Dipecat

1008 Words
Pemuda ini tak habis pikir dengan pemaksaan yang diinginkan kedua orang tuanya.Mengapa dan kenapa harus dia yang jadi korban dari keegoisan itu? "Bukankah mama dan papa masih punya Badai untuk dinikahkan dengan via? kenapa harus aku yang jadi korban?" tanya Bintang masih tidak terima. Kedua paruh baya itu hanya bisa diam saja, bukan mereka tidak mau menikahkan Badai dan Via hanya saja permintaan dari keluarga gadis itu yang menginginkan BIntang. "Tolong mengerti kami, nak.Alviana gadis yang baik, artis terkenal dan sudah mapan.Kamu gak perlu lagi bersusah-susah untuk menafkahinya."Kata Pak Gunawan. BIntang tersenyum sinis mendengarnya. "Maafkan aku pah,mah.Aku tidak bisa mengikuti keinginan kalian.JIka ingin pernikahan maka nikahkan Badai dan Via.Tolong jangan buat hatiku tambah hancur.Aku sudah hancur karena kehilangan Rindu dan anak kami,Jangan lagi tambah kehancuran itu." Pak Gunawan dan Nyonya Hana tercengang dengan kata-kata terakhir Bintang.Mau tidak mau mereka membiarkan Bintang untuk sementara sampai pria itu bisa berpikir jernih. "Bagaimana ini pah?" tanya Nyonya Hana dengan sedikit cemas. Gunawan hanya bisa menghela napasnya, "Kita biarkan saja dulu anak itu.Sambil kita pikirkan cara lain agar dia mau menikahi Alviana."Kata Gunawan. Setelah itu, ia memilih masuk kedalam kamar, tubuhnya butuh istirahat yang cukup setelah seharian mengurusi segala masalah yang ditimbulkan oleh anak keduanya akibat ketidak kehadirannya dalam rapat kemarin. Gunawan menatap bingkai foto yang ada di dinding kamarnya. Foto keluarga yang sudah sangat lama,dimana senyum bahagia terpancar di wajah-wajah keluarganya,ada sang istri dan kedua putranya. "Harapan Papa hanya tinggal kamu saja,Bi."Kata Gunawan sambil mengusap wajah Badai, tak terasa air mata pria paruh baya itu mulai menetes. ** Kasus tabrakan yang menimpa Cahaya sudah sampai tahap pengadilan.Karena korban yang di tabrak sampai meninggal,mau tidak mau Cahaya harus menerima hukuman kurungan penjara maksimal 6 tahun. Rasa sedih terlihat jelas di wajah wanita yatim piatu itu, bagaimana tidak di usianya yang terbilang masih muda ia harus merasakan menjadi seorang tahanan.Nenek Lela menangis tersedu-sedu meratapi sang cucu yang telah di vonis bersalah.Bahakan ia sampai histeris minta pada hakim untuk menangguhkan hukuman Cahaya. Namun apa mau dikata, semua bukti dan saksi memang mengarah semua pada wanita itu, diperkuat dengan cahaya yang juga mengakuinya.Akhirnya sang nenek hanya bisa pasrah dengan pengadilan ini. Deri yang bersembunyi di balik Hoodie dan maskernya juga menangis melihat sang kekasih yang sudah di vonis bersalah itu, ingin mendekat pada Cahaya dan memeluk wanita itu, tapi situasi tidak memungkinkan,karena jika ia melakukan itu, bisa saja ada orang yang menyadari siapa dirinya dan akan berakibat fatal pada film yang sedang ia garap bersama rekan-rekannya. Sementara itu di kursi lain, Bintang tersenyum puas dengan hasil pengadilan yang menyatakan jika Cahaya akan di hukum selama kurang lebih 6 tahun penjara.Itu artinya ia bisa melakukan apa saja pada wanita itu selama dalam tahanan.Tentu saja meskipun ia harus merogoh uang yang tidak sedikit untuk menyuap petugas.Yang jelas saat ini ia sangat bahagia. * Nenek Lela menunggu cahaya di depan pintu, sebelum cucunya itu di pindahkan ke lapas khusus perempuan.Mereka saling berpelukan menumpahkan rasa kesedihan karena akan berpisah bertahun-tahun lamanya. "Kenapa nasib kamu jadi seperti ini,neng?" Ungkap Nenek Lela. Cahaya hanya bisa terisak-isak dalam pelukan orang tua satu-satunya itu. "Nenek harus selalu sehat ya selama Eneng gak ada.Jaga pola makan dan juga jangan banyak pikiran." "Bagaimana nenek mau sehat dan gak banyak pikiran kalau kamu di tahan,Neng." Balas wanita tua itu. Cahaya hanya bisa menangis antara pasrah dan menyesal dengan jalan hidupnya sekarang. "Maafkan Neng ya nek."Ucapnya lagi. "Gak perlu minta maaf, Jaga diri kamu baik-baik ya.Nenek mohon." Sambil berderai air mata, Cahaya mengangguk, ia pun kembali memeluk orang yang paling di sayanginya itu.Tak sengaja ia menangkap sosok yang sejak tadi berdiri di belakang sang nenek. Cahaya tahu siapa sosok itu, kemudian ia melepaskan pelukannya dan menghampiri orang tersebut. "Aku titip nenek padamu, Der.Jaga dia selama aku di tahan." ucapnya. Deri yang terus bersembunyi di balik Hoodie dan maskernya hanya bisa mengangguk. ia tak kuasa melihat kekasihnya itu dan langsung memeluknya. "Aku janji akan menjaga nenek dengan baik."Balasnya. "Terima kasih, Der.Aku pergi ya sekarang." Sebelum wanita itu benar-benar menjauh, Deri kembali memeluk dan memberikan kecupan di kening. Tak peduli jika ada orang yang melihatnya.Deri hanya ingin menumpahkan rasa sayangnya pada Cahaya dan mengucapkan salam perpisahan untuknya.Dan pada akhirnya mereka benar-benar terpisah karena wanita itu segera di seret oleh petugas yang menyuruhnya untuk naik ke mobil tahanan dan membawanya ke lapas. *** Di sebuah Bar, Bintang meluapkan rasa sedihnya di sebuah bar ternama di kota Bandung,seperti inilah pekerjaan pria itu sejak kematian Rindu. Bahkan tanggung jawabnya di perusahaan sudah ia lupakan. Hari-harinya hanya di isi dengan mabuk-mabukan. Jika sudah begini maka sebagai asisten, Dimas lah yang akan direpotkan. Karena ia harus selalu menjaga bosnya 24 jam penuh. Mengurusi dari hal-hal kecil hingga yang lain. Seperti saat ini, ia segera membayar tagihan pada bartender dan membawa BIntang ke apartemen pribadinya, ketika pria itu sudah mulai mabuk parah. "Rindu... aku merindukan kamu sayang, cepat kembali.Ku mohon...Rindu.." Oceh nya. Dimas yang mendengar itu hanya menggeleng-gelengkan kepala melihat betapa pria itu masih saja merindukan kekasihnya yang sudah meninggal. Seelah melepas sepatu dan membaringkan tubuh bosnya diatas kasur,Dimas segera keluar kamar, Namun betapa kagetnya ia ketika berbalik ternyata Tuan Gunawan sudah berdiri di depannya. "Tuan."Sapa Dimas pada majikan besarnya itu. "Dia masih mabuk-mabukan seperti itu?" Tanya Gunawan. Dimas mengangguk."Tuan Muda masih bersedih,Tuan."Balasnya. "Keterlaluan kamu Bintang. Perusahaan yang tidak stabil malah kamu acuhkan.Kenapa kamu memilih memikirkan wanita sialan itu.Bahkan sampai sudah di kubur pun wanita itu masih mempengaruhi mu." Ungkap Gunawan. Dimas hanya diam sambil menunduk.Mendengarkan apapun yang di ucapakan oleh majikanya itu. "Mulai besok kamu tidak usah lagi mengikuti anak itu,Dimas. Kau aku tarik kembali ke perusahaan.Biarkan dia terlunta-lunta sendiri tanpa harus ada yang membantunya!" Dimas yang terkejut langsung mengangkat wajahnya dan menatap sang majikan. "Tuan?" "Lakukan saja perintahku,Dimas! "Atau kamu akan kehilangan pekerjaanmu!" Setelah mengatakan itu, Gunawan langsung pergi meninggalkan apartemen sang putra, di ikuti juga oleh Dimas. Sambil berjalan, terdengar pria paruh baya itu menghubungi seseorang. "Pecat Bintang dari perusahan dan cabut semua fasilitas yang dia miliki. Aku ingin tahu akan sampai dimana anak itu terus melawanku!" Ucap Gunawan. Setelah itu ia dan Dimas langsung masuk kedalam lift dan benar-benar meninggalkan apartemen.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD