Alana wanita ceria yang sukses berkarir di usia dua puluh tujuh tahun, banyak orang yang iri padanya karena di umur yang terbilang muda dia sudah meraih kesuksesan di bidang desainer.
Tapi tidak dengan kedua orang tuanya mereka selalu memintanya untuk segera menikah tapi Alana tidak pernah menanggapi keinginan orang tuanya, bukannya tidak ingin menikah tapi waktunya hanya untuk bekerja, bekerja dan bekerja.
Alana tinggal di apartemen bersama sahabatnya Sumi yang hanya pegawai minimarket, Sumi berbeda dengan Alana dia wanita yang suka berkhayal setiap selesai membaca n****+ romantis.
"Su, tolong matikan lampunya aku tidak bisa tidur!" pinta Alana saat dia sudah bersiap untuk tidur.
"Al, temani aku baca n****+," ajak Sumi yang tidak ingin sendirian terjaga.
"Tidak bisa! Besok aku ada rapat penting dengan Direktur," tolak Alana sembari memejamkan kedua matanya.
"Aku jamin kamu akan ketagihan setelah membacanya juga, percaya padaku!" ucap Sumi sedikit memaksa.
Karena Alana tidak ingin sahabatnya itu berisik dan mengganggunya dengan terpaksa dia mengambil buku n****+ yang ada di tangan Sumi, halaman demi halaman ia baca dan membuatnya sedikit demi sedikit tertarik dengan alurnya.
Sumi yang sudah mengantuk tertidur di samping Alana sedangkan dia masih tetap membaca n****+ romantis yang di rekomendasikan oleh sahabatnya, "Kaisarnya sangat sampah hanya karena tidak memiliki anak dia ingin nikah lagi dan membuang Permaisuri!" gerutu Alana.
***
Pagi pun tiba, Alana yang terbangun agak kesiangan bersiap-siap dengan terburu-buru membuatnya lupa untuk memakan sarapan yang telah di siapkan sahabatnya sebelum berangkat bekerja.
Saat ingin berangkat sebuah pesan salah satu pegawai di kantornya masuk ke gawai miliknya, 'Bu, ada pemberitahuan rapat hari ini di tunda karena istri Direktur masuk rumah sakit.'
"Haaah! Syukurlah." Alana meresa lega setelah membaca pesan dari salah satu pegawainya.
Karena masih penasaran dengan ending Kaisar dan Permaisuri, Alana memutuskan untuk menyelesaikan membacanya sembari berjalan ke kantor.
Saat ingin menyeberang jalan Alana menoleh kanan kiri tidak ada mobil yang melaju dari arah kedua sisi, dia pun melanjutkan langkah kakinya untuk menyebrang ke sisi lain jalan tapi naasnya sebuah bus melaju kencang dari arah kanan langsung menabraknya hingga terpental jauh.
***
Suara tangisan beberapa orang membuat Alana membuka mata, sebuah kamar yang terlihat berbeda dari kamar apartemennya.
"Bukannya aku sudah mati? Atau ini bagian tempat dari syurga?!" batin Alana.
"Yang Mulia, syukurlah anda sudah sadar. Tabib istana mengatakan anda sudah meninggal," ucap salah satu orang yang ada di dalam kamar itu.
"Baginda Kaisar tiba!" teriak penjaga yang berada di luar kamar.
Semua pelayan langsung mundur ke dinding seraya menundukkan kepalanya saat seorang pria asing bagi Alana masuk dan menatapnya dengan dingin.
"Apa ini caramu agar aku tidak menurunkan posisimu karena tidak bisa memberiku putra mahkota?" tanya pria itu.
"Anak? Turun posisi? Aku sama sekali tidak mengerti perkataan pria ini dan juga dia siapa," batin Alana seraya menatap Kaisar.
Alana melihat sekeliling kamar yang bernuansa jaman kuno yang sering di tonton oleh sahabatnya Sumi di laptopnya, dia langsung bangun dan mengambil cermin yang terletak di meja, ia begitu terkejut saat melihat wajah yang sangat cantik dan bukan wajahnya yang kini ada di sisi lain cermin.
"Ini pasti mimpi, ini bukan wajahku," batin Alana lalu mencubit lengannya.
"Ssshh!! Sakit," desis Alana.
"Permaisuri!" panggil Baginda Kaisar pada Alana.
Alana berbalik dan mendekati Kaisar dia menatap suami wanita yang sedang dimasuki oleh jiwanya, potongan ingatan Permaisuri terlintas di kepala Alana dia langsung tersungkur di depan Baginda Kaisar.
Para pelayan dan dayang langsung berlari membantu Alana tapi tidak dengan Kaisar tatapannya seolah mengatakan jika Permaisuri hanya mencari perhatian dengan berbagai alasan.
"Itu ingatan Permaisuri asli," batin Alana.
Bayangan penderitaan hingga seorang wanita mendorongnya jatuh ke danau dan membuat Permaisuri meninggal, lalu disaat yang bersamaan jiwa Alana masuk ke tubuh wanita malang ini.
"Aku akan memberimu waktu dua bulan, jika Permaisuri tidak bisa mengandung dan melahirkan putra mahkota maka Permaisuri akan turun tingkat menjadi selir," ucap Kaisar.
Kaisar pun pergi meninggalkan kamar Permaisuri, Alana tampak kesal mendengar ucapan yang semena-mena dari Kaisar, "Dasar pria gila, memangnya tidak melahirkan putra mahkota harus menderita?!" gerutu Alana penuh kekesalan.
Permaisuri Qi Mei adalah putri tunggal dari perdana menteri Qi Mian, dia putri yang lemah lembut, dan baik. Dia menjadi Permaisuri disaat usia tujuh belas tahun, kini pernikahannya dengan Kaisar Zhao Zhang sudah berjalan lima tahun tapi belum juga melahirkan putra mahkota, itulah kenapa Permaisuri belum diangkat menjadi Ratu.
Potongan kenangan Permaisuri asli muncul di ingatan Alana, berbagai cara di lakukan Permaisuri agar bisa mengandung putra mahkota termasuk meminum berbagai obat herbal.
"Aku harus tahu masa menstruasi Permaisuri dulu, setelah itu baru pikirkan untuk hamil. Yang perlu aku lakukan membuat Kaisar gila itu mencintai Permaisuri," ucap Alana.
"Dayang Choi, kita pergi jalan-jalan," ajak Alana.
"Yang Mulia masih dalam tahap pemulihan, Yang Mulia harus menjaga kesehatan."
"Ya Tuhan, kenapa aku harus bereinkarnasi ke tubuh dari jaman kuno. Untung saja aku sudah belajar bahasa jaman dulu saat kuliah," batin Alana.
"Demi hidup bahagia dan tenang di hari tua kelak, aku harus melakukan banyak hal untuk membuat Kaisar gila itu bertekuk lutut di hadapanku," ucap Alana sembari tersenyum.
Alana dan dayang Choi beserta para pelayan keluar dari Istana Merak sekedar untuk jalan-jalan, "Dayang Choi, istana Kaisar dimana?" tanya Alana membuat dayang Choi terkejut, tiba-tiba Permaisuri lupa jalan ke Istana Surga.
"Ah, aku sedikit lupa mungkin karena efek dari jatuh ke danau waktu itu," ucap Alana seraya tersenyum canggung.
Dayang Choi langsung percaya perkataan Alana dia langsung menuntunnya ke Istana Surga, Alana terlihat kagum melihat Istana yang sangat besar dari Istana Merak, begitupun dengan halamannya yang luas.
Saat Alana berjalan menuju tangga seorang putri juga masuk ke pekarangan Istana Surga dengan percaya diri yang besar, putri itu menghampiri Alana yang sudah berada di depan tangga.
"Ada perlu apa Permaisuri datang ke Istana Surga?" tanya putri itu.
"Kamu siapa?" tanya Alana balik.
Semua orang yang ada disana terkejut mendengar ucapan Alana yang tidak mengenali Putri Wen Zie sepupu dari ibunya.
"Yang Mulia, Tuan Putri adalah sepupu dari ibu anda dan namanya Putri Wen Zie," jawab dayang Choi, Alana hanya mengangguk seolah mengerti ucapan dayang Choi.
Alana kembali ingin melangkah menaiki tangga tapi di halangi oleh Putri Wen, dia menatap Putri Wen dengan tatapan kesal seakan ingin mendorong dari hadapannya.
"Permaisuri sudah dilarang oleh Baginda Kaisar untuk menginjak Istana Surga," ucap Putri Wen.
"Menyingkir dari hadapanku, atau aku benar-benar akan mendorongmu," balas Alana dengan tatapan dinginnya.
Putri Wen terkejut melihat tatapan Permaisuri yang tidak takut sama sekali, tatapan yang seolah menandakan jika Permaisuri bukan lagi yang dulu.