Flash back "Jimin!" Jimin menoleh pada Matsuya. "Apa yang terjadi? Aku baru dengar kabarnya kemarin. "Kau benar-benar gila. Bagaimana bisa kau berciuman dengan calon iparmu." Suara sedotan dari coffee latte dingin di tangan Jimin terdengar menyela kebungkaman Jimin. Pikirannya kembali mengembara pada apa yang dilakukannya dengan Braile tiga hari lalu di rumah gadis berambut pirang itu. "Jimin, setidaknya jelaskan padaku. Kau tak mencintai gadis itu, 'kan?" Matsuya mengacak rambut frustasi. "Oke, dia memang gadis yang baik tapi tidak bisa seperti ini juga, Jim. Jangan berebut dengan saudaramu. Kau bisa mendapatkan yang lebih baik dari itu. Biarkan Jack bahagia." "Aku tahu. Karena itu aku sudah serahkan semuanya juga pada Braile." "Maksudmu?" "Orang tuanya meminta jaminan yang seti