Naira masih bergelung di balik selimut ketika Jimin mencuri kecupan di bibirnya karena gemas melihat sang istri terlelap seperti bayi. Merasa terganggu, Naira pun membuka mata seraya mendengkus kesal. "Selamat pagi ...," ucap Jimin dengan senyum mengembang. "Menjauhlah," ketus Naira membalik badan untuk memunggungi pria itu. Jimin tertawa lirih. Ia mendekatkan diri lalu memeluk sang istri dari belakang. "Biarkan aku menatap wajah cantikmu, Sayang. Dengan begitu aku akan tahu kalau semua ini bukan mimpi." "Kau sudah memasukiku sepanjang malam, dan masih berpikir ini hanya mimpi?" Naira menoleh. "Apa kau memang semesum itu sampai mimpi pun kau tak berhenti menautkan benda milikmu itu? Ah, kurasa aku harus memetongnya," gerutu Naira kembali memunggungi suaminya. Jimin tertawa pelan. Mene