Saat keluar dari klinik Amara mengenakan helm bogo coklat bersiap menghidupkan motor matic putih miliknya akan pergi mencari makan siang untuk dirinya dan teman-teman seantero klinik. Amara sengaja membuka jasa titip, jadi siapa pun yang meminta membelikan makanan padanya akan ia mintai biaya tambahan. Amara kadang tidak habis pikir dengan dirinya sendiri, kenapa jiwa bisnisnya tak pernah menghilang dari dalam dirinya. Setiap hal kecil ia selalu memikirkan tentang bisnis, bahkan teman-temannya sendiri tak luput dari akan hal itu. Suara pluit tukang parkir membuat Amara terkesiap. Bersiap-siap memutar gas untuk melajukan motor. Tiba-tiba ia terhenti saat ada mobil berhenti tepat di hadapannya. Andai saja Amara tidak menekan rem suadah dipastikan bagian depan kendaraan roda empat golongan