When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Masih di rumah sakit. Leon masih menunggu dengan wajah menegang di luar ruangan operasi, ia terlihat sangat sangat gugup melihat Jovita terluka parah. Sementara Jovita Hara masih dalam penanganan dokter, saat para dokter melihat luka di leher Jovita, mereka saling menatap. Hal itulah Leon menarik napas dengan susah payah, saat melihat reaksi para dokter itu , wajah Leon menegang bahkan ia merasa dadanya terasa di penuhi ribuan batu. Ia masih berdiri di samping ruangan operasi Jovita, melihat para team dokter menangani Jovita, saat ia berdiri beberapa menit, pandangan matanya mulai kabur dan kepala terasa sangat pusing. Akhirnya Leon tumbang juga. Iwan dan Rikko membopong tubuh Bosnya dan berteriak meminta bantuan dokter, maka, ia juga masuk ke ruangan di mana Jovita mendapat penangan