Chapter 23

1468 Words
"Dimana Lia?" Frederic bertanya ke arah Bushra. Bushra menggelengkan kepalanya. "Setelah pulang dari rumah Tante Momok, dia tidur dengan kakek dan nenek Lia, sampai sekarang tidak mau berpisah dari nenek Lia, tadi juga sarapan tapi wajahnya seperti merajuk," jawab Bushra. Frederic melihat ke arah arlojinya. "Sudah jam delapan, pesawat akan berangkat jam sepuluh, dua jam sebelum keberangkatan, kita harus check in," "Eric, kau lihat sendiri kan tadi waktu sarapan? Lia tidak mau memandang ke arah kita," ujar Bushra. Frederic sakit kepala memikirkan tingkah putrinya. Lia kecil menolak untuk kembali bersama orang tuanya ke Paris hari ini. Setelah kekalahan Lia kecil dalam bernegosiasi dengan sang ayah bahwa dia tidak ingin kembali ke Paris, Frederic menolak. Farel dan Busran yang berada di ruang keluarga utama Nabhan itu hanya saling melirik, sedangkan Jihan dan Gea tersenyum lucu. Mereka sudah tahu bahwa Lia kecil merajuk tidak mau pulang ke Paris. Flashback "Papa, Lia kecil tinggal disini dengan nenek Lia," suara gadis kecil tiga tahun itu terdengar imut. Frederic memandang ke arah anak perempuannya. "Lia, kita harus kembali, tiga hari lagi papa akan bertemu dengan presiden untuk membahas rencana ke Denmark," Wajah Lia kecil cemberut. "Tapi Lia kecil tidak suka ke sana, cuaca disana tidak seperti disini, Lia kecil suka cuaca disini dan juga Lia kecil suka nenek Lia," ujar Lia kecil. "Lia, nanti kita akan kesini lagi menjenguk nenek Lia, kita harus kembali ke Paris besok." Ujar Frederick. "Kapan kita akan kesini lagi dan menjenguk nenek Lia?" tanya Lia kecil. "Tahun depan, papa janji. Tahun depan kita akan kesini lagi," jawab Frederic. Wajah Lia kecil berubah masam. "Tahun depan itu terlalu lama! Lia kecil tidak mau!" ujar Lia kecil, lalu gadis tiga tahun itu berlari ke arah kamar kakek buyut dan nenek buyutnya tanpa menghiraukan ayahnya. Tak Tak Tak "Lia," "Lia!" "Lia!" Lia kecil tak menghiraukan panggilan Frederic. "Huh! Punya anak perempuan rasanya seperti ini!" Frederic sakit kepala. Flashback end. "Papa, biar Marc saja yang memanggil Lia," ujar bocah berusia tujuh tahun. Frederic mengangguk. Tak Tak Tak Marc, sang anak sulung dari Bushra dan Frederic berjalan ke arah pintu kamar nenek buyutnya, Lia. Bushra dan suaminya saling memandang, mereka juga sakit kepala dengan tingkah Lia kecil yang tidak mau bekerja sama dengan mereka. Tak Tak Tak Situasi di dalam kamar Lia dan Agri. "Kakek Agri, Lia kecil tidak ingin kembali ke Paris," ujar Lia kecil ke arah Agri. Agri memandang ke arah Marc dan Lia. "Lia kecil, ikut apa yang orang tuamu katakan, nanti di masa depan Lia kecil akan datang lagi kesini dan menjenguk nenek Lia lagi kalau Lia kecil sudah lebih besar," ujar Agri membalas ucapan cicit perempuannya. Wajah Lia kecil cemberut, dia menoleh ke arah nenek buyutnya, harapan terakhir dia letakan pada Lia. Wajah Lia kecil memelas ketika berbicara dengan Lia besar. "Nenek Lia, Lia kecil tidak ingin pergi ke Paris, Lia kecil ingin tinggal disini dan bersama dengan nenek Lia saja yah?" "Um..." Lia besar terlihat bingung. Dia menoleh ke arah suaminya. "Suamiku..." panggil Lia. "Aku disini Lia," sahut Agri. "Bisakah kau beri diriku yang kecil ini untuk tinggal disini saja?" permintaan Lia besar ke arah Agri. Agri terlihat berpikir, dia juga menyukai sifat ceria dari cicitnya ini, namun Lia kecil juga memiliki keluarga sendiri, Agri tidak bisa seenaknya saja memutuskan masalah keluarga dari cucu perempuannya itu, Bushra, sebab Bushra sudah menjadi istri dan ibu, dia juga sudah punya keluarga sendiri. Setelah satu menit berpikir, Agri melihat serius ke arah istrinya. "Lia istriku, Lia kecil ini punya keluarga, seperti yang dulu kau pernah bilang padaku bahwa keluarga itu ada ayah, ada ibu, kakak dan juga adik, kau sendiri pernah bilang padaku bahwa kamu sangat merindukan keluargamu, ayah dan ibumu juga pasti rindu dan khawatir jika mereka tidak melihat dan merawat anak mereka sendiri, seperti kami ketika merawat anak-anak kami, Farel, Busran dan juga Rafi," ujar Agri. "Jadi, bisakah kita memisahkan Lia kecil dari keluarganya?" tanpa menyinggung perasaan istrinya, Agri menjelaskan. Lia terlihat berpikir, lalu dia menggeleng. karena usianya yang sudah tua itu, dia lama berpikir. Lia menoleh ke arah Lia kecil. "Diriku yang kecil...kembalilah bersama keluargamu...ada ayah dan juga ibumu...nanti kita akan bertemu lagi di masa depan," ujar Lia lembut ke arah Lia kecil. Wajah Lia kecil memerah, matanya berkaca-kaca. Dia kalah dalam pendapatnya kali ini, sungguh sedih hatinya. °°° Frederic melihat ke arah anak perempuan yang ada di dalam pangkuannya ketika di dalam mobil menuju ke bandara. Wajah Lia kecil tanpa senyum, wajahnya terlihat kecewa sekali dengan keputusan kakek buyut dan juga nenek buyutnya. Ketika dia memasuki mobil, dia tidak memberi suara perpisahannya ke arah keluarga Nabhan. Dengan wajah memerah dan mata yang berkaca-kaca dia mengabaikan seluruh keluarga Nabhan. Busran dan yang lainnya tahu bahwa Lia kecil menolak pulang ke Paris bersama keluarganya. Busran juga tidak bisa memutuskan bahwa Lia kecil harus tinggal bersama mereka, sebab tanggung jawab dari Lia kecil berada pada tangan Frederic, sang ayah dari cucu perempuannya itu. "Lia, papa berjanji, tidak tahun depan, jika dalam beberapa bulan lagi ada hari senggang, kita akan datang kesini lagi dan menjenguk nenek Lia dan yang lainnya," ujar Frederic lembut ke arah anak perempuannya. "..." Lia kecil tidak menanggapi, wajahnya masih datar dan sedih. Lia kecil tidak mempedulikan ayah dan ibunya. Sang kakak, Marc yang berada di jok depan merasakan suasana hati dari sang adik tidak baik. Bushra yang berada di sisi kiri suaminya itu hanya menutup matanya dan memijit pelipisnya. Anak perempuan mereka tidak sudi melirik sedikit pun ke arah mereka. Baru pertama kali ini terjadi. Mungkin karena Lia kecil sudah berusia tiga tahun dan sudah kenal hati, jadi dia tahu bahwa Paris dan Jakarta itu jauh, jadi putrinya ini menolak pulang ke Paris meninggalkan neneknya Lia. "Lia, kakak Marc janji, nanti Lia dan kakak Marc akan datang kesini lagi dan bertemu dengan nenek Lia dan juga yang lainnya, nanti kita juga akan pergi bermain bersama kakak Aqlam, main bersama kakak Marwa, kakak Anna, dan juga bersama Naufal, ah! Ada kakak Mail juga," ujar Marc di kursi depan. "..." Marc melirik ke kaca spion di dalam mobil, adiknya tidak merespon. Ya sudahlah, biarkan saja adiknya seperti ini dulu mungkin beberapa hari setelah sampai di Paris, adiknya pasti melupakan hari ini. °°° Mobil sampai di bandara, karena ini bukan perjalanan kerja dari Frederic, tidak ada pesawat dari pemerintah yang menemaninya, jadi Frederic dan istrinya harus menaiki pesawat internasional. Busran sempat menawarkan pesawat pribadinya, namun Frederic menolak. Ketika sampai di bandara, ada beberapa pengawal Nabhan yang ikut untuk mengawal mereka. Ada yang bertugas untuk membawakan barang-barang dari Bushra dan yang lainnya, ada yang mengurus administrasi, dan yang lainnya. Sementara itu orang-orang Frederic sudah ada di bandara lebih awal. Ketika Bushra dan kedua anaknya duduk di kursi tunggu keberangkatan, wajah Lia kecil masih seperti ketika dia meninggalkan kediaman Nabhan. "Lia, jangan begini wajahnya, nanti anak mama Bushra tidak cantik lagi loh," ujar Bushra berusaha menghibur anaknya. Marc mengangguk. "Iya, ayo senyum, kalau senyum, adik dari kakak Marc yang paling cantik," timpal Marc. "..." Wajah datar yang didapatkan sebagai balasan ucapan dari Bushra dan Marc. "Huh!" Bushra menghembuskan napas susah. "Punya anak itu tidak gampang," ujar Bushra. "Apalagi anak perempuan, banyak maunya," gumam Bushra sambil memijit pelipisnya. Tiga puluh menit sebelum keberangkatan pesawat ke Paris, terlihat Frederic dan beberapa pengawal dari Nabhan mendekat ke arah Bushra dan kedua anaknya. "Sayang, kita akan naik ke pesawat, setengah jam lagi akan berangkat, ayo!" Frederic menggendong Lia kecil, sementara itu Bushra memegang tangan Marc dan berjalan menjauh dari kursi tunggu. Lia kecil yang berada di gendongan ayahnya itu masih datar dan tidak bersahabat, beberapa pengawal Nabhan memaklumi nona kecil mereka yang sedang merajuk. Kalau mereka lihat wajah Lia kecil lagi, mereka merasa agak takut. Para pengawal Nabhan memberi hormat ke arah Frederic dan Bushra, setelah melihat bahwa nona mereka sudah berada di dalam pesawat, pengawal Nabhan berbalik pulang dan meninggalkan bandara. °°° Bushra sedang membetulkan sabuk pengaman dari Lia kecil, dia juga memeriksa sabuk pengaman Marc. Mereka telah berada di dalam kabin pesawat, beberapa menit lagi pesawat akan lepas landas. Setelah memastikan bahwa semuanya aman, Bushra duduk ke kursinya dan memasang sabuk pengamannya, terlihat Frederic meminta selimut dari pramugari untuk anak dan istrinya, duduk di tempat VIP membuat mereka dipriotaskan, apalagi ketika mereka tahu bahwa yang sedang meminta selimut itu adalah diplomat dari Prancis yang terkenal. Ada orang-orang Frederic yang sudah berada di dalam pesawat, tiga di kelas ekonomi, dan dua di kelas bisnis bersama mereka. Terdengar arahan dari pramugari untuk mengencangkan sabuk pengaman lagi. Bushra memeriksa lagi ke arah Marc, melihat bahwa itu terpasang dengan baik, dia mengangguk puas. Kemudian Bushra menoleh ke arah putrinya, Bushra melihat sabuk pengaman lagi, dia mengangguk puas ketika itu terpasang dengan baik, ketika melihat wajah merah anak perempuannya, Bushra mengerutkan keningnya. Dia pikir Lia kecil tertidur karena dia melihat putrinya itu menutup mata, namun yang menarik perhatiannya bukan anaknya tertidur, namun wajah anaknya yang semakin memerah itu, Bushra tahu bahwa putrinya itu sedang marah, namun warna wajah putrinya berbeda dengan marah. Sret Telapak tangan Bushra menyentuh pipi anaknya, merasa kaget, dia meletakan telapak tangannya di dahi Lia, peluh membanjiri wajah anak perempuannya. Mata Bushra membulat. Dia menoleh ke arah suaminya. "Eric! Lia panas!" °°° Saya menulis cerita ini di platform D.R.E.A.M.E dan I.N.N.O.V.E.L milik S.T.A.R.Y PTE. LDT Jika anda menemukan cerita ini di platform lain, mohon jangan dibaca, itu bajakan.  Mohon dukungannya. IG Jimmywall Terima kasih atas kerja samanya.  Salam Jimmywall.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD