Part 03. Satu Tahun Kemudian

1312 Words
Mentari pagi bersinar cerah menembus celah kaca jendela kamar seorang laki-laki muda yang masih terlelap terbawa di alam mimpi. Langit masih tidur dengan sangat nyenyak di atas tempat tidurnya bahkan ia tidak mendengar suara alarm yang berbunyi di ponselnya. Langit masih tertidur dengan sangat pulas, hingga beberapa menit kemudian ia mulai membuka matanya perlahan, Langit mulai melihat alarm yang ada di ponsel miliknya dan seketika matanya membulat melihat jam yang ada di layar ponselnya. Jam di ponsel Langit menunjukkan pukul enam pagi, itu artinya Langit harus cepat- cepat mandi. Laki-laki itu segera bangkit dari tempat tidurnya dan segera berjalan ke kamar mandi untuk mandi pagi ini. Butiran air hangat yang keluar dari shower kini membasahi seluruh tubuh Langit dan membuat laki-laki muda itu kembali terlihat segar setelah rutinitas yang ia jalani tadi malam, Langit semalam membantu keluarga Bintang menyiapkan acara pernikahan sepupunya itu di Bandung. Langit menginap di hotel yang ada di dekat pantai karena ia bertugas mengawasi persiapan pernikahan sepupunya di pantai ini. Sedangkan tante Rina menyiapkan acara akad nikah Bintang dan Senja di rumah keluarga Senja yang ada di Bandung. Setelah selesai mandi dan berganti pakaian kini Langit mulai menyisir rambutnya di depan cermin yang ada di depannya, laki-laki muda itu kini terlihat lebih semangat dan segar, Langit mulai bersiul saat melihat dirinya di depan cermin. Dertt Drett Drett! Bunyi suara ponsel Langit yang berada di atas nakas. Segera Langit mulai berjalan beberapa langkah untuk mengambil ponselnya. Langit mulai melihat layar ponselnya ternyata Tuan Wijaya yang menghubungi Langit, segera laki-laki itu menekan tombol hijau untuk bicara dengan Tuan Wijaya. "Halo selamat pagi Om," sapa Langit, kemudian ia kini berjalan beberapa langkah dan duduk di pinggir tempat tidur. [Selamat pagi juga Lang, bagaimana dengan persiapan di sana apa semuanya sudah siap?] Tuan Wijaya bertanya pada Langit tentang acara resepsi untuk Bintang dan Senja yang akan dilaksanakan pada siang hari di pantai Bandung, sedangkan akad nikah Bintang dan Senja dilaksanakan di rumah keluarga Senja. "Di sini sudah siap semua Om, tenang aja," Langit menjawab dengan santai. [Baiklah terima kasih banyak Lang, kamu sudah banyak membantu kami, kamu segera kesini Lang, pagi ini Bintang mau akad nikah, nanti Om kirim alamatnya,] ucap Tuan Wijaya kemudian ia mematikan sambungan teleponnya. Setelah selesai bicara di telepon dengan Tuan Wijaya kini Langit segera mengambil jaz berwarna hitam dan juga kunci mobil miliknya, Langit terlihat sangat tampan dengan kaos berwarna putih dan jaz berwarna hitam. Langit segera keluar dari kamarnya, ia berjalan menuju lift dan turun ke lantai satu, laki-laki itu nampak bersemangat untuk hari bahagia sepupunya Bintang, setelah insiden beberapa hari lalu sebelum Bintang kembali ingatannya, Langit dan Bintang bertengkar di kampus memperebutkan Senja, setelah seharian Bintang pingsan akhirnya ingatannya kembali lagi, Senja adalah cinta pertama Bintang saat mereka sekolah di Bandung, Langit merasa tidak enak pada sepupunya, namun Bintang memaafkan Langit dan meminta tolong padanya untuk membantu mempersiapkan acara pernikahan Bintang dengan Senja, Langit dengan senang hati membantu Bintang saudara sepupunya, ikatan saudara lebih kental dari pada ikatan apapun. Tring! Suara pintu lift terbuka. Langit segera melangkah keluar dari lift dan berjalan menuju ke halaman hotel dimana mobil sport warna hitam miliknya terparkir di sana. Langit membuka pintu mobilnya dan ia segera masuk ke dalam mobil sport warna hitam itu. Di perjalanan Langit terus saja tersenyum bahagia, entah kenapa laki-laki itu merasa bahagia saat ini, seperti sudah menemukan harta karun yang terpendam. Setelah melakukan perjalanan sekitar dua puluh menit kini Langit sudah sampai di rumah keluarga Wijaya yang ada di Bandung. Laki-laki itu segera turun dari mobilnya dan berjalan menuju ke teras rumah keluarga Wijaya yang ada di Bandung, Langit segera masuk ke dalam rumah itu karena memang pintu itu dalam keadaan terbuka. "Assalamualaikum Om, Tante," ucap Langit saat ia berjalan masuk ke dalam rumah keluarga Wijaya. "Wa'alaikum salam Lang, sini masuk!" seru Tuan Wijaya yang ada di ruang tengah saat melihat Langit datang. Kini Langit berjalan ke ruang tengah, di sana keluarga besar dari Tuan dan Nyonya wijaya sedang berkumpul, Langit kini mencium punggung tangan Tuan dan Nyonya Wijaya. "Om, Papa kemarin pesan sama saya, Papa minta maaf dia tidak bisa datang ke acara ini," ucap Langit pada Tuan Wijaya. "Tidak apa-apa Lang, Om juga sudah tahu kalau meeting perusahaan tidak bisa di tinggalkan, Bintang saja yang pengen nikah mendadak, hahaha." kini Tuan Wijaya dan Langit tertawa bersama. "Bintang di mana Om?" tanya Langit pada Tuan Wijaya. "Bintang ada di kamarnya Lang, kamu naik saja ke atas, kamar nomor dua itu kamar Bintang." jawab Tuan Wijaya. Kemudian Langit kini berjalan menaiki anak tangga menuju ke kamar Bintang sepupunya, saat Langit sudah sampai di depan pintu kamar sepupunya ia berhenti sejenak lalu tersenyum, kemudian Langit mengetuk pintu kamar Bintang. Tok Tok Tok! Suara Langit mengetuk pintu kamar Bintang. "Masuk!" terdengar suara Bintang dari dalam kamar, kemudian Langit membuka pintu kamar Bintang dan masuk ke dalam kamar saudara sepupunya itu. "Selamat pagi. Bintang selamat ya, lo hari ini akan menikah, semoga acaranya lancar," ucap Langit sambil tersenyum saat bertemu dengan Bintang. "Terima kasih Lang, lo juga sudah banyak bantuin gue buat acara ini," Bintang kemudian memeluk saudara sepupunya itu. Mereka berpelukan untuk sejenak. "Gue minta maaf soal kejadian kemarin ya, gue bener- bener khilaf," ucap Langit saat mereka berdua berpelukan. "Tidak apa-apa Lang, gue udah maafin elu kok, gue justru harus berterima kasih sama lo karena gara- gara lo ingatan gue kembali lagi," Bintang kemudian melepaskan pelukannya. "Ah, lo bisa aja kalau ngomong," Langit kini duduk di samping tempat tidur milik Bintang. ***** Pagi hari ini acara akad nikah Bintang dan Senja yang di adakan di rumah keluarga Senja yang ada di Bandung. Semua keluarga sudah berkumpul disana. Setelah Bintang mengucapkan ijab qobul semua orang ikut bahagia termasuk Langit sepupunya, Langit kini menghampiri Bintang dan Senja setelah mereka selesai menikah. "Selamat ya Bintang, lo sekarang sudah resmi menjadi suami, gue minta maaf ya," ucap Langit saat Bintang dan Senja melihatnya. Langit meminta maaf pada Bintang dan Senja, mereka semua sekarang saling memaafkan dan memulai hidup baru mereka. ***** Sore ini acara resepsi pernikahan Bintang dan senja yang diadakan do pantai. Langit sibuk membantu menyiapkan acara ini untuk sepupunya. Para saudara dan tamu undangan sangat menikmati pesta yang diadakan di pantai ini, aneka macam bunga yang tertata indah menambah indahnya pantai ini. Bintang dan Senja akan mulai melempar buket bunga dari atas batu besar yang ada di pinggir pantai, semua gadis dan para pria jomblo ikut berebut buket bunga yang akan di lempar oleh pasangan pengantin, namun tidak dengan Langit, laki-laki muda itu masih setia duduk sendiri di kursi dengan tante Rina dan keluarga Wijaya. Saat Langit duduk dengan santai sambil menikmati minuman yang ada di depannya tiba-tiba saja buket bunga itu jatuh tepat di atas meja yang ada di depan Langit. Ia segera mengambilnya. "Wah selamat Lang, lo dapat bunganya, sebentar lagi lo pasti akan menikah," Bintang mulai menggoda Langit, mereka memang saudara sepupu sekaligus musuh bebuyutan. "Gue Aminin aja deh ucapan lo," jawab Langit singkat, membuat Bintang dan Senja tersenyum bahagia. ***** Malam ini pesta pernikahan Bintang dan Senja masih belum selesai malam hari ini adalah pesta kembang api yang diadakan di pantai. Langit masih duduk sendiri, sesekali laki-laki itu tersenyum melihat semua orang bahagia. "Langit kenapa kamu sendirian, Kenapa tidak ikut bergabung dengan mereka?" suara Tante Rina yang tiba-tiba saja mengagetkan Langit dari lamunan. "Iya Tante Langit hanya capek dan butuh istirahat sebentar kayaknya." sejak kemarin Langit memang membantu menyiapkan acara pernikahan Bintang, laki-laki itu sangat sibuk sejak kemarin. Saat pesta kembang apinya di mulai semua orang bahagia Langit ikut tersenyum. Tiba-tiba saja ponselnya kini berdering dan Langit segera mengambil ponselnya yang ada do saku celananya. "Halo," Langit memulai percakapan dengan seseorang yang ada di seberang sana. [Halo Bos, kami sudah menemukannya Bos,] ucap seseorang yang ada di seberang sana. "Kamu amankan saja dulu, hari ini gue masih sibuk, besok pagi baru gue pulang ke Jakarta," ucap Langit kemudian ia mematikan sambungan teleponnya. *****
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD