003

1243 Words
" Manusia adalah makhluk sosial yang akan saling membutuhkan satu sama lain" “Kei,”Seseorang memanggil Keina membuat Keina harus mengedarkan pandangannya untuk mencari Orang tersebut. “Ehh, selamat malam Bu,”tunduk Keina pada Seorang wanita yang memanggilnya dari belakang. “Malam Kei,”balas orang tersebut dengan napas tersengal-sengal sebut saja namanya Bu Frida, Guru Matematika kelas 12 sekaligus Wali Kelas Keenan dan Reina. “Bu guru darimana sampai napasnya tersengal-sengal gitu?,”tanya Kei sopan. “Bu guru lupa kalau Bu Guru besok harus pergi keluar kota selama dua minggu dan Bu guru habis nyebarin tugas ke anak-anak Ibu,”jelasnya. Keina terdiam sejenak, Dia terlihat tak percaya dengan apa yang dilakukan Gurunya. “Ehm kenapa gak dikasih ke guru lain aja biar besok di umumin Bu?,”Bu Frida terlihat diam “Bu?,” “Kei,”Bu Frida “I-iya bu?,” “Kenapa Kamu baru ngasih tau sekarang?!,” tanya Bu Frida sedikit frustasi membuat Kei mnyipitkan matanya mendengar suara Bu Frida, “Lah kan Saya baru ketemu sama Ibu. Lagian Bu, kan jaman udah modern pake ponselkan bisa nyebarinnya kenapa harus didatangin satu-persatu?,” Keina mengutarakan isi hatinya yang daritadi berkecamuk penasaran kenapa Gurunya kayak gini banget. “Ohh udah kepikiran sih tadi Kei, cuman Bu guru nggak punya satu kontak pun anak-anak ibu,”- ujar Bu Frida polos “Ohh iya Kamu darimana Kei?,”tanya Bu Frida setelah sadar anak perawan itu keluar dimalam malam begini. “Dari belajar kelompok di rumah Septiana Bu,ini mau pulang,” “Rumah Kamu arah sana?,”tunjuk Bu Frida kearah depan. “Iya bu,” “Ya udah,” “Ya udah?,”tanya Kei bingung “Ya udah Bu guru mau minta tolong sama Kamu, tolong berikan tugas ini ke Keenan dan  kakak Kamu” Degg mati Aku. “Tapi Bu,” "Bu guru pamit dulu Kei makasih ya," Bu Frida membalikkan badannya dan melambaikan tangan nya pada Kei yang belum selesai berbicara membuat Kei hanya bisa mendesah pasrah. Keina berjalan dengan langkah ragu menuju sebuah rumah mewah di depan matanya. Dia terus berpikir bagaimana cara untuk membatalkan ini, Dia takut bertemu Keenan. Di sekolah Kenan adalah monster, ya monster tampan tapi berhati setan. Dia dan kawanmya dangat suka balapan liar dan tawuran. Itu saja sudah cukup membuat Kei bergidik. Keina sudah berdiri didepan pintu, tapi Dia masih ragu untuk mengetuk pintu rumah Keenan. Keina terus mengatur napasnya untuk mengetuk pintu. Tok ....tokk.... tok Akhirnya Keina mengetuk pintu dan tak lama muncul lah Seseorang yang sangat ditakuti Keina. "Ada apa?,"tanya orang itu dingin yang tak lain adalah Keenan. " Ahh tadi Bu Frida nitipin tugas ini Kak,"jawab Keina menyodorkan kertas tugasnya pada Keenan sambil menutupi rasa gugupnya. "Tapi ngomong-ngomong Gue kayak pernah liat Lo ya tapi dimana?," Keenan berbicara dengan nada yang tak beraturan  yang membuat Keina yang daritadi tak menatap Keenan langsung  menengok kearah kakak kelasnya tersebut. "Aku adek kelas di sekolah Kakak,"jawab Kei sopan. Dan entah kenapa Keina yang tadinya takut kini berubah menjadi sangat sangat takut. " Ohh yayaya, ayo masuk,"ajak Keenan masih dengan nada anehnya. "Ahh ga usah Kak lagian udah malam Aku langsung pulang aja,"jawab Kei sembari memundurkan langkahnya. Tapi Keenan tidak mendengarkan ucapan Keina. Dia langsung menarik tangan Kei dan Dia paksa masuk kerumahnya. " Kak lepas..lepasin Aku!"teriak Kei setelah Keenan menarik tangan Kei dengan kasar. Keenan membawa Keina ke sebuah kamar lalu mendorongnya ke atas ranjang.  "Karena Lo udah disini, ayo Kita main-main"ucap Keenan yang membuat Kei bergidik ngeri. Keina berusaha bangkit tapi Kenan dengan gesitnya mencengkeram tangan Kei sampai membuat Kei merintih kesakitan. " Lo gabisa keluar darisini sebelum melayani Gue paham?! "jelas Keenan. "Lo gila!!" Keenan mulai membuka satu persatu pakaian milik Keina. Keina mencoba melawan, tapi tenaga kakak kelasnya itu lebih besar darinya. Kei menangis, menangis sangat kencang. Ia memang ingin hidupnya berubah tapi tak seperti ini. Kenan tak menggubris Keina yangsedang menangis dia fokus dengan kegiatan tak senonohnya. Sedang Kei Dia sudah gagal menjaga keperawanannya saat ini. …. Suara jangkrik masih terdengar yang berarti pagi belum datang. Keina terbangun di tengah malam dengan tangan besar melingkari pinggangnya, Keina tau siapa pemilik tangan ini. Dia adalah orang yang tadi dengan lancang mengambil keperawanannya. Keina berbalik Dia melihat wajah tenang Keenan yang sedang terlelap. Keina sangat sangat membenci Keenan atas perbuatan Dia yang membuat Keina seperti gadis jalang.Ingin rasanya Kei menampar cowok didepannya itu. Keina sekali lagi melihat tangan besar yang melingkar di pinggangnya. Tapi terlalu lemah untuk menepis tangan itu. Keina membiarkan tangan itu tetap melingkar diatas pinggangnya.  Keina lalu mencoba memejamkan mata, Dia berusaha tidur dan berharap ini adalah mimpi buruk baginya. ….. Keina terbangun dari tidurnya, Dia merasa ada tangan yang melingkar dipinggangnya. Dia mendesah pelan sambil memejamkan mata, tak lama air matanya pun membasahi pipinya yang mulus.  "Ini bukan mimpi,"batin Kei. Dia lalu mengambil ponsel Keenan yang berada di meja dekatnya, lalu menyalakannya untuk melihat jam berapa saat ini. 04.00 Kei segera bangkit, tapi sel*ngkangan nya terasa sakit, tapi Dia berusaha memungut barang-barangnya yang dilempar Keenan tadi malam. Kei lalu memakainya . "Dasar b******k!"ucap Kei sebelum keluar dari kamar Keenan. Keenan yang masih terlelap tak mendengar ucapan Kei barusan. Keina berjalan menuju rumah dengan langkah ragu. Yang ada dipikirannya hanya kejadian itu dan itu. Tak sadar Kei sudah berada di depan gerbang rumahnya. Kei terdiam sesaat, dia memandangi rumahnya dari luar.  " Mungkin tak akan lama Aku tinggal disini,"batin Kei Kei perlahan membuka pintu gerbang rumahnya lalu masuk kedalam rumah. Dia membuka pintu, mereka pasti masih terlelap. Kei lalu berjalan menuju kamar. Dia lalu mendudukan diri di sebuah kursi yang menghadap ke jendela luar. Dia lalu menangis sekencang-kencangnya.  Tak ada yang mendengar tangisan Kei karena kamar Kei yang berada si sudut pojok jauh dari kamar orang tua dan juga kakaknya. "Aku sudah gagal," "Aku gagal menjaga diriku sendiri," "Tuhan bagaimana ini?," "Apa begitu besar kesalahan dimasa laluku hingga kau memberi ku ujian seberat ini?," "Aku benar-benar lelah,"ucap Kei di sela-sela tangisannya. Keina berangkat sekolah seperti biasa. Dia tak ingin sahabatnya tau masalahnya. Dia hanya ingin memendamnya sendiri dulu. Walau Mereka sudah janji persahabatan Mereka gak akan pecah. Tapi, Kei takut, takut mereka meninggalkan Kei. Hanya Mereka yang Kei punya. Dia memang diterima dirumahnya, tapi dia di asing kan dirumahnya sendiri. "Kei," "Kei," "Keina!"-teriak Icha yang daritadi tak didengar Kei. " Ap-apa?,"gagap Kei karena kepergok melamun. "Lo kenapa sih 2 minggu ini sering ngelamun terus?,"sungut Icha. " Kalo Lo ada masalah bilang sama Kita, Kei."ucap Diana. Seketika Keina terdiam, bukan bukan melamun lagi tapi memikirkan apa Dia memang harus mengatakan ini pada sahabatnya?. "Enggak ada," Itu kata yang keluar dari bibir Kei setelah Dia adu batin di pikirannya. "Ohh ya udah, kuy kantin Gue sekalian ketemu sama Reno,"ajak Icha. " Yoklah," Keina hanya diam menonton mereka berdua semenjak kejadian itu rasanya semua malas Kei kerjakan. "Kei," "Kei lo kenapa sih?," "Ahh gapapa Kalian ke kantin aja, Aku titip nasgor aja males mager soalnya,"ucap Kei cengengesan. "Oh ya pedes ya,"imbuhnya. Seketika Icha dan Diana yang sudah berjalan berhenti dan menoleh pada Kei. "Bukannya Lo paling anti pedes ya?"tanya Diana penasaran "Lo kerasukan apa sih Kei, kek lagi ngidam aja," "Gila Lo ya!"protes Diana. "Iya iya Kei becanda, udah ah yuk Na,"ajak Icha sambil menggandeng tangan Diana. Sebenarnya Kei juga merasa ada yang aneh pada dirinya, tapi Dia tak mempermasalahkannya. Akhir-akhir ini Dia sangat suka makan yang pedas-pedas padahal aslinya liat sambal aja udah merinding. "Semoga tak terjadi apa-apa pada diriku"bati Kei.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD