nyatanya yang ada Bunga malah menutup wajah dengan kedua tangannya.
"Kau mau menyuruhku makan ini ?"
Afrain mengangguk, dia merasa tidak ada yang salah. Semua ini makanan sehat dan sangat bergizi. Ini adalah makanan enak yang sangat terkenal di Inggris.
"Sir maaf, tapi aku tidak bisa memakannya."
"Why ?" tanya Afrain heran.
"Karena lidah saya belum terbiasa makan makanan seperti ini."
"Kalau begitu cobalah, sesuatu yang belum kau coba tidak akan tahu rasanya seperti apa." Afrain mengambil sendok dan menyuapkan satu sendok Lancashire hotpot kedalam mulut Bunga yang otomatis terbuka.
Bunga sudah mengunyah makanan itu perlahan namun tetap saja dia tidak bisa memakan ini lebih jauh. Lidahnya belum terbiasa dengan ini semua, tapi apa yang dikatakan Afrain ada benarnya juga.
Saat dengan Sandra dia makan makanan Asia, begitu juga saat dia tinggal sendiri. Dia akan memasak nasi, sambal dan ayam. Atau jika tidak menemukan hal yang biasa dia makan dia akan membeli nuget ayam untuk dia makan.
Tak terasa Bunga sudah menghabiskan empat suapan dari Afrain, dan saat suapan kelima dia menyerah.
"Sorry, aku tidak lagi bisa melanjutkannya." Afrain mengerti, dia mengambilkan air mineral untuk Bunga minum.
"Minum obat lalu istirahatlah, aku akan keluar sebentar." Bunga hanya bisa mengangguk, kepalanya juga sudah sangat berat.
****
Malam pun tiba, Bunga baru saja selesai mengerjakan shalat manghrib. Dia mendengar bunyi ribut-ribut dari luar kamar. Bergegas melipat mukena dan sajadah dia segera keluar untuk melihat apa yang terjadi.
Betapa dia terkejut melihat Afrain sedang berlutut didepan kulkas dan menyusun isi kulkas itu.
"Apa yang kau lakukan ?" tanya Bunga heran. Afrain tersenyum masih sambil menyusun isi kulkas itu.
"Aku membeli buah-buahan, yougurt, s**u, sayur, juga daging. Agar kau bisa mengolahnya, dan tidak lagi sering-sering makan mie instan." Bunga tidak habis pikir ternyata Afrain keluar untuk membeli semua itu.
"Aku tidak terbiasa makan-makanan seperti disini. Aku sudah punya stok makanan sendiri." Bunga menunjuk arah rak dimana dia menyimpan kaleng sarden, indomie, bon cabe, dan juga beberapa makanan indonesia lainnya.
"Aku tidak memintamu memasak makanan seperti tadi. Aku hanya ingin kau makan dengan benar. Aku juga membelikan tofu, serta ini." Afrain menunjukkan dua buah tempe yang dia beli.
"Kamu beli dimana itu?" tunjuk Bunga takjub. Dia sudah sangat lama tidak makan tempe.
"Minggu depan aku kembali, kita akan berbelanja bersama." Bunga memicingkan mata horor mendengar kalimat Afrain.
"Apa ! Kau calon istriku jadi jangan banyak menolak apa yang aku minta."
Bunga tersenyum simpul membuat Afrain bahagia hanya dengan sedikit senyum itu.
Meski dia berharap lebih.
Afrain tahu dia jatuh cinta pada Bunga, dan dia tidak perlu tahu alasan mengapa dia jatuh cinta.
Karena cinta tidak memiliki alasan pada siapa dia berlabuh.
Malam itu Afrain makan malam bersama Bunga dirumah sederhana milik wanita itu. Bunga memasakkannya tempe goreng, dan mereka makan dengan nasi serta kerupuk dan sambal yang juga buatan Bunga.
Afrain baru kali pertama merasakan masakan Indonesia, meski ayahnya memiliki garis keturunan Indonesia yang besar dalam keluarga mereka. Tapi Afrain lahir dan besar di luar. Dia tidak pernah tahu tradisi nenek moyangnya itu.
Malam itu Afrain kembali ke London meninggalkan Bunga yang harus berjanji akan menunggu dirinya.
Afrain akan kembali dan mereka akan pergi kencan. Itulah janji Afrain. Mereka akan mendekatkan diri satu sama lain sebelum resmi Afrain melamar Bunga.
Tbc
Hay....daku up
Silahkan koment yes