Andrew berdiri menatap jendela besar yang ada di belakang mejanya. Pemilihan ruang kerjanya di kantor pusat The Collage memang cukup unik. Ia menyukai pemandangan ruwetnya pusat kota yang sibuk di bawah sana. Seolah ini menjadi pelipur dari banyaknya kesibukan yang ia miliki selama menjabat sebagai petinggi di perusahaan yang bergerak di pemberitaan nasional. Di tangannya masih tergenggam ponsel yang sudah beberapa waktu lalu mengirimkan sebuah pesan, namun hingga detik ini belum mendapatkan balasan. “Setidaknya ia sudah membaca pesanku,” katanya sembari terkekeh. Matanya lagi-lagi menatapi ponsel seolah membuang waktu seperti ini, tak jadi soal. padahal jika boleh jujur, Andrew memiliki banyak sekali deadline yang harus dikejar. Tapi menunggu balasan dari gadis yang menguasai pikirannya