Tubuh Farah gemetar hebat, ayah Nindi yang tidak sadarkan diri, suara ibu Nindi yang semakin histeris dari lantai dua, hingga Zen yang juga berteriak memanggil Nindi serta wajah Runa yang terlihat pucat mencemaskan apa yang terjadi. "Ha-halo, kakak. Tolong kami, kami ... ... ..." Farah masih memegang erat handphone miliknya. Tubuhnya tidak dapat bergerak. Ia bahkan tidak bisa memastikan ayah Nindi yang masih hidup atau bahkan sudah tewas. Tatapannya hanya menerawang ke arah tubuh yang berlumuran darah tersebut. Runa yang panik menyusul Zen, merasa jika kasus kali ini kasus yang kekerasan murni. Zen benar-benar dalam keadaan yang berbahaya. Prank ... Suara pecahan kaca tersebut menambah kepanikan Runa, ia pun mempercepat langkah kakinya. Sesampainya di lantai dua, Runa langsung menuju