Jantungku berdegup kencang. Namun, kulihat si abang itu tak gentar sama sekali. Pria itu tak melirik padaku. Justru sebaliknya, dia melemparkan sorot mata yang menusuk saat menatap Mbak Eri dan mendengus dingin padanya. “Mbak Eri, ‘kan? Aku sudah mengulik identitas aslimu. Jika kau tak lekas beranjak dari sini dalam waktu lima menit, kau akan kehilangan posisimu sebagai petinggi perusahaan. Lalu, karena perbuatanmu ini sangat menyusahkanku, aku tak ingin menandatangani kontrak dengan perusahaanmu. Saat ini, kau yang menjadi dalang akan gagalnya proyek besar di tempat kerjamu sendiri.” Ucapannya sangat meyakinkan. Kulihat ekspresi Mbak Eri dan para anak buahnya yang langsung menegang setelah mendengar perkataan pria itu. Akhirnya, Mbak Eri bertanya dengan curiga dan resah, “Siapa kau?” W