Memadu Kasih

2135 Words

Penuh harap, Ayah Senja berdiri di tepi jalan. Ia yang sudah mendengar suara mobil itu begitu riang. "Hei, ada orang di sini?" "Tolong!!" "Seseorang tolong kami!" Tak henti-hentinya Ayah Senja berteriak, Ibu yang masih tertidur itu akhirnya terbangun. Merasa harus membantu suaminya. Tin ... Tin ... Ibu menekan klakson mobil berkali-kali. Ayah menatap Ibu dengan senyuman tulus pertamanya seejak mereka tersesat. "Kenapa mereka tidak lewat sini?" gumam Ayah yang merasa mobil itu kini suaranya mulai tak terdengar lagi. Senyuman dari Ibu dan Ayah menjadi pudar. Begitu pula Senja yang tidak tahu harus berekspresi seperti apa. "Sepertinya mereka tidak lewat sini, bagaimana ini? Makanan kita juga menipis. Air minum juga sedikit lagi." Ibu Senja semakin terlihat gusar. Ia mulai mengkh

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD