When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Leon masih berbaringa mengecup ujung kepala Hara dan memeluk erat, mengusap perut Hara. Wanita cantik itu tidak menolak. “Pak Leon!" “Jangan panggil aku dengan sebutan Bos, Pak. Nona Hara! Kamu berbeda dari mereka semua." “Lalu ….? Aku apa?” tanya Hara. “Kamu ratuku.” Hara tertawa saat Leon menyebutnya Ratu. “Kalau aku ratu berarti kamu raja?” “Iya” “Maka itu Hara-” “Pak Leon aku baru ingat,” potong Hara dengan cepat, ia tahu, Leon ingin mengajaknya menikah. Leon menarik napas panjang. ‘Baiklah kamu masih ingin menolakku, baiklah untuk saat ini, aku masih bisa bertahan dari penolakan darimu, tapi jika kamu terus menolakku jangan salahku membawamu paksa ke hadapan ketua adat kami, untuk memaksamu menikah’ apa yang jadi milikku akan tetap jadi milikku’ ucap Leon dalam hati. “Pak