22. Analisis (8)

1032 Words

“... Aku tidak mau meninggalkanmu lagi." Hening lama. Aku hanya terpaku menatap keseriusan di wajah Ero. Benarkah itu alasannya? Atau dia hanya berkata begitu untuk membuatku luluh? Tapi saat ini dia terlihat bersungguh-sungguh. "Aku janji, dia tidak akan menghambat kita." Ero melepaskan cengkeramannya di bahuku, lalu mengembuskan napas. "Jadi, tolong setidaknya kasih senyum kecilmu untuknya." Dia tersenyum dan sedikit memiringkan kepala ketika melihatku. "Hemm? Bisa, kan?" Aku tidak bisa membantahnya. Dia memang benar. Setelah mengangguk pelan, aku menatapnya tajam, lalu menginjak kuat kakinya. Dia meringis memegang kaki. "Kenapa menginjak kakiku?" "Salah sendiri karena membuat bahuku sakit." Aku langsung membuka pintu mobil dan mengabaikan keluhan Ero. "Sikap kasarmu belum berub

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD