Seminggu setelah Kei melewati hari-hari yang aneh seperti suka makan pedas, cepat lelah, bahkan malas bergerak. Kei perlahan bisa melupakan kejadian dirinya dan kakak kelas nya itu, siapa lagi kalau bukan Kenan. Walau, tak akan pernah bisa, tapi setidaknya Kei bisa menjalani hari-harinya seperti biasa.
Awalnya Kei sedikit ragu jika tak terjadi apa-apa pada dirinya, karena Kei jelas mengingat Keenan saat itu tidak memakai pengaman.
Tapi Kei sekarang sudah membaik, Dia sudah kembali pada dirinya yang dulu, hanya saja Dia tak pernah mau melihat, berbicara ataupun melewati Keenan.
Walaupun Dia sudah melupakan kejadian itu, Kei masih marah, benci bahkan Dia ingin membunuh Keenan saat mengingat apa yang telah Kenan lakukan padanya.
"Kei kantin yuk,"ajak Diana.
" Yuk Aku juga belum sarapan tadi,Icha dimana?"
"Biasa sama Reno,"
Kei hanya ber-ohh ria, Kei memang sangat meembenci Keenan tapi bukan berati Dia juga membenci anggota gengnya.
"Kei, Na!"Seseorang yang tengah duduk melambai pada Kei dan Diana.
"Sini,"imbuhnya.
Orang itu adalah Icha yang sedang berpacaran dengan Reno. Kei dan Diana membalas lambaian tangan Icha dengan senyuman tapi tak lama senyum Kei pudar setelah Dia melihat orang yang duduk disamping Reno, Keenan.
"Na Ak-aku ke kelas aja, gak jadi. Tiba-tiba nggak mood,"alasan Kei.
"Loh Kei jangan dong, Gue takut"
Keina yang sudah siap-siap berbalik badan ingin menuju kelas. Tapi, akhirnya tidak jadi, hampir aja Dia lupa kalau Diana takut dengan Keenan.
Keina lalu mengambil napas dan menggandeng Diana untuk mendekat ke arah Mereka.
Keina mengalah, Dia yang akhirnya duduk berhadapan dengan Keenan . Keina tak mau Diana gugup, karena dulu pernah Diana gugup sampai pingsan ditempat.
"Sarapan Kei?"tanya Icha basa basi.
Kei hanya mengangguk.
"Mau sarapan apa Na?"tanya Kei.
"Bubur ayam aja sama teh hangat,"
"Oke bentar Aku pesenin,"ucap Kei sambil beranjak dari tempat duduknya.
Taklama pesenan datang dibawakan oleh ibu-ibu kantin langganan Mereka.
"Nasi goreng pedes lagi Kei?"tanya Diana.
Keina lagi-lagi mengangguk, bertanda ucapan Diana benar.
"Kei Lo kenapa sih, hampir sebulan Lo makan nasi goreng pedes. Tiap sarapan juga, perut Lo nanti sakit Keina Azkadina Auroraa,"ucap Icha penuh penekanan.
Sedang Kei, hanya mengedikkan bahunya sambil memakan nasi gorengnya. Keina tak tau kalau Dia membuat Seseorang khawatir dengan apa yang baru Icha bicarakan.
…
Kring..kring..
Bel sekolah berbunyi yang bertanda semua siswa diperbolehkan meninggalkan sekolah.
"Kei sorry banget Gue gak bisa ikut Lo ke toko buku , soalnya Gue mau kencan sama Reno hehehe,"kata Icha sambil menautkan kedua tangannya bak orang minta ampun.
"Biasa aja kali Cha,masih ada Diana kok,"
"Ehh emm Kei maaf ya,"kata Diana membuat dahi Kei berkerut.
" Kenapa Na, gabisa ikut ke toko buku juga?"tanya Kei dengan lembut.
"Iya hehehe, tante Gue lagi di rumah sakit Kei, "
" Ya udah gapapa. Semoga Tante Kamu cepat sembuh,”doa Kei.
“Aminn,”
“Yuk bareng jalan sampai gerbang, "
Mereka bertiga berjalan berdampingan. Bagai most wanted sekolah.
Keina tak mencari taksi atau naik bus. Dia lebih memilih jalan kaki, tak tau kenapa akhir-akhir ini kakinya terasa pegal. Dan Kei ingin olahraga, karena Dia pikir kakinya pegal karena akhir-akhir ini Dia tak pernah olahraga karena malas dan juga hampir Ujian Kenaikan Kelas.
Seperti biasa Dia berjalan sambil mendengarkan music. Dia berjalan sambil melantunkan nada-nada yang keluar dari speaker handphone-nya.
Tak terasa Keina sudah sampai di toko buku langganannya.
" Ehh Kei, nyari n****+ terbaru?,"
Seperti biasa saat Kei memasuki toko tersebut, selalu ada Seorang wanita paruh baya yang menyapanya.
"Iya buk, ada keluaran terbarunya?"
"Yahh Kei kemarin baru aja habis, Ibu cuma stok sedikit takut gak laku ehh malah habis,"jelasnya.
"Yahh gimana dong,"kecewa Kei.
Keina memang selalu update soal n****+-n****+. Baginya membaca dan mendengar music adalah segalanya.
" Tenang aja, masak Bu Tati gak nyimpen sih buat Kamu Kei"ujar Bu Tati dengan smirk-nya membuat Kei tersenyum senang.
"Ahh Bu Tati, makasih yaa,"
"Iya sama-sama Kamukan udah langganan disini masak Bu Tati lupa, Ehh Kei Ana sama Icha dimana kok ikut?"tanyanya pasalnya Kei hanya sendiri ke sini. Walau keduanya hanya mengantar Keina, namun keramahan Mereka membuat Bu Tati menghapalnya.
"Ohh Mereka ada urusan jadi gabisa ikut,"
"Oh gitu, udah ini aja Kei? Gak mau nambah buku atau n****+ lain?"tanya Bu Tati.
"Ahh enggak dulu deh Bu, Itu dulu aja,"
"Ya udah, Ibu bungkusin dulu ya,"
"Iya Bu"jawab Kei.
Sehabis pulang dari toko buku, Keina langsung merebahkan dirinya dikasur.
"Ahhh capek banget"kata Kei, mengutarakan isi hatinya. Kei lalu beranjak dari tempat tidur menuju dapur, Dia ingin makan roti.
"Ehh Non ada apa Non?"tanya pembantu rumahnya, Bi Darti.
Beberapa hari lalu Mama memperkerjakan Bi Darti, katanya hanya untuk beberapa hari. Kei tau dari cerita Bi Darti sendiri.Jelas Kei bingung namun apa dayanya.
"Ahh anu Bi, ada semacam roti?"
"Roti apa non?"tanya Bi Darti bingung dengan perkataan Kei.
"Ehm ya roti apa ajalah yang penting roti Bi,"papar Kei.
"Ada tapi bekas makan Bibi Non, tadi Bibi bawa dari rumah buat bekal kesini,"
Bi Darti memang tidak menginap atau tinggal disini selama menjadi ART dirumah.
"Ahh gapapa Bi, tapi emang boleh?"tanya Kei Sopan.
"Aihh Non ini, pasti boleh lah. Tapi Non beneran rotinya bekas bibi makan tadi,"kata Bi Darti tak enak.
"Gapapa Bi, lagian kenapa sih kalo bekasnya bibi,"ucap Kei.
"Ahh yaudah Bibi ambilin dulu ya, tunggu sebentar,"
Keina hanya mengangguk sembari kepalanya mengarah pada tembok Bi Darti menghilang.
"Kak,"sapa Kei.
Reina hanya menatap Kei sebentar lalu melanjutkan jalannya.
"Hhh seperti biasa menghilang,"batin Kei.
"Ini Non rotinya,"ucap Bibi setelah mengambil rotinya ditasnya, lalu memberikan roti itu pada Kei.
"Ahh iya makasih banyak Bi,"Ucap Kei sambil menerima roti itu.
"Iya atuh Non, sama-sama,"
"Tapi Non teh kenapa, kok tumben-tumben pengen roti, biasanya kalo Bibi kasih nggak pernah dimakan,"kata Bi Darti penasaran. Benar yang Bi Darti katakana, Kei lebih memilih makan nasi daripada roti.
"Enggakpapa kok Bi, cuman lagi pengen aja,"ucap Kei.
" Yaudah Aku kekamar dulu ya Bi, makasih rotinya,"pamit Kei.
"Iya Non, sama-sama,"
Kei bergegas masuk kedalam kamar, mengunci pintu dan meluruhkan badannya ke lantai.
"Aku emang ngerasa akhir-akhir ini aneh. Tapi semoga tak terjadi sesuatu yang buruk,"