Dalam ruangan luas memiliki jendela besar menghadap gedung sekeliling tinggi menjulang sekelilingnya, ditutupi oleh tirai warna putih transparan itu suasana tampak sunyi. Keduanya tak ada yang saling bicara, hanya sesekali kebetulan sorot mata saat menoleh saling bertemu. Amara buru-buru memalingkan muka sebab takut jika hanyut dalam sana. Ia memilih menunduk tanpa melihat cowok itu sambil mengeluarkan barang satu persatu dari dalam kotak disaksikan oleh Kafeel duduk di kursi yang terus memperhatikannya. Membuat Amara salah tingkah, beberapa kali tangannya menyelipkan anak rambut ke belakang telinga seiring menelan saliva. Ia gugup kini, semua tak lagi sama sebab ada kesalahan yang menjadi jarak di antara keduanya. Bukan wajah saja terlihat salah tingkah, tetapi kini tangan Amara berke