“Giselle,” panggil Justin yang membuat gadis itu segera menghentikan kegiatannya. Memerhatikan majalah fashion yang banyak tersebar di ruang kerja Justin. Empat jam lagi dia harus ada di bandara. Penerbangan ke Milan untuk mengikuti masa karantina sudah dimulai. Banyak yang memberi ucapan selamat serta mendoakan kemenangan untuknya. Walau di hati Giselle meragu, tapi setidaknya ucapan adalah doa, kan? Siapa tahu saja ucapan itu benar-benar terkabul. Siapa yang tahu? Namun banyak hal yang membuat Giselle tampak ragu melangkah. Selain karena saingannya benar-benar sudah berkecimpung lama, juga pasti mereka memiliki pengalaman yang menakjubkan. Berbeda dengannya yang minim pengalaman. “Ada yang harus kita diskusikan sebelum kau berangkat.” Giselle merengut. “Sejak tadi aku menunggumu. Ka