Kingdom planedia

953 Words
Di pagi buta Quel telah bersiap pergi ke kota untuk menukar hasil tanamannya ke saudagar yang ada di pasar yang terletak di perbatasan antara hutan larangan dan kerajaan Planedian. Dengan sangat tergesa gesa ia menarik gerobaknya untuk segera sampai di kota sebelum siang. Setelah sekian lama melakukan perjalanan, akhirnya Quel sampai di pasar. Lalu ia menukar semua hasil tanamannya pada saudagar yang biasa membelinya. Tak lama setelah semua selesai ia tukar dengan kebutuhan lainnya, Quel kembali menarik gerobaknya untuk segera kembali ke hutan. Saat Quel hendak memutar gerobaknya tiba tiba dari arah belakang seseorang menubruknya dengan keras. Hampir saja ia terjatuh bersama seorang wanita yang menggunakan gaun layaknya seorang putri. "Nona, tolong aku nona.." ucap wanita itu mencengkram lengan Quel. Sementara tatapannya lurus ke depan, Quel mengikuti arah pandang wanita itu. Nampak beberapa orang prajurit dari kerajaan Planedian menghampirinya. "Tuan putri! kembalilah! ikut bersama kami!" seru salah satu prajurit itu. "Nona..tolong aku nona..jangan biarkan mereka menangkapku," ucap wanita itu dengan berurai air mata. Quel tidak tega melihatnya, meski ia sendiri tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. "Kau berlarilah sekencangnya, aku akan berusaha untuk menghalangi mereka," bisik Quel. Wanita itu pun menganggukkan kepala tanda setuju. "1, 2, 3, lari!!" seru Quel memberikan aba aba. Wanita itu langsung berlari sekencangnya ke arah kerumunan orang orang di pasar. "Kejar wanita itu!" seru salah satu prajurit. "Tidak perlu! percuma kita kejar, lebih baik gadis ini sebagai gantinya!" Quel melebarkan matanya saat prajurit itu hendak menggantikan wanita tadi dengan dirinya. Ia langsung menggeser gerobak saat salah satu prajurit hendak menangkapnya. "Jangan kabur nona!" seru mereka. Lalu Quel berlari sekencangnya tak tentu arah. Namun usaha Quel sia sia saja. Merska berhasil menangkapnya. "Hahaha! mau lari kemana nona cantik!" seru mereka lalu mengikat kedua tangan Quel. "Lepaskan aku!" seru Quel berusaha memberontak. "Salahmu sendiri, kenapa kau membantu wanita itu melarikan diri," ucap prajurit itu. "Kalian sialan! lepaskan aku!" pekik Quel. Namun merska tidak menggubrisnya. "Cepar bawa dia!" seru prajurit memerintahkan temannya. Kemudian mereka membawa Quel ke dalam kereta kencana di apit dua prajurit yang mengikatnya. "Selamatlah kita," ucap prajurit itu. "Kau benar, malah Raja lebih beruntung karena mendapatkan gadis yang cantik dari pada wanita tadi," potong temannya. "Hahahahaha!" mereka tertawa, Quel hanya diam mendengarkan. Ia tak mengerti sama sekali mau di bawa kemana dirinya. Setelah melakukan perjalanan yang cukup lama, akhirnya mereka sampai di sebuah kerajaan yang sangat luas dan megah. Quel di paksa turun oleh prajurit itu dan di bawa paksa kesebuah ruangan yang sangat besar. Nampak seorang pria tengah duduk di ruangan itu. "Yang mulia, kami gagal mendapatkan tuan putri campa. Tapi kami mendapatkan gantinya Yang Mulia!" ucap prajurit itu membungkuk hormat. Pria itu langsung bangun dan berjalan menghampiri Quel. Ia menatap Quel cukup lama. Kemudian tersenyum dan berkata, "kerja bagus prajurit, sebentar lagi Alexander akan datang. Dia pasti akan senang dengan gadis ini," ucap pria itu. "Lepaskan aku!" seru Quel menatap tajam pria itu. "Ohh, berani sekali dia bicara lantang di depanku." Pria itu menyentuh dagu Quel. "Cantik..." "Lepaskan! apa salahku?!" Quel berusaha melepaskan