"Mungkin itu memang kakak," gumamnya yang kemudian hanya mengubah posisi tidurnya. "Kakak sudah pulang?" ucapnya yang entah terdengar attau tidak. Energi dari orang yang setengah tidur membuatnya tidak bisa memastikan siapa orang yang berdiri di sana. "Iya, aku sudah pulang." "Tidurlah lagi" Suara hangat itu terdengar di telinga Farah. "Tuh, kan benar itu kakak," benaknya seraya sedikit tersenyum dan melanjutkan tidur lelapnya. Vino yang memang baru pulang kerja itu kerap memeriksa adiknya. Ia sudah kehilangan tunangannya dengan cara yang aneh, ia tak ingin kehilangan adiknya tiba-tiba dalam kondisi yang aneh pula. Keesokan malamnya, Farah kembali terganggu tidurnya. Ia merasa sedikit kedinginan meski sudah mengatur suhu yang tepat di kamarnya. Sudah hari ke tiga Farah selalu ter