[20]

1434 Words

“Apa kubilang!” Brina segera mengambil toples berisikan cookies yang disembunyikan Giselle persis di bawah selimut kesayangannya itu. seperti kebiasaan yang sering Giselle lakukan jika berada di luar kota, apalagi untuk waktu yang agak lama; ia bawa selimut kesayangannya untuk menemani tidur. “Brina, kumohonnnn. Jangan kau ambil semuanya. Sisakan satu toples. Kalau aku stres, pengalihku hanya cokelat.” Brina mana mau mendengarkan rengekan Giselle. Tak peduli kalau mata gadis itu menatapnya penuh memelas. Belum lagi, semua tingkah Brina dihadang. Padahal asistennya itu tengah membantu Giselle untuk menyusun pakaian di lemari yang tersedia. Pun perlengkapan mandi sang model agar tak merepotkan dirinya kala sudah ada di dalam sana. “Please,” kata Giselle sekali lagi. “Aku tanpa cokelat, t

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD