Greg memagut bibir Jess dengan lembut dan gadis itu selalu senang jika Greg menciumnya se-mesra itu.
Tangan Jess melingkar di leher Greg dan pria itu mengangkat tubuh Jess ke atas pangkuannya. Ciuman mereka semakin dalam dan mereka mulai larut dalam kemesraan.
“Aku selalu siap jika kau menginginkannya, Honey,” bisik Jess dan Greg tahu apa yang dimaksud oleh Jess.
“Tidak. Aku tak ingin kau menyerahkannya begitu mudah karena itu cukup membuatku terbebani nantinya.” Greg menyudahi ciuman itu.
Lalu Jess memeluk Greg dan mengusap-usap rambutnya.
“I love you. Bahkan jika kau meminta nyawaku, maka akan kuberikan padamu,” kata Jess lirih.
Greg tertawa lirih mendengar itu dan membuat Jess melepaskan pelukannya lalu melihat ke arah Greg.
“Aku tak bercanda.” Jess menatap Greg dengan serius.
Greg menarik hidung mancung Jess dan kembali tertawa.
“Kau masih kecil, Baby.” Greg menurunkan tubuh Jess dari pangkuannya.
Jess kembali duduk di kursi sebelah.
“Aku sudah dewasa, Honey. Tahun depan usiaku sudah 20 tahun.” Jess tak terima.
Greg mengacak rambut Jess dan menyalakan mesin mobilnya.
“Aku serius dengan ucapanku.” Jess mencebik.
“Belajarlah yang rajin agar kau cepat menjadi Dokter. Kita akan bisa sama-sama menjadi orang hebat nantinya,” kata Greg.
“Ya, lalu kita akan selalu bersama selamanya. Bayangkan bagaimana anak-anak kita nantinya.” Jess tersenyum kembali.
“Oh God … Jalan kita masih panjang, Jess,” sahut Greg.
“Tapi tak ada salahnya kita merancangnya mulai sekarang, bukan? Keluarga kita akan sangat hebat, Honey. Percayalah.” Jess begitu antusias.
“Stop, Jess. Ah ya, besok aku akan pergi ke Inggris untuk mengurus beberapa urusan kuliahku mendatang,” ucap Greg.
“What?? Mengapa mendadak?” Jess mencebik.
“Ya, aku baru mendapat kabarnya tadi.”
“Aku tak bisa libur padahal aku ingin ikut ke sana,” kata Jess.
“Aku hanya tiga hari saja di sana.”
“Baiklah.” Jess terlihat pasrah.
Lalu Greg pun mengantarkan Jess pulang ke rumahnya setelah menutup atap mobilnya yang tadi terbuka.
*
*
Tiga hari yang dijanjikan Greg akhirnya berubah menjadi seminggu. Hal itu membuat Jess menjadi overthinking karena sudah seminggu dia tak bisa mengawasi Greg.
Apalagi Jess melihat beberapa teman Greg termasuk Maria dan teman-temannya juga berada di Inggris.
Jess menjadi tak konsentrasi dalam belajarnya. Ia menjadi berpikiran yang tidak-tidak pada Greg.
“Dad, aku ingin ke Inggris,” ucap Jess di sela-sela makan pagi mereka.
“Tidak, Jess. Jadwal kuliahmu sangat padat. Kau tak boleh melewatkannya sedikit pun,” jawab Aron.
“Tapi, Dad … Greg belum kembali dari Inggris dan itu membuatku gelisah.”
"Jess, jangan terlalu mengekangnya karena pria tak suka dengan hal itu.”
"Aku hanya tak ingin kehilangan dia, Dad. Dia cinta matiku.”
"Oh my God ... Lihatlah putrimu, Sayang. Dia tampaknya lebih mencintai Greg daripada kita," kata Aron pada Jennifer—sang istri.
Jennifer hanya tersenyum saja dan melanjutkan makan paginya.
"Ayolah, Dad. Aku ingin ke Inggris dua hari saja. Tak lebih, aku janji.” Jess memohon pada sang ayah.
"Aku tak konsetrasi belajar karena hal ini, Dad. Jadi jika aku ke Inggris, maka aku akan mendapat semangat belajarku lagi," lanjut Jess dengan segala usahanya.
"Seharusnya ini menjadi sebuah pelajaran bagimu karena kalian akan menjalani LDR sebentar lagi," ucap Aron.
"Ya, aku tahu. Tapi ini berbeda, Dad. Aku ingin ke sana sekarang, please," mohon Jess yang masih dalam mode merayu.
"Ck, kau ini. Baiklah. Hanya dua hari saja dan tak boleh lebih.” Aron akhirnya tak bisa menolak keinginan putri tunggalnya itu.
"AAAAA ... Thank you, My Lovely Daddy," teriak Jess senang dan memeluk sang ayah.
Aron tertawa dan mencium puncak kepala Jess.
"I love you so much, Dad. Entah apa jadinya aku jika tak ada Daddy di sampingku.” Jess kemudian menciumi pipi sang ayah.
"I love you too, Darling. Sudahlah, sana pergilah kuliah. Kau akan terlambat nanti," kata Aron.
"Nanti malam aku berangkat ke Inggris jadi Daddy harus sudah menyiapkan tiket untukku.”
"Ya," jawab Aron dan Jess pun beranjak dari pangkuan Aron lalu menuju ke arah Jennifer.
"Bye, Mom. I love you.”
"I love you too, Dear. Bye, hati-hati di jalan," jawab Jennifer.
Lalu Jess pun berbalik pergi. Hari ini ia akan menyelesaikan tugasnya bersama Aston agar ia bisa pergi secepatnya ke Inggris.
*
*
Malam pun menjelang, Jess tak membawa terlalu banyak baju karena ia hanya dua hari di sana. Dan rencananya, Jess akan tinggal di apartemen Greg yang alamatnya tadi sudah diberitahu oleh Thalia -- ibu Greg.
Jess mengatakan pada Thalia bahwa jangan memberitahu tentang kedatanganya ke Inggris karena Jess ingin membuat sebuah kejutan untuk kekasihnya itu.
Setelah berpamitan pada kedua orang tuanya, Jess pun pergi ke bandara dengan diantar supir keluarganya. Senyumnya mengembang sepanjang perjalanan.
*
Hampir delapan jam penerbangan yang ditempuh oleh Jesse menuju Britania Raya. Apartemen Greg ada di London meskipuin nanti ia akan kuliah di Oxford. Jadi untuk sementara, Greg tinggal di London sebelum dia masuk kuliah di sana.
Apartemen Greg terletak di pinggir jalan. Tak seperti New York yang apartemennya ada di gedung pencakar langit, berbeda dengan apartemen di London yang terletak di pinggir jalan raya dan berbentuk seperti rumah klasik pada umumnya.
Greg memang sengaja tak ingin tinggal di sebuah mansion karena ia akan tinggal sendirian nanti. Dan menurutnya itu lebih mudah dari pada tinggal di mansion besar.
TING TONG
Jess memencet tombol pintu apartemen Greg. Perbedaan waktu London dan Ney York adalah lima jam, jadi kini Jess sampai di London pukul delapan malam. Dan ia berpikir mungkin Greg sedang makan malam di luar.
Karena tak kunjung terbuka, akhirnya Jess menuju ke cafe yang ada di seberang apartemen Greg. Wanita itu sengaja tak menelepon Greg untuk memberikan kejutan pada kekasihnya itu.
Hingga tiga jam berlalu dan Greg belum juga terlihat masuk ke apartemennya. Sejak tadi Jess menunggu di depan cafe agar ia bisa melihat Greg jika pria itu datang. Tapi ia sama sekali tak melihat tanda-tanda Greg datang.
Hingga akhirnya sebuah mobil datang dan parkir pas di pinggir jalan yang ada di depan apartemen Greg. Jess melihat seorang wanita keluar dari mobil itu dan juga Greg.
Mereka tampak tertawa bersama dan menuju masuk ke apartemen Greg. Jess langsung tersulut emosinya, terlebih ia tak mengenal wanita itu dan wanita itu tampaknya terlihat sudah dekat dengan Greg.