Memeluk mamanya erat, Zoya tidak memiliki alasan untuk melepaskannya. Bahkan setelah seharian ini dia banyak memeluk papa dan mamanya, dia masih tidak ingin melepaskannya, saat akan tidur.
"Sayang, apa terjadi sesuatu di sekolah? Apakah ada yang menyakitimu?" tanya mamanya Zoya khawatir, dia merasa sikap putrinya agak aneh sejak pulang sekolah tadi.
Tersenyum, Zoya hanya memberikan gelengan kepala sebagai respon. Bagaimana mengatakannya, saat dia akhirnya bisa melihat mama dan papanya lagi, bisa memeluknya dan bicara dengan mereka lagi. Lima tahun dia merindukan mereka, karena mereka meninggalkannya begitu cepat dalam kematian. Terbelenggu dalam kekosongan, hingga kehampaan yang luar biasa mencekiknya. Membuatnya menginginkan kematian agar semuanya berakhir. Bagaimana mengatakannya?
"Ada apa dengan anak ini, kembalilah ke kamarmu!" Zian baru saja kembali dari mencuci wajahnya, dan melihat putrinya masih ada di tempat tidurnya. Gadis cantik yang memiliki nama belakang sama dengannya itu, dia sangat manja hari ini.
"Bagaimana papa bisa mengatakannya, tidakkah papa juga ingin tidur bersama kami?" Zoya sengaja menggoda papanya, karena dia tahu papanya paling tidak bisa tidur tanpa mamanya. Dan sekarang tempat tidur telah dia penuhi bersama mamanya.
"Anak nakal, apa laki-laki b******n itu membuatmu kesal lagi hari ini? Sehingga kamu melampiaskannya pada kami?" Zian duduk di pinggiran tempat tidur, mengusap puncak kepala Zoya. Dia dan istrinya tahu, putrinya itu sedang tergila-gila dengan seorang laki-laki, akhir-akhir ini juga Zoya kadang akan sedikit bercerita tentang laki-laki tersebut.
Sedikit memerah malu, Zoya ingat dulu dirinya bahkan tanpa malu menceritakan tentang Lander pada orangtuanya. Sekarang, dia menyesalinya, karena dia yakin orangtuanya berpikir dia agak memalukan sebagai remaja yang baru beranjak dewasa di usia belasan.
"Aku tidak menyukainya lagi. Jangan sebut-sebut tentang dia. Kemarin itu hanya kesalahan!" Zoya bangkit dari tempat tidur, dia tidak mau interogasinya berlanjut, buru-buru meninggalkan kamar orangtuanya.
"Bukankah dia lucu? Seharian ini dia sangat suka memeluk, padahal dia biasanya tidak suka dipeluk!" ungkapnya pada suaminya, tentang keanehan sikap putrinya.
Zian menoleh dan hanya diam, kemudian ikut berbaring bersama istrinya. Mereka hanya memiliki satu putri, dan putri mereka itu memiliki sikap sedikit manja, dan begitu naif. Mereka selalu mengamati perkembangan Zoya Pyralis, dan agak sedih akhir-akhir ini. Karena ternyata putri mereka sudah mulai dewasa. Menunjukkan ketertarikan pada lawan jenisnya.
"Mungkin anak itu mengalami hari yang berat di sekolah. Biarkan saja, sangat jarang kita bisa memeluknya seperti bayi, dan hari ini kita bisa memeluknya!" Zian juga merasa senang, Zoya bersikap lebih manis dan suka memeluk. Padahal setelah Zoya beranjak dewasa, anak itu mulai benci dipeluk dengan alasan usianya sudah terlalu besar untuk melakukan skinship seperti itu.
"Hem, sedikit aneh. Dia mau makan masakanku tanpa keluhan, menunggumu pulang dari kantor dengan tidak sabar. Dan yang paling kentara adalah pelukannya, itulah kenapa aku agak khawatir!" Mama dan papanya Zoya merasa heran.
—
Di kamarnya sendiri, Zoya sudah merebahkan tubuhnya. Dia berbaring lagi di kasur yang pernah dia pakai setelah dua belas tahun. Rasanya benar-benar aneh, saat dia bisa melihat lagi senyum mamanya, kejahilan papanya. Jika awalnya dia kesal, mengetahui kembali ke masa lalunya, kini dia sedikit bersyukur.
Menolehkan wajahnya, Zoya memperhatikan kamarnya, dan merasa tersentuh melihat lagi bagaimana Zoya remaja tumbuh besar di kamar ini. Karena setelah kematian papanya, mamanya mengajaknya pindah ke tempat yang baru. Agar keduanya lebih cepat mengiklaskan kepergian Zian Pyralis. Mengingat hal tersebut, Zoya kembali bersedih. Artinya dia akan melewati masa seperti itu sekali lagi.
"Apakah ini hukuman, karena aku selalu menginginkan kematian?" tanya Zoya pada pencipta alam semesta dan isinya.
"Kenapa? Apakah aku harus merasakan kehilangan lagi dan kembali merasakan kesepian lagi, mengulangi waktu yang hampir tidak kuinginkan?"
Zoya tidak bisa memberitahukan pada siapapun, kalau dia datang dari masa depan. Atau orang-orang akan menganggapnya gila. Dia menyimpan kebenaran itu dalam kebingungan. Kenapa dia bisa kembali ke masa lalu?
Menyalahkan Lander, karena Zoya pikir laki-laki itu bertanggung jawab atas apa yang terjadi padanya. Dia kembali ke masa lalu, setelah menghadang Luna yang akan menusuk Lander. Seharusnya Lander bertanggung jawab setelah ini.