Greg melihat segelas jus jeruk di meja makan. Dan ia berpikir itu adalah jus untuknya karena di tak melihat Jess di sana.
“Bibi, apakah ini untukku?” tanya Greg pada Pelayan.
“Ya, Tuan.”
Lalu akhirnya Greg mengambil gelas itu dan meminum jus jeruknya.
Setelah itu, Greg kembali ke kamarnya karena dia akan istirahat setelah jogging di halaman belakang tadi pagi.
Setibanya di kamar, Greg melepas bajunya karena dia merasa sangat gerah. Greg berpikir itu mungkin karena Greg baru saja lari jogging.
Greg kemudian menuju kamar mandi dan melepas semua pakaiannya karena dia merasa tubuhnya semakin panas.
Greg menatap dirinya sendiri di depan cermin besar wastafel. Dia merasa ada yang tak beres dengan tubuhnya.
“Ada apa denganku?” Greg mulai tampak gelisah.
“Shittt!!” Umpat Greg dan dia merasa ada sesuatu di dalam minumannya tadi.
Greg berusaha menepis kemungkinan bahwa Jess lah yang melakukan hal ini. Dia masih beranggapan bahwa ini hanyalah reaksi tubuhnya karena jogging tadi.
Tak lama kemudian, pintu kamar mandinya terbuka dan dia melihat Jess bersandar di ambang pintu.
“Kau milikku, Honey.” Jess membuka bathrobe yang dipakainya.
“Jess, keluar sekarang!!” bentak Greg.
Jess tak pergi dan justru mendekati Greg. Tubuh seksinya terlihat jelas oleh mata Greg yang tertutup kabut gairah.
“Mengapa kau melakukan ini, Jess?”
“Karena aku sangat mencintaimu, Honey. Hanya kau dan kau hanya milikku.” Jess kini melingkarkan tangannya ke leher Greg hingga d**a mereka menempel sempurna.
“Kau akan menyesal dengan semua ini, Jess.” Greg terlihat sangat marah namun semakin tak bisa menahan hasratnya.
“Never ever.” Jess memagut bibir Greg.
Greg yang sudah dikuasai oleh pengaruh obat perangsang tampak tak bisa mengendalikan tubuhnya lagi.
Ia membalas pagutan Jess dengan lebih liar lagi. Greg mengangkat tubuh Jess ke atas meja wastafel dingin itu hingga membuka pahanya lebar-lebar.
Sesapan, gigitan, kecupan, dilakukan oleh Greg ketika menyusuri leher jenjang dan d**a penuh Jess.
“Kau yang menginginkan hal ini, Jess. Dan kau lah yang mambuatku se-brutal ini,” bentak Greg hingga mengumpat kasar karena dia harus melakukan hal ini dengan begitu kasar dan sama sekali tak bisa pelan karena pengaruh obat itu.
Jess tahu dan sangat sadar yang dilakukannya hingga dia tak peduli jika pun Greg melakukannya dengan kasar.
Jess bahkan menikmati moment pertamanya itu meskipun mereka melakukannya di atas meja marmer yang dingin itu.
Greg bergerak liar hingga pada akhirnya dia mencapai puncaknya. Tak ada adegan mesra di dalam percintaan pertama mereka karena Greg terjebak dalam obat laknat itu hingga membuat nafsunya benar-benar berada di level tertinggi.
Jess masih memeluk Greg di akhir permainan mereka yang cukup singkat ini. Setidaknya, Jess melakukan hal ini dengan pria yang dia cintai.
“Kau akan terikat denganku selamanya, Honey. Selamanya …”
Greg menatap dirinya di depan cermin dengan posisi Jess yang masih memeluknya.
Lalu Greg melepaskan pelukan Jess dan berjalan ke arah shower lalu menyalakan keran air dingin hingga air itu membasahi kepala dan seluruh tubuhnya.
Jess tahu bahwa Greg pasti masih kesal dengan hal ini. Tapi dia sangat mengenal Greg, pria itu tak akan meninggalkannya karena Jess sudah menyerahkan hal paling berharganya pada Greg.
Jess turun dari meja marmer dan memakai kembali bathrobe nya.
“I love you, Honey,” ucap Jess sebelum akhirnya keluar dari kamar mandi.
Greg memukul keras dinding kamar mandi hingga membuat buku jarinya memar. Pria itu kembali mengumpat dan sangat marah dengan apa yang dilakukan Jess.
Hal ini membuat Greg akan selalu terikat pada Jess karena dia tak akan mungkin meninggalkan Jess begitu saja setelah melakukan percintaan panas ini.
*