When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Piter lelaki berumur empat pulu tujuh tahun. Ia lelaki yang baik dan bertanggung jawab, melihat Hara sedih, ia merasa bersalah. Ia mendekat dan mengusap punggung tangan Hara, baginya gadis muda itu, sudah seperti keponakan, ia bisa merasakan kesedihan yang Hara rasakan. Rasa sakit kehilangan orang yang dicintai semakin terasa sakit, apa lagi orang yang menghabisi keluarganya bebas berkeliaran , ia bisa mengerti perasaan sakit hati dan dendam. “Kamu ingin aku melakukan apa?” tanya Piter dengan sabar. “Bantu aku untuk menghabisi lelaki tua itu, Om” “Baiklah, kalau itu yang kamu mau, serahkan semua samaku, kamu fokus pada kesehatan bayimu saja," ucap Piter. “Aku membencinya, sama seperti membenci Leon dan Bokoy, dia aib, dia anak di luar pernikahan, apa yang perlu di banggakan dari itu