017

1273 Words

Jangan pernah menaruh dendam. Ibarat kertas. Dendam itu bagai bintik tinta yang membuat buruk kertas itu.'  "Nanti sore ke Cafe. Gue kirim alamat nya" - bisik Keenan pada Reina dikantin yang langsung diangguki Reina. Tanpa disadari Sasya.  "Abanggg"-Icha datang menghampiri Keenan yang berada didekat Reina dan Sasya.  "Apa Cha? "-tanya Keenan lembut. Sepertinya dia sudah terbiasa dengan sifat Icha padanya.  " Nggak papa"-Lalu matanya menoleh menatap sinis Reina. Reina yang ditatapkan seperti itu bilang.  "Kenapa mata lo? " Icha memutar mata jengah.  " Emang kenapa mata gue? Biasa aja keles! " " Eh lo sama senior tunduk dong! "-Bentak Sasya yang tak terima Reina diperlakukan seperti itu.  " Ehh sorry ya Kak. Aku tuh diajarin buat menghargai bukan tunduk sama senior"-belanya disampin

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD