Laki-laki itu menganggapnya seperti b***k. Ia tidak pernah memanggilnya dengan benar bahkan ketika menyuruh Elena untuk membantu menyelesaikan pekerjaannya. Elena sudah bertekad tidak akan menunjukkan kelemahannya di hadapan laki-laki itu. Biarpun laki-laki itu memandangnya sinis seperti orang berpenyakit kulit yang menular, memanggilnya p*****r, jalang, dan kata menyakitkan lainnya, memberinya tugas yang tidak manusiawi, ataupun membentaknya, mengatakan dirinya tidak becus, manja, bodoh, tidak tahu diri, dan lainnya. Ketika hal itu terjadi, Elena ingin menelungkupkan tubuhnya di kamar, menangis seharian, sambil mengingat semua umpatan yang persis ia terima delapan tahun yang lalu. Elena meletakkan secangkir kopi hitam itu di meja Regan lalu kembali ke mejanya. Elena merasa dadanya sesak