Selain wajahnya yang pucat, keringat dingin terus membanjiri pelipisnya. Amara, sudah hampir pagi namun gadis itu belum juga bisa terpejam. Dengan rambut acak-acakan terburai maskara luntur seiiring dengan air mata yang terus saja mengalir hingga matanya sembab. Ia merutuki nasibnya sendiri menyesal? Iya! Kenapa harus dipertemukan dengan Arkha di dunia ini. Cowok yang begitu menyebalkan yang pernah dia temui sepanjang hidupnya. Ia terus saja menangis mengingat perlakuan Arkha beberapa jam yang lalu padanya. Hingga tiba-tiba Amara tersentak saat tiba-tiba tangan lembut mengusap belakang kepalanya. Bunda mulai memeluknya dari belakang. mendekatkan wajahnya tepat berada di kepala Amara. Sehingga posisi antara ibu dan anak itu begitu dekat. Amara menyingkirkan tangan sang bunda, m