BAB 12

2001 Words

"Ah, bodohnya aku. Mana mungkin Max mau menciumku yang tidak cantik ini." Seorang pria vampir tersenyum berseri-seri sambil bertengger di samping pohon saat mendengar suara hati gadis polos yang baru saja ia antar masuk ke rumah. Gadis itu tampak malu-malu saat bersama dengannya tadi. Hal ini membuat seakan ada kehangatan yang mengalir dalam hati Max. Itulah sebabnya, saat ini Max memilih untuk tetap berada di samping rumah ini seraya memasang barrier jarak dekat untuk Hannah. Lebih tepatnya, karena Max ingin selalu berada di dekat Hannah. "Setidaknya, sebelum aku benar-benar pergi." Ia pun melihat gelang hitam yang selalu melingkar di tangannya. Max tersenyum apalagi mengingat memori yang tersimpan pada gelang hitam dengan gantungan dua buah bintang kecil yang terbuat dari kayu. Ia

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD