PROLOG
"Kamu mau jadi pacarku?"
Alissa terdiam terpaku ketika Azzam, pria sekaligus sahabat yang selama ini ia suka, tiba-tiba menyatakan cinta. Mimpikah dirinya kali ini? Tapi, melihat binar mata pria yang sedang duduk di hadapannya, Alissa yakin, ini adalah nyata.
"Cha ... gimana?" Azzam kembali mengejar. Pria itu bahkan meraih pergelangan tangan Alissa yang bebas lalu menggenggamnya dengan erat.
"A-aku ... " Alissa terbata. Jelas saja ia masih merasa syok dengan apa yang ia dengar. Sejak kapan Azzam menyukainya.
"Aku apa, Cha?"
"I-iya, aku mau." Wajah Alissa bersemu merah menahan malu. Perasaan senang menelusup ke dalam relung hatinya. Bertahun-tahun memendam rasa suka, hari ini akhirnya ia sadar kalau rasa cintanya kepada Azzam terbalaskan.
Namun, baru saja euforia kebahagiaan itu ia teguk, gelak tawa meluncur dari bibir Azzam membuat Alissa seketika menjadi heran.
"Kok ketawa?" tanyanya bingung.
Masih sambil tertawa, Azzam menyahut, "Aku suka acting kamu, Cha, natural banget."
"Acting?" Alissa dibuat semakin heran. "Maksud kamu apa, Zam?"
Sambil tersenyum, Azzam kemudian menjawab, "Tadi aku cuma latihan, Cha. Persiapan untuk nembak Rachel besok pas perpisahan. Lagian, aku yakin banget, mana mungkin kalau kamu benar-benar suka sama aku. Kita kan udah sahabatan dari lama."
Alissa meringis.
Baru saja perasaannya melambung tinggi hingga langit. Tiba-tiba saja harus merasakan sakitnya terhempas dalam jurang yang begitu dalam. Ia tidak menyangka, Azzam menjadikannya objek percobaan untuk menyatakan cinta kepada wanita lain.
Sakit?
Tentu saja
Kecewa?
Tidak perlu di tanya.
Lantas apa yang bisa Alissa lakukan sekarang?
----
Kita seakan-akan menulis kisah dengan pena yang sama namun di lembar yang berbeda. Kamu menulis kebahagiaan, sedang aku mengejanya penuh kepedihan.
(Alissa Ameera - You're still the one)