Di dalam mobil, Fara masih mengatur degup jantungnya yang memburu, bukan karena gelisah, tetapi lebih ke takut. Agha sudah mulai main tangan, tidak menutup kemungkinan jika dia akan melukainya suatu saat nanti. Fara menghela napas panjang. Dia baru sadar sopir pengemudinya mengamati dari kaca depan mobil. "Mbak baik-baik saja? Wajah anda kelihatan pucat sekali," tanya Ruslan dengan hati-hati. Karena dia sempat mendengar pertengkaran suami istri itu. "Oh, nggak papa, Pak Ruslan. Saya hanya kecapekan saja," jawab Fara. "Benar ya, Pak anda disuruh sama direktur jemput saya?" tanya Fara penasaran. "Betul sekali, Mbak. Pak Felix menyuruh saya untuk menjemput anda. Beliau juga memberi alamat rumah Mbak," balas Ruslan sembari fokus. Fara mengernyit. Kenapa bosnya itu tiba-tiba melakukan h