ikatan di tangannya. "Diam kau! cepat bawa dia ke ruangan yang sudah di sediakan!" ucap pria itu. "Baik yang mulia!" seru prajurit serempak. Lalu mereka menyeret Quel menyusuri lorong kerajaan. Sementara pria itu berjalan menuju ruang utama untuk bertemu Raja Alexander. "Dia pasti senang, dengan begitu rencanaku akan berhasil," ucapnya pelan. Tak lama kemudian ia telah sampai di aula utama. "Yang Mulia, hamba datang menghadap!" ucap Pria itu membungkuk hormat sesaat. Ia menatap ke arah Raja Alexander yang hanya diam tanpa ekspresi. "Kau berbohong lagi Paman Salmandor!" seru Alexander berdiri tegap. "Tidak Yang Mulia, gadis itu ada di dalam kamar yang sudah di sediakan," jawab Salmandor. "Gadis? maksudmu paman?" tanya Alexander. "Maaf Yang Mulia, wanita itu melarikan diri. Tapi aku mendapatkan ganti yang tidak akan mengecewakan Yang Mulia!" "Baik, aku akan menemuinya, apa kau sudah mengurus dia paman?" tanya Alexander. "Tidak perlu khawatir Yang Mulia, semua sudah di atur!" "Baik, jika kau mengecewakanku lagi, jangan harap aku akan memaafkanmu!" "Tidak Yang Mulia, kali ini kau pasti senang." "Baik, kau boleh pergi paman!" "Baik Yang Mulia!" Salmandor membungkuk hormat, lalu ia berjalan meninggalkan aula. "Semoga apa yang di katakannya benar, aku sudah tidak sabar ingin memiliki keturunan. Selama ini Amora tidak bisa memberikannya padaku," gumam Alexander. Lalu ia berjalan meninggalkan aula. *** Sementara itu di kamar, Quel sedang duduk di tepi tempat tidur. Ia merutuki kebodohannya. "Kenapa aku harus terlibat dengan urusan wanita itu," ucapnya pelan. "Aku tidak boleh menyerah, aku harus kabur dari istana ini." Quel bangun dan berjalan menuju jendeka kamar yang tertutup. "Sepertinya aku bisa melarikan diri lewat jendela ini." Saat Quel hendak membuka jendela, dari arah pintu Salmandor langsung berlari dan menarik tangan Quel. "Mau kemana kau!" pekik Salmandor. "Lepaskan aku!" Quel menendang perut Salmandor kuat, hingga terhuyung ke bslakang. Dengan sigap ia maju selangkah dan menampar wajah Quel hingga oleng ke samping. "Kurang ajar!" seru Salmandor menatap wajah Quel. "Kau yang kurang ajar!" pekik Quel marah, lalu ia menerjang lagi Salmandor. Namhn kali ini pergerakan Quel dapat terbaca oleh Salmandor. Ia menepis kaki Quel hanya dengan satu tangan. "Berani sekali kau!' Salmandor langsung mencengkram leher Quel. " Jika bukan demi keponakanku, kau sudah kubunuh!" "Aku tidak takut, bunub saja kalau kau berani!" Quel mengangkat kaki kananya lalu ia hantam ke perut Salmandor hingga terjungkal ke belakang. Salmandor bangun sambil memegang perutnya menatap tajam ke arah Quel. "Rupanya kau tidak bisa di perlakukan lembut gadis liar!" Salmandor maju selangkah lalu ia menotok aliran darah Quel. Quel berdiri mematung menatap tajam Salmandor, "ini akibatnya kalau kau tidak menuruti perintahku!" Salmandor mengambil kain yang tergeletak di atas tempat tidur, ia ikatkan kain itu ke tubuh Quel. "Sekarang kau tidak bisa bergerak lagi gadis liar," ucap Salmandor tertawa. Ia buka totokannya, hampir saja Quel jatuh ke lantai. Namun dengan sigap Salmandor menahan tubuh Quel dan mengangkatnya ke atas tempat tidur. "Kau tunggu di sini, sebentar lagi Alexander akan datang membawamu." Salmandor melangkahkan kakinya keluar ruangan meninggalkan Quel sendirian di kamar dalam keadaan terikat. "Ya Tuhan, apa yang akan terjadi pada diriku..tolong selamatkan aku.." ucap Quel, air matanya turun membasahi pipi.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD