Bab 21. Rencana Jahat

1101 Words
“Dasar perempuan murahan!” teriak Fernita lalu menampar dan menarik rambut panjang Melodi. Melodi tak sempat membela diri karena ia juga dipegangi oleh Erni yang juga sempat memukuli sebelumnya. Keduanya begitu barbar memukuli Melodi. “Aaaahhhkkk! Lepasin!” teriak Melodi menahan rasa sakit karena rambutnya makin ditarik. “Gara-gara lo, gue gak jadi nikah sama Rexy. Lo emang pelakor, perempuan b******k!” Fernita memaki serta tak berhenti memukul. Tiba-tiba terdengar teriakan dari seorang pria yang dengan cepat berlari ke arah mereka. “Hei!” Ariel yang entah dari mana datang dan menghalangi pukulan Fernita pada Melodi. Fernita mengamuk dan masih akan memukul tapi Ariel lebih cepat dan bisa kasar. “Hei, cukup!” Ariel mencekal lalu membalas menampar Fernita yang hendak menjambak Melodi lagi. Fernita kaget memegang pipinya. Ariel sudah tidak bisa menahan diri. ia langsung memeluk Melodi yang lemas, kesakitan dan tak berdaya. “Kamu gak papa?” tanya Ariel terengah cemas. Fernita ikut terengah tapi ia belum puas. Erni juga masih terperangah melihat ada seseorang yang menolong. Tak berapa lama, Rexy tiba-tiba ikut datang. “Melodi!” Saat melihat Rexy, Fernita kembali mengamuk. Ia hendak menerjang Melodi lagi namun Rexy lebih cepat mendorong Fernita. Ia sama galaknya dengan Ariel sebelumnya. “Jangan pernah sentuh dia!” bentak Rexy tanpa rasa kasihan pada Fernita yang sudah kacau. Fernita menangis histeris dan benar-benar mengamuk. Tetapi, Rexy tak peduli. Ia berjongkok menarik Melodi yang nyaris pingsan ke dalam pelukannya dari pelukan Ariel. Ariel ingin menghalangi tapi entah mengapa ia malah diam saja. “Kamu benar-benar pengkhianat, Rexy. Kamu udah selingkuh dengan tidur di belakangku sama dia!” teriak Fernita menunjuk marah pada Rexy yang sedang menggendong Melodi. Rexy mendengus kesal seraya mengangkat tubuh Melodi. “Aku sudah bilang aku bisa berhubungan dengan gadis manapun yang aku mau dan itu bukan urusan kamu. Kita hanya menjalani hubungan ini karena bisnis, Nita. Jadi gak usah atur-atur aku!” balas Rexy sama kesalnya. Ariel terpaksa sedikit menjauh sambil terus memperhatikan Rexy yang melindungi Melodi dengan pandangan tajam. Ada rasa tak suka dalam hatinya. Median yang menyusul kemudian, lalu hanya diam memandang Rexy yang sedang menggendong Melodi. Ia menoleh pada Ariel yang tampak tegang dan tidak suka. “Kita mau nikah tapi kamu malah ngebelain selingkuhan kamu!” Fernita masih mengamuk murka karena Rexy tak mundur membela Melodi sama sekali. “Kita gak akan pernah menikah, Nita. Kakekku udah membatalkan pernikahan ini. Jadi lebih baik kamu pergi dari sini!” usir Rexy tidak kalah garang. Fernita tercengang mendengar Rexy yang malah diusir dirinya. Ia jadi makin kesal dan marah. “Rexy!” teriak Fernita sudah kehilangan harga diri. Rexy tak peduli dan langsung pergi dari tempat itu. Median menggelengkan kepala lalu menarik lengan Ariel yang masih terpaku melihat Rexy. Rexy menggendong Melodi melewati koridor menuju ke dalam sebelum keluar dari lobi. Erni terpaksa menenangkan Fernita yang sudah histeris berlebihan karena ditinggalkan oleh Rexy. Pernikahan yang ia idamkah hancur begitu saja. “Reil, ayo.” Median mengajak Ariel. Ariel hanya menoleh sekilas padanya lalu ikut berjalan melewati koridor yang sama dengan langkah malas. Ariel merasa gamang dan begitu sedih. Ia seperti melihat dirinya sendiri yang kehilangan kekasihnya karena Rexy. Kini Rexy mengambil lagi sesuatu yang membuat Ariel merasa cemas. Ariel hanya tidak menyadari jika Melodi telah masuk ke dalam hatinya. Rexy membawa Melodi ke salah satu sudut di lobi hotel. Ia ingin memeriksa keadaan Melodi yang terengah tak bisa bernapas. “Kamu gak papa? Apa kamu terluka?” tanya Rexy dengan nada cemas setelah ia meletakkan Melodi di sofa. “Iya, Mas.” Melodi menjawab dengan suara pelan. Kepalanya masih sakit akibat jambakan tadi. Belum sempat Rexy memeriksa lagi, Desta tiba-tiba datang memecahkan suasana aneh dengan pertanyaan konyolnya. Ariel dan Median ikut masuk ke lobi. Mata Ariel langsung bisa menangkap sosok Melodi. Ia merasa kesal dan entah bagaimana rasanya seperti cemburu. “Huh, apa yang gue lewatin?” tanya Desta sambil terengah usai berlari menuju lobi. Begitu melihat Ariel, ia mengembangkan kedua lengannya dengan ekspresi tololnya seperti biasa. Rexy ikut menoleh memandang Desta lalu mengernyit aneh. Begitu pula dengan Ariel yang mendengus membuang muka. Sedangkan Median malah menggelengkan kepalanya. “Hei, Riel!” Desta menyahut membesarkan suaranya begitu riang. Bukannya menyambut Ariel malah cemberut. Rexy lalu menoleh pada Ariel dengan pandangan bermusuhan lalu menoleh pada Median seolah mengusir mereka untuk pergi. Median yang mengerti kemudian menepuk pundak Ariel untuk ikut pergi bersamanya. Ariel mendengus kesal dan membuang muka. Ia langsung berjalan pergi tanpa menunggu Median. “Hei, mau kemana?” tanya Desta memekik. Ia membuka kedua lengannya sudah bersiap ingin memeluk dua sahabat lama, yaitu Ariel dan Median. “Lo telat!” sahut Median cepat. Desta menaikkan alisnya dan bingung. “I thought you missed me!” Median jadi meringis mendengarnya. Desta memang tidak berubah, ia tidak perduli ketika persahabatan Ariel dan Rexy telah berakhir. Ia masih bertindak seolah mereka masih teman baik. Sedianya Median ingin pergi saja tanpa menggubris Desta, tapi ia tak tega. Wajah imut itu bisa membuat siapa pun kasihan. Median pun mengalah dan berbalik untuk memeluk Desta sebentar. “Puas?” sahut Median. Desta pun menyengir lebar. Median lalu berbalik pergi tanpa menyapa Rexy. Ariel bahkan tidak mau menyapa atau memeluk Desta seperti yang dilakukan Median. Ia langsung pergi meninggalkan lobi dan masuk ke mobilnya. “Ariel!” Desta malah mengejar Ariel yang sudah masuk ke dalam mobil. Median datang dengan mobil yang sama, jadi ia masih berhenti dan tidak langsung pergi. Median bahkan menurunkan jendela agar Desta bisa melihat Ariel. “Apaan sih lo!” Ariel tak suka dan memarahi Median. Median hanya mengulum senyuman saat Desta mendekat ke mobil. “Hei, I miss you bro.” Desta sedikit menggoda Ariel yang membuang muka karena malu. Desta masih tersenyum tanpa rasa bersalah sama sekali. “Kapan lo pulang?” tanya Ariel cuek tanpa menoleh pada Desta. “Baru dua hari. Kapan lo mau ketemu gue?” Desta makin memperpanjang obrolan. Ariel mendecap geli dan membuang muka saat Desta malah menarik-narik lengannya. Desta sok manja pada Ariel yang makin geli sedangkan Median malah tertawa. Sementara itu dari arah dalam, Rexy menatap kebersamaan Desta, Ariel dan Median. Ia sempat melirik pada Rexy. Melodi sempat memperhatikan jika hubungan Rexy dan Ariel memang bukan hubungan yang biasa. Apa mereka saling mengenal? Setelah puas menggoda Ariel dan mobilnya pergi, Desta kembali ke dalam. Rexy malah seperti marah. ia membantu Melodi berjalan ke luar untuk segera masuk ke dalam mobil. “Desta, entar aja kita ngobrol!” potong Rexy sebelum Desta membuka mulutnya bertanya banyak hal. Desta hanya diam saja melihat Rexy pergi dengan gadis yang tidak ia kenal masuk ke dalam mobil dan pergi meninggalkan hotel.

Read on the App

Download by scanning the QR code to get countless free stories and daily updated books

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD