Aku menggertakkan gigi dan menghentikan langkahku. Tanpa menanyakan pun aku tahu kalau dia sengaja menjadikanku target. Padahal, Ari baru menjelaskan kepadanya, tetapi dia malah sengaja cari gara-gara denganku. Aku berbalik dan menatap Zainal. Sejak hari pertama aku bekerja, pria itu terus saja mempersulitku. Sekarang, dia malah sengaja mempermalukanku dengan mengatakan hal-hal yang tidak pantas. Kalau orang yang merendahkan dan memarahiku adalah wanita, aku tidak bisa melakukan apa-apa karena apapun yang terjadi, prialah yang selalu salah. Namun, dia adalah pria sama sepertiku. Menurutku, dia harus bertanggung jawab atas setiap perkataannya. “Heh, Zainal berengsek! Memangnya siapa yang merayu wanita tua?” Aku mengepalkan tinjuku. Kalau sampai dia berani mengatakan hal-hal yang buruk la