Luka Fara semakin menganga. Hatinya berdarah-darah. Sakitnya dikhianati melebihi sakitnya terluka karena apapun. Seolah ada anak panah yang melesat dan tembus ke dalam jantungnya. Namun dia tidak akan pernah menampakkan betapa hancur hatinya. "Baiklah, aku ijinkan kamu menikah dengan Nesa akibat zina yang telah kamu lakukan secara diam-diam." ada sebuah cibiran yang keluar dari mulut Fara. Dia bersyukur setidaknya tidak pernah melakukan hal tercela macam itu dan dibenci oleh sang pembuat hidup. "Terima kasih, Fara. Terima kasih," balas Agha dengan gembira. Dia benar-benar mengabaikan sindiran Fara. Susah memang, dia terlanjur jatuh cinta pada Nesa. Ditentang istri sah pun tidak berpengaruh padanya. "Tapi dengan satu syarat," timpal Fara cepat-cepat. Dia memperhatikan raut wajah Nesa