When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
05:30 WIB Pantai Indah Kapuk(PIK). Disebuah kavling perumahan mewah, dalam suasana pagi yang tenang. Tiba-tiba terdengar suara tembakan yang memecahkan ketenangan. Suara tembakan itu terdengar dari sebuah rumah mewah berlantai tiga yang terletak di tepi pantai. Tepatnya di kediaman Leon Wardana. Mendengar suara tembakan itu, semua anak buah Leon berhamburan berlari ke kamar sang bos dengan menenteng senjata masing-masing. Leon keluar dari kamar menggendong tubuh Jovita yang sudah bersimbah darah, bahkan membanjiri pakaiannya, darah segar itu memenuhi wajah cantik Jovita. Bahkan menetes sepanjang jalan, di mana Leon berlari membawa Jovita turun dari lantai tiga. Tetesan darah itu bukan hanya dari luka Jovita, tetesan darah juga mengalir dari luka tembak yang dialami Leon. “Ambilkan M