9. Konten

1090 Words
Jendra tahu kalau hari ini adalah hari pertama karantina untuk para peserta Cooking Master musim ini. Sebenarnya, di siaran Cooking Master nanti, kehidupan para peserta selama karantina tidak akan ditunjukkan karena fokus acara hanya pada kompetisi antar peserta di galeri. Tetapi, Jendra dapat tugas khusus dari Dodit selaku produser Cooking Master untuk membuat konten di tempat karantina, yang nantinya akan diunggah di akun Youtube pribadi Jendra. Tentu saja tujuan Dodit itu jelas, ia ingin menarik perhatian untuk Cooking Master lewat konten di akun Youtube itu. Dan pastinya, sosok Rhea Aretina harus muncul dalam konten tersebut agar orang-orang ramai membicarakannya. Jendra senang-senang saja dengan tugas khusus itu. Bukan hanya karena dia akan dapat komisi dari konten tersebut, tapi karena Jendra juga menikmati keharusan untuk mengganggu Rhea. Don't know why, he likes to get on her nerves. Begitu ia sampai di asrama tempat karantina, begitu bertemu dengan para peserta dan menjelaskan bahwa ia ingin membuat konten berkenalan dengan mereka untuk akun Youtube-nya, Jendra langsung berkeliling untuk mencari Rhea, diikuti oleh kameramennya. Lucky him, ia justru menemukan Rhea yang sedang membicarakannya dengan salah satu peserta lain. Dan menangkap basah Rhea melakukan itu benar-benar memberikan kepuasan sendiri untuknya. Rhea terlihat begitu kaget. Tentu saja perempuan itu tidak menyangka akan melihat Jendra di sini. Bisa dibilang, ini adalah kejutan yang sama sekali tidak diharapkan olehnya. "Jadi, saya nggak waras ya, Rhea?" Jendra berjalan mendekati Rhea sembari menyeringai lebar. Sementara Rhea mematung di tempat dan terlihat begitu shock. Satu peserta lain yang ada di samping Rhea pun jadi terlihat canggung dan hanya tersenyum sopan pada Jendra. "Well...saya agak kaget sih karena ternyata kamu ngomongin saya," ujar Jendra lagi. Rhea menghembuskan napas samar, kemudian memaksakan senyum. "Sorry, Chef. Didn't mean that." "Didn't mean that because you didn't know I was here?" "Terserah Chef mau mikirnya gimana." "Oke." Jendra mengangguk dan tertawa kecil. "Saya akan anggap kamu nggak pernah ngomongin saya nggak waras, asal kamu mau diwawancara untuk konten Youtube saya." Rhea melirik kameramen di belakang Jendra dan memejamkan mata sebentar karena sepertinya menahan kesal. Ketika perempuan itu membuka mata, ia kembali memaksakan senyum dan mengangguk tidak ikhlas. "Okay, fine." Senyum Jendra pun semakin lebar. Langsung saja ia memberi arahan pada kameramennya mengenai konsep yang dia inginkan untuk pengambilan video ini. Ia juga memberi arahan pada Rhea dan satu peserta yang kebetulan sedang bersama Rhea itu. "Nanti saya pura-pura baru masuk ke ruangan ini, terus langsung ngajakin kalian ngobrol-ngobrol tentang Cooking Master. Nggak ada script apa-apa, jadi jawab aja pertanyaan dari saya semau kalian." Rhea dan peserta lelaki yang ternyata bernama Gala itu mengangguk paham. "Let's start then." Proses shooting itu pun dimulai, sesuai dengan arahan Jendra tadi. Setelah Jendra bercuap-cuap di depan kamera untuk memulai kontennya hari ini, ia masuk ke ruangan tempat Rhea dan Gala berada, lalu menyapa mereka sok asyik. Rhea dan Gala yang sepertinya tidak terbiasa berada di depan kamera pun nampak canggung, tapi mereka mencoba terlihat menyambut kehadiran Jendra dengan baik, sebagaimana seharusnya bersikap pada juri. Jendra mengajak mereka berkenalan, lalu memberitahu mereka sekilas tentang kontennya yang ingin mewawancarai beberapa peserta Cooking Master. Ia pun memulai dengan mewawancarai Gala dan menanyakan pertanyaan-pertanyaan basic. Sengaja dimulai dari laki-laki itu. Because...save the best for the last, you know? "Oke, Gala. Thanks udah bagi sedikit informasi tentang diri kamu. See you in gallery and good luck!" Gala tersenyum dan melambaikan tangan canggung pada kamera. Lalu, Jendra beralih pada Rhea, dan kamera pun berpindah fokus pada mereka berdua. Penonton nantinya pasti bisa merasakan perubahan yang terlihat jelas ketika Jendra bicara pada Gala dan ketika ia beralih pada Rhea. Kepada Gala, Jendra hanya bersikap sopan sebagaimana mestinya. Tapi pada Rhea, ada percikan kompetisi dan ketegangan yang terasa di antara keduanya. "So, Rhea Aretina...senang bisa ketemu kamu lagi," ujar Jendra. Rhea hanya tersenyum singkat dan menganggukkan kepala sebagai balasan. "Selamat ya karena kamu berhasil lolos di audisi Cooking Master. Harus diakui, kamu cukup impresif saat audisi kemarin." "Thank you, Chef." Jendra tertawa. "Yah, saya agak lega sih. Ternyata kamu emang bisa masak, walau saya belum bisa menilai sepenuhnya sehebat apa kemampuan memasak kamu ini. You still need to impress me at gallery later." Rhea hanya tersenyum masam. Dalam hati, Jendra merasa senang. Sepertinya, ia berhasil membuat Rhea cukup panas. Dodit pasti akan puas dengan konten yang dibuat Jendra ini. "Kalau boleh tau, gimana perasaan kamu bisa karena bisa lolos ke galeri Cooking Master season ini?" "Saya harus jawab jujur atau jawab pakai jawaban standar?" "Karena saya suka kejujuran, pastinya saya mau kamu jawab jujur." "Saya nyesel," kata Rhea blak-blakkan. Bahkan Jendra pun agak kaget, meski ia agak merasa puas dengan jawaban tersebut. "Kenapa begitu?" Tanyanya. "Because you made me to," ujarnya lebih blak-blakkan lagi. "Kalau bukan karena tantangan kamu, saya sama sekali nggak pernah terpikir untuk ikut kompetisi ini. No offense, tapi rasanya kayak saya jadi buang-buang waktu dan saya juga harus ngorbanin banyak hal. Mulai dari harus meninggalkan pekerjaan, sampai keluarga saya. Dengan bilang begini, bukannya saya mau merendahkan Cooking Master kok. Saya tau dan mengakui betapa bergengsinya kompetisi memasak ini. It's just...up until now, I don't feel like I belong here." Benar-benar jawaban yang berani. Baik kameramen, Gala, hingga Jendra sendiri sampai speechless karena mendengar jawaban Rhea yang sungguh apa adanya. Perempuan ini sama sekali tidak takut jika jawabannya itu akan disiarkan di seluruh Indonesia. She is really something. Jendra kembali bertanya, "Kalau gitu, kenapa kamu masih di sini? Kamu kan bisa mundur." Rhea tersenyum dan menggelengkan kepala. "Saya bukan tipikal orang yang bakal mundur dari sebuah tantangan, Chef Jendra," ujarnya. "Karena kemarin saya sudah menerima tantangan kamu, maka saya akan melakukan yang terbaik untuk tantangan itu." "Are you planning to win?" Rhea tidak langsung menjawab. Selama beberapa detik, perempuan mungil itu menatap Jendra dan terlihat berpikir. Jendra kembali menyeringai. Ia bisa menebak kalau Rhea merasa ragu. Tapi kemudian, kepala Rhea terangguk. "I am." Jendra bertepuk tangan, yang di mata Rhea sikap itu tidak lebih dari ekspresi mengejek dan sarkas semata. "Kalau begitu, saya anggap kamu terima kesepakatan dari saya waktu itu." Jendra beralih untuk menghadap ke kamera. "Jadi, untuk kalian semua yang belum tau, saya dan Rhea sempat membuat sebuah kesepakatan. Kalau Rhea berhasil menang, saya akan mengabulkan satu permintaan Rhea, dan begitu pun sebaliknya. And I think, y'all should know about it. Right, Rhea?" Jendra kembali tersenyum lebar dan melirik Rhea yang kini sudah terdiam. Jelas sekali, Rhea tidak menyangka Jendra akan mengatakan itu. Tidak mengantisipasi jika sebentar lagi, semua orang akan tahu bahwa ada pertaruhan antara mereka berdua dalam kompetisi Cooking Master nanti.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD