T U J U H

1192 Words
Aku termenung , ingatan – ingatan yang membuat hati ku tersayat – sayat terus saja berputar di kepala . Walau pun aku sudah bebas dari Heri , tapi rasa sakit dan rasa trauma di abai kan masih saja membuat ku takut . Aku takut . Aku sangat takut . Saat aku terdiam , aku merasakan tangan Risky mengelus rambut ku dengan lembut . Berada di dekat nya seperti sebuah obat yang bisa membuat ku tenang . Aku membenam kan wajah ku pada bahu nya dan meng hirup harum tubuh nya yang khas . Aku tidak tau kenapa aku sangat cengeng . Saat aku merasa sedih , aku menangis . Aku tidak bisa menahan nya . Apa lagi bila di depan Risky . Rasa nya auto saja menangis . Lalu saat sangat marah sekali pun aku meluap kan nya dengan menangis . Saat bahagia aku juga menangis . Apapun ujung – ujung nya menangis . Aku tidak tau kenapa aku membuat diri ku sendiri sangat cengeng. Tapi kali ini aku menangis bukan karena sedih , senang sekali atau marah sekali . Tapi aku menangis karena sedang merasa takut . Aku takut bila semua ini hanya sementara . Aku takut bila rasa bahagia ku ini hanya sementara dan setelah ini aku akan merasa sengsara lagi . Jujur , aku takut bila laki - laki yang sedang mengelus rambut ku dengan lembut dan menggenggam tangan ku erat ini akan merubah pikiran nya dan memutus kan untuk tidak mau lagi bersama ku . Kita tidak pernah tau kapan seseorang akan memutskan bahwa mereka tidak mau lagi bersama kita , kan ? Dan iya , saat aku takut pun aku menangis . Hal itu membuat Risky menatap ku dengan tatapan cemas . Sebenar nya aku tidak tau apa yang sudah aku lakukan di kehidupan sebelum nya sampai aku bisa dipertemukan dengan Risky , laki – laki yang dengan sabar nya mau menerima semua kekurangan ku dan masa lalu ku . Laki – laki yang masih mau dengan ku walau pun dia sudah tau aku sudah tidak utuh lagi . Laki – laki yang selalu melihat kelebihan ku dan tetap menerima kekurangan ku dan ingin memperjuang kan ku . Kalau saja aku bertemu dengan nya dari dulu . Aku sedih sekali dia malah mendapatkan perempuan seperti ku , perempuan yang tidak utuh . Tapi apa kah semua nya akan ber tahan lama ? Apa kah akan ada waktu di mana Risky menyadari bahwa semua yang dia lakukan ini percuma dan akan mencari perempuan lain yang lebih baik dari ku ? Karena aku yakin pasti banyak sekali perempuan yang lebih baik dari ku dan bisa membuat Risky lebih bahagia lagi . Di banding dengan ku yang hanya bisa membuat Risky sakit kepala ketika rasa sedih ku sudah kumat . " Hei . . ." Ucap Risky dengan lembut . Ia menghenti kan elusan nya dan berusaha mengangkat wajah ku agar ia bisa melihat mata ku untuk memastikan apa kah aku menangis atau tidak karena seperti nya dia menyadari bahu nya mulai basah . " Kamu kenapa ? " Tanya Risky seraya menghapus air mata di pipi ku dan berusaha mengenyah kan rambut - rambut yang menutupi wajah ku . " Apa yang kamu rasain sekarang ? " Tanya Risky lagi . Mendengar pertanyaan yang penuh dengan perhatian itu , tangisan ku menjadi – jadi . Di dalam tangisan ku , aku menggeleng kan kepala ku . Aku tidak bisa mengatakan nya . Tangisan ku pecah . Kalau aku mengatakan nya lagi , tangisan ku akan makin pecah . Aku hanya terus menatap Risky dengan tatapan nanar tanpa menjawab nya sama sekali . Tapi Risky dengan sabar menunggu ku dan tidak memaksa ku untuk menjawab pertanyaan nya . Dengan rasa sabar nya , aku ingin sekali mengatakan bahwa bertemu dengan nya adalah sebuah anugerah yang tidak pernah aku bayang kan sebelum nya . Aku juga ingin mengucap kan banyak terima kasih karena dia sudah mau menerima segala kekurangan ku dan masa lalu ku . Selama hampir dua tahun ini dia selalu sabar menghadapi aku yang sagnat tidak pantas di sebut pacar yang baik ini . Saat aku menggeleng , Risky mengerti dan mengangguk kan kepala nya menandakan bahwa ia paham dengan kondisi ku yang tidak memungkin kan untuk menjawab pertanyaan nya . Ia pun memeluk ku dengan erat dan mengelus punggung ku dengan lembut . Setiap sentuhan nya selalu dengan sukses menghantar kan rasa sayang nya pada ku . Bersama dengan Risky , aku bisa merasa kan bahwa aku pantas di sayang dan aku pantas mendapat kan orang yang baik yang bisa menyayangiku dengan tulus . Dengan Risky , aku bisa membuka mata ku bahwa banyak orang baik dan tidak hanya laki – laki yang b***t saja yang ada di muka bumi ini . Bersama dengan Risky membuat ku mengerti bahwa cinta itu ada . " Nggak apa – apa . Semua nya nggak harus ada jawaban nya sekarang . “ Ucap Risky tanpa menghentikan elusan tangan nya di rambut ku . “ That’s totally okay , sayang . Everything will be fine . I’m here for you , I will always be here . I will not leave you . Kalo kamu butuh teman untuk mendengar kan segala keluh kesah , aku akan berusaha untuk selalu ada . Tapi kalo kamu butuh teman untuk hanya diam saja , aku juga akan berusaha untuk selalu ada. Sekarang aku di sini , ada di deket kamu . Aku mau kamu merasa tenang . “ Bisik nya . Astaga , dia harus tau bahwa dengan mengucap kan kata – kataseperti itu membuat ku sangat tenang dan aku merasa sangat di sayang . Tapi dia juga harus tau bahwa dengan mengucap kan kata – kata seperti itu , membuat ku malah makin rapuh . Dalm hati , aku ber tanya kenapa baru sekarang kita bersama ? Kenapa tidak dari dulu saja kita di pertemukan ? Mungkin bila dari dulu kita bersama , aku akan memperlakukan Risky dengan lebih baik lagi dari pada selama ini . Tapi mungkin semesta mempunyai rencana nya sendiri . Aku hanya merasa tidak enak saja karena kami baru bersama , Risky harus menanggung beban rasa takut ku yang luar biasa akibat rasa trauma yang aku rasa kan dulu ber sama Heri . Ini bukan kesalahan Risky tapi dia yang kena imbas nya . Setelah bersama Heri , aku menjadi takut untuk percaya bahkan pada pacar ku sendiri . Aku memeluk Risky balik dengan erat lalu melepaskan pelukan kami. Aku menarik nafas dalam - dalam dan menghembuskannya perlahan. Hal itu aku lakukan beberapa kali demi meredakan rasa sedih ku. Pada saat – saat yang membuat ku paling rapuh , Risky tidak pernah mengambil kesempatan untuk melakukan hal – hal yang lain . Ia malah menenangkan ku . Saat kami jauh dan saat aku merasa rasa takut ku sedang kambuh , Risky selalu menyayang kan bahwa ia tidak bisa berada di dekat ku untuk memastikan aku baik – baik saja dan menunggu ku hingga tenang . Jarak memang sangat bajing*an. Tapi itu lah takdir nya . * T O B E C O N T I N U E D *
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD