dua belas

2866 Words

Manusia itu memang betul makhluk sosial. Selain 'berbincang' dengan Sang Pencipta, yang dibutuhkan jelas berwujud nyata. Iya, betul. Sejak curahan hati kemarin aku dan Nayla, suasana hatiku sudah membaik. Aku bangun pagi hari, melakukan ritual biasa, kemudian berangkat ke kantor.  Ah, jangan dilupakan little conversation bersama Tara di garasi. Tadi, dia terlihat jauh lebih gembira. Mungkin, Ririn sudah tak marah lagi atau dia mendapatkan bonus dari kantornya. Seingatku, dengan senyuman lebar, Tara bilang, "Pagi, Kay. Udah enakan mood-nya? Tumben berangkatnya pagi banget." "Udah dong. Elo seger banget hari ini?" "Yoi. Weekend nanti mau liburan sama Ririn." "Waw. Bagus dong. Ke mana?" "Yang deket aja. Mentok-mentok puncak." Aku tertawa. "Hati-hati lho, jangan suka DP dulu kalau belum

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD