Bab 19. Pengakuan Dinar

1017 Words

Bukannya ke luar dari kamar Keenan, Dinar malah duduk di pinggir tempat tidur mewah Keenan, bola matanya bergerak mengamati tubuh atletis Keenan yang putih mulus, sekilas tatapannya tertuju ke bagian bawah tubuh Keenan, yang tidak sempat dia lihat sebelumnya, dan ada perasaan sesal menyusup dirinya. “Rara tidur, Mas, jadi aku merasa kesepian, nggak ada yang ajak aku ngobrol.” Keenan menghela napas panjang, dia berjalan menuju lemari pakaian, membukanya dan memilih pakaian santai, berupa kaus putih tipis. Bukannya senang dengan keberadaan Dinar di kamarnya, melainkan perasaan bingung yang menderanya, mengingat kembali cerita Beno tentang perasaan Dinar yang sebenarnya terhadap dirinya. “Din. Kamu sebaiknya ke luar dari kamar Mas,” ujar Keenan saat tiba-tiba ada sepasang tangan memeluk

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD