Episode 16 - Putus Kontrak

585 Words
Pelabuhan di Rajakarta terhubung dengan Laut Raja Selatan dan banyak sungai. Nasib Indah yang tercebur dari pelabuhan bisa saja mengambang dan terbawa ke lautan, bisa saja ia tersadar cepat lalu kembali naik ke pelabuhan atau memilih berenang ke salah satu cabang sungai terdekat. Indah memilih untuk naik ke kapal kargo yang ada di pelabuhan. Saat terjatuh, ia hanya bertahan di rantai jangkar. Napasnya satu dua karena luka yang memanjang di tangannya. Tambah lagi, ia masih menggenggam tangan si bocah. Meski tangan itu tidak lagi bisa diangkat, ia masih tidak melepas genggamannya. Sesekali ia melihat ke bawah, ke si bocah untuk melihat kondisinya. Matanya mulai sembab karena tidak melihat adanya reaksi. "Kenapa kau tidak melepasku?" tanya si bocah Indah terengah dan membalas dengan pelan "Aku tidak akan meninggalkanmu," ujarnya. Rasa syukur menambah tenaganya. Ia bahkan menggigit mata rantai agar ia bisa menggunakan tangan lain untuk mengangkat si bocah. "Karena aku sumber kekuatanmu?" tanya si bocah lagi. Nadanya dingin. Indah merasa dirinya dilempar kembali ke awal pertemuan antara dirinya dan si bocah. Masa itu adalah masa di mana ia mengutuk takdirnya, mengutuk tuhan, atau menyalahkan siapapun yang bisa ia tunjuk; tampak atau tidak tampak. Mengingat segala tragedi yang menimpanya jadi alasan untuk merasa terhina dan marah pada dunia. Tapi marah itu pun hanyalah topeng dari ketidakmampuannya menghadapi masalah. Ia tidak punya kekuatan. Menghadapi pemuda bau kencur yang ingin melepas keperjakaan saja ia tidak kuat apalagi menghadapi penjaga bersenjata. Indah ingin kekuatan. Di satu malam saat semua rekannya sedang tidur ia merutuk pada dunia –seperti biasa. Akhirnya doa atau kutukan yang ia panjatkan didengar makhluk yang tertutup tirai dimensi. Di waktu itulah, Indah dan makhluk tersebut saling berikrar. "Perjanjian kita hanya untuk balas dendam dengan membunuh mucikari dan hidung belang," ujar si bocah kembali mengingatkan Indah yang sedang mengingat kembali masa lalu. "Tapi nyatanya, kau menikah." Indah terdiam tak membalas sambil mengangkat si bocah agar bisa menyandarkan kakinya di salah satu mata rantai. "Dan kau menggunakanku untuk menghadapi sesuatu yang bukan target perjanjian kita. Itu dua pelanggaran." "Tiga pelanggaran," ujar Indah sambil memandang ke arah si bocah dengan wajah pasrah. "Aku menyelamatkan seseorang yang bukan korban," tambah Indah, merujuk pada Raga. Si bocah tetap memandang tak berkedip pada Indah. Ia membuang pandangannya ke laut yang gelap lagi dalam. Hanya sinar lampu mercusuar saja yang menyinari permukaan tapi tidak menyelami dalamnya lautan. "Aku harusnya memutus kontrak denganmu," ujar si bocah yang memicingkan mata memandang lautan yang tercemar oleh tetesan darah Indah. "...Betul. Aku pun berpikir begitu." "Manusia itu egois. Itu katamu dahulu sebelum mewujud seperti sekarang. Mereka senang melanggar kontrak... selingkuh." "Apa kau menyesal?" "Pendahuluku saja menyesal." Bibir si bocah tertarik ke arah pipi dan perlahan terbuka seperti jahitan yang membuka tabir. Dari balik jahitan itu menyala merah –spektrum warna yang berfrekuensi terpanjang. "Tapi mereka meminta pengampunan," tambah Indah dengan mata yang puas saat melihat kondisi si bocah yang sudah kokoh berdiri di mata rantai. Mengecil pupil si bocah begitu mendengarnya. "Silahkan. Putuskan kontrak kita," putus Indah sambil terengah. Pelukan Indah pada mata rantai mulai melemah. Waktunya tidak lagi banyak. "Kau..." Indah mulai menutup matanya. "Memangnya kau berhak untuk memutuskan, eh?!" seru si bocah. Deru suaranya memanaskan air di lautan. Buih-buih dan uap membubung naik, menutupi apa yang akan ia lakukan. "Kau hanyalah makhluk hina! Lumpur yang harusnya hidup di kubangan!" "Dan dari kubangan, manusia bisa keluar," jawab Indah yang makin melemah. Senyum kemenangan tersirat dari wajahnya sebelum tertutup oleh uap. "Takkan kubiarkan!" Dari uap itulah kontrak lain tercipta. Indah, mau tak mau, kembali berselingkuh dengan kontrak.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